UNAIR NEWS – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Mercusuar Universitas Airlangga (UNAIR) sukses menggelar perayaan Puncak SUAR 2024 Aula Cendrawasih, Kampus Dharmawangsa-B UNAIR, pada Kamis (6/9/2024). Acara itu menyajikan suguhan menarik, seperti pameran jurnalistik, sastra dan seni, pemutaran film, hingga sesi diskusi kritis. Mahasiswa berbagai lintas fakultas turut hadir meramaikan puncak selebrasi bernuansa sejarah budaya tersebut.
Acara ini mengusung tema Selebrasi Kultural Indonesia. Cahya Surya, selaku ketua pelaksana mengungkapkan pemilihan tema tersebut berkaitan dengan situasi generasi muda saat ini yang minatnya mulai menurun terhadap isu-isu kebudayaan. Oleh karena itu, acara ini bertujuan untuk menjadi ruang kreatif yang mewadahi beragam karya seni dan diskusi intelektual.
“Setelah banyak naik turunnya dalam mempersiapkan acara ini, akhirnya bisa terlaksana juga. Kami sebagai pers yang independen akan terus mengawal isu-isu kampus maupun luar kampus tidak terkecuali isu kebudayaan ini terpilih agar semakin membukakan mata kita dalam melihat sekitar, adat tradisi, dan masyarakat, “ ujar Cahya.
Diskusi Ludruk
Rangkaian acara Puncak SUAR 2024 berlangsung meriah. Pengunjung dapat menikmati pameran jurnalistik, koleksi fotografi, dan karya-karya khas klasik. Selain itu, terdapat juga nonton bareng (nobar) kesenian tradisional Jawa Timur Ludruk, Dahulu, Kini, dan Nanti. Nobar itu kemudian berlanjut dengan diskusi bersama pemantik dari Fakultas Ilmu Budaya UNAIR dan Media Kompas. Kedua pemateri membahas relevansi ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa dalam konteks modern.
Dosen Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia UNAIR Puji Karyanto SS MHUM menyebut bahwa penurunan popularitas kesenian tidak ada hubungannya dengan globalisasi Menurut Ki Puji, sapaan akrabnya, globalisasi seharusnya dapat menjadi peluang untuk membuat kesenian Indonesia semakin berkembang.
“Seni tradisi semestinya juga perlu meregenerasi, melihat tren, dan selera publik agar dapat tersampaikan secara efektif. Globalisasi jangan dianggap seperti hantu yang menakutkan. Kalau ludruk mulai menurun, bahkan ditinggalkan itu bukan semata-mata karena globalisasi. Ubah supaya kita tidak selalu menyalahkan hal itu.”
Audiens memberikan respons positif terhadap perayaan Puncak SUAR 2024. Salah satu peserta, Nadirah mangaku terkesan karena acara ini berhasil menggabungkan seni modern dan tradisional dalam satu panggung. “Menarik sekali Mercusuar ini mengangkat tema kultural sembari merayakan ulang tahun, kami pun bisa tahu dan mendapat tontonan film ludruk yang menarik ini,” tutur Nadirah.
Penulis: Nur Khovivatul Mukorrobah
Editor: Edwin Fatahuddin