UNAIR NEWS – Mengenal lebih lanjut psikologi komunitas, Webinar bertajuk “Berkenalan dengan Community Efficacy dan Belajar Mendesain Intervensi Sosial” disukseskan pada Kamis 12/10/2023 melalui ZOOM. Webinar ini merupakan rangkaian acara dari Psychofest yang diusung oleh BEM KM Psikologi UNAIR. Hadir dalam acara itu sebagai pembicara, Iqbal Prasetyo S Psi M Psi T selaku content creator edukasi psikologi.
“Saya sangat senang dengan tema kita hari ini yang belajar tentang community efficacy. Jadi tidak hany muluk-muluk tentang perihal individu saja, juga belajar mengenai bagaimana psikologi itu digunakan dalam konteks komunitas,” ujar Gery selaku wakil ketua BEM KM Psikologi.
Mengenal Psikologi Komunitas
Psikologi komunitas merupakan cabang psikologi yang memandang perilaku manusia bukan disebabkan oleh aspek internal saja, manusia dapat berperilaku dipengaruhi konteks sosial. Prasetyo turut mengutarakan kekhawatirannya atas studi psikologi di Indonesia yang masih berputar pada tiga cabang besar, yakni psikologi klinis, psikologi industri dan organisasi, serta psikologi pendidikan.
“Pelajaran mengenai psikologi sosial dan psikologi komunitas terutama, itu sangat jarang dibahas di Indonesia. Oleh karena itu, saya ingin mengenalkan psikologi komunitas kepada teman-teman,” jelasnya.
Fokus pada psikologi komunitas ada pada bagian riset dan melakukan aksi. Kedua hal tersebut tergabung pada metode action research, dimana psikolog komunitas ketika melakukan riset, mereka juga turut menyelesaikan masalah yang menjadi riset mereka.
“Riset-riset dari psikologi komunitas tidak hanya berfokus pada variabel a dan variabel b saja. Tapi juga untuk mengetahui variabel a dan variabel b juga masalah yang ada di lapangan,” tuturnya.

Intervensi Sosial dan Collective Efficacy
Intervensi sosial dapat didefinisikan sebagai strategi (atau prosedur) yang ditujukan untuk mempengaruhi perilaku individu dengan tujuan meningkatkan fungsi sosial mereka. Menurutnya, intervensi sosial pada psikologi komunitas dapat melalui dua cara.
Yakni preventif atau intervensi untuk mencegah munculnya disorder pada anggota komunitas dengan memperhatikan risk factor, dan promotif atau intervensi untuk meningkatkan wellness dan competence melalui faktor protektif.
Collective efficacy merupakan konsep dimana di dalam suatu kelompok itu terdapat sumber daya (seperti kemampuan, usaha, dan lainnya) kolektif yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah di dalam komunitas tersebut.
Prasetyo sempat menyinggung permasalahan judi online, ia berpendapat bahwa tidak semua tanggung jawab dilempar pada pelaku. Bisa saja, lingkungan mereka yang memaksa mereka melakukan judi online. Seperti ada anggapan di lingkungan mereka bahwa melakukan judi online dianggap keren dan semacamnya.
“Masalah di dunia itu banyak banget, tapi kita itu ga perlu untuk mengubah dunia. Intervensi kita tidak harus dapat menyelesaikan suatu masalah yang besar seperti kemiskinan struktural. Sebagai intervensionis, kita bisa start small nanti lama-lama bisa snowball menjadi skala besar,” tutupnya. (*)
Penulis : Muhammad Naqsya Riwansia
Editor : Feri Fenoria