Universitas Airlangga Official Website

Public Speaking, Catat 3V sebagai Kunci Sukses Ala Alumnus UNAIR

Silkania Swarizona SIP MIP CPS saat menyampaikan materi public speaking (Foto: SS Youtube)

UNAIR NEWS – Direktorat Pengembangan Karir, Inkubasi Kewirausahaan, dan Alumni (DPKKA) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar Airlangga Career and Internship Club bertema “Public Speaking as Essential Skill in 4.0 Era” pada Kamis (31/8/2023). Webinar rutin kali ini menghadirkan narasumber Silkania Swarizona SIP MIP CPS, presenter berita TVRI sekaligus alumnus UNAIR.

Dalam sesi pemaparan, Silkania menuturkan bahwa public speaking di masa sekarang menjadi kemampuan yang harus setiap orang miliki. Berbeda dengan komunikasi sehari-hari, public speaking bertujuan menyampaikan pesan kepada khalayak ramai sehingga aktivitas ini tentu bukan hal yang mudah.

Menurut Silkania, tantangan yang sering komunikator hadapi ketika berbicara di hadapan umum, yakni mengatasi rasa takut. Selain itu, lanjutnya, penguasaan materi dan penyesuaian diri dengan audiens.

“Penyesuaian diri penting untuk menarik perhatian audiens. Bagi kita yang belum tahu siapa audiensnya, maka bisa mengamati dan membangun suasana yang menyenangkan terlebih dahulu,” ujar alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik itu.

Lebih lanjut, ia mengacu pada riset Albert Mehrabian mengenai tiga komponen dalam public speaking. Komponen tersebut terdiri atas visual, vokal, dan verbal yang disingkat sebagai 3V.

1. Visual

Silkania mengatakan, visual menjadi elemen utama keberhasilan proses komunikasi. Beberapa hal yang harus komunikator perhatikan pada visual meliputi gestur atau gerak tubuh, kontak mata, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh.

“Komunikasi itu sebenarnya 10 persen pesan tersampaikan, 90 persen sisanya kesan yang audiens terima dari komponen visual, termasuk penampilan. Jadi usahakan kita berpenampilan sopan, buat kesan menarik dengan menatap lawan bicara sebagai bentuk menghargai,” terangnya.

2. Vokal

Komponen kedua dalam latihan berbicara di hadapan umum adalah vokal. Ia menyebut, vokal berhubungan dengan besar kecilnya suara, penggunaan filler words, intonasi, penekanan kata, hingga energi yang tersalurkan kepada audiens.

3. Verbal

Terakhir, kata Silkania, public speaking yang baik mengandung komponen verbal yang teratur, terstruktur, dan terukur. Artinya, suatu topik diawali dengan pembuka yang dapat memuat pernyataan, pertanyaan, data atau fakta, cerita, kutipan, dan humor. Kemudian, isi serta penutup berupa kesimpulan, kritik atau saran, ajakan, kutipan, bahkan renungan.

Dosen Universitas Negeri Surabaya itu juga menekankan, kemampuan berbicara di depan umum sejatinya dapat dilatih. Setiap orang mampu berkomunikasi dengan menyesuaikan tujuan dari komunikasi itu sendiri yang dapat bersifat menginformasikan, menjelaskan, menghibur, mempengaruhi, atau meyakinkan audiens.

“Memang public speaking itu ada yang bakat atau secara genetik seseorang memiliki kemampuan lebih mudah engage dengan orang lain. Namun, public speaking bisa dilatih dengan semakin tinggi jam terbang, maka semakin kita percaya diri,” pungkasnya.

Penulis: Sela Septi Dwi Arista

Editor: Nuri Hermawan