UNAIR NEWS – Pusat Pengelolaan Dana Sosial (PUSPAS) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menggelar program tahunan melalui kegiatan Kemilau Ramadan. Tahun ini, acara tersebut menyajikan talkshow dengan tema Bersinar Sejak Muda: Investasi Emas, Masa Depan Puas. Kegiatan itu sukses terlaksana di Ruang Majapahit, Gedung ASEEC Tower, Kampus Dharmawangsa-B, UNAIR, pada Jumat (14/3/2025).
Dr Prawitra Thalib SH MH ACIArb selaku Sekretaris PUSPAS UNAIR turut memberikan sambutan. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara ibadah dan aspek materi dalam Islam. “Islam tidak hanya mengajarkan untuk taat kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya, tetapi juga menjadi kaya agar bisa digunakan untuk kebaikan. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lainnya,” ujarnya.
Demi mencegah perilaku konsumtif pada generasi muda, Dr Prawitra berharap tema talkshow itu dapat menyempurnakan kehidupan antara dunia dan akhirat. “Mari saling menyempurnakan dan memperbaiki. Sempurna secara akidah, akhlak, dan materi yang membawa kebermanfaatan, kemaslahatan, dan keberkahan bagi semua,” tuturnya.
Keunggulan Investasi Emas
Gelaran talkshow itu mengedukasi mahasiswa mengenai pentingnya investasi emas sejak dini sebagai strategi keuangan yang aman dan berkelanjutan. Salah satu pembicara, Tri Retno Cahyawati, Sales Distribution Head dari OCBC Syariah, mengupas tuntas mengenai keunggulan investasi emas bagi generasi muda.
Dalam paparannya, Retno menyoroti tantangan finansial sandwich generation, yakni kondisi di mana generasi muda harus menopang kebutuhan ekonomi keluarga. Untuk menghadapi tantangan tersebut, Retno menekankan bahwa investasi emas bisa menjadi solusi keuangan yang lebih stabil dan minim risiko dibandingkan instrumen lain.
“Masa depan yang cerah bukan hanya soal mimpi, tetapi juga soal strategi. Investasi emas bisa dilakukan dalam jangka panjang dan bisa mulai dari angka yang kecil dulu,” jelasnya.
Retno juga menambahkan bahwa generasi muda sering kali ingin mencoba investasi dengan return tinggi seperti kripto tanpa memahami risikonya. Padahal, investasi melalui emas terbilang lebih stabil dan tidak terdampak inflasi secara signifikan.
Lebih lanjut, Retno memaparkan transformasi investasi emas yang kini lebih mudah diakses melalui digitalisasi. Pegadaian dan OCBC Syariah telah bekerja sama untuk menyediakan tabungan emas digital, sehingga investasi tidak lagi terbatas pada emas fisik. “Konsep tabungan emas digital memungkinkan kita bisa membeli emas dengan nominal kecil, bahkan mulai dari Rp10.000,” ungkapnya.
Strategi Kelola Finansial
Selain itu, Retno juga menyoroti perbedaan investasi emas konvensional dan digital. Dahulu, emas identik dengan perhiasan dan simbol status sosial, tetapi kini konsepnya berubah. Menurutnya, emas bentuk fisik atau konvensional memiliki risiko penurunan harga saat dijual kembali. Sebaliknya, emas digital menawarkan kemudahan dalam transaksi dan penyimpanan tanpa kehilangan nilai akibat potongan harga.
Retno pun mengingatkan bahwa dalam berinvestasi, penting untuk menerapkan strategi pengelolaan keuangan yang sehat. Ia menyarankan prinsip 80:20, yaitu 80% simpanan dalam bentuk cash money dan 20% untuk investasi.
Sebagai penutup, Retno menekankan bahwa investasi emas adalah langkah awal menuju kemandirian finansial. “Jangan takut memulai dari yang kecil karena yang terpenting investasi harus dilandasi ilmu dan perhitungan yang matang,” tutup Retno.
Penulis: Nur Khovivatul Mukorrobah
Editor: Khefti Al Mawalia