n

Universitas Airlangga Official Website

Raih 8 Medali di Kejuaraan Nasional UTI-Pro Sleman Cup

UNAIR
Delegasi UKM Taekwondo UNAIR meraih 3 medali emas, 4 medali perak, dan 1 medali perunggu dalam kejuaraan nasional Bupati Cup Sleman III yang berlangsung 21-22 April lalu di Gor Triadi, Sleman. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menorehkan prestasi. Kali ini, prestasi itu diperoleh lewat ajang kejuaraan nasional Bupati Cup Sleman III yang berlangsung 21-22 April lalu di Gor Triadi, Sleman. Dalam kompetisi itu, delegasi UNAIR berhasil membawa pulang 3 medali emas, 4 medali perak, dan 1 medali perunggu.

Bupati Cup Sleman III adalah kejuaraan yang diselenggarakan oleh Universal Taekwondo Indonesia Profesional (UTI Pro) Sleman. Dalam pertandingan itu, atlet UNAIR yang berhasil merebut medali antara lain tim Poomsae yang terdiri dari Devi Himawan (emas), Mitra Teguh (perak), Nindya Athik (perunggu), dan tim Kyorugi yang terdiri dari Indah Indriana (perak), Febby Gustami (perak), Arinda (perak), dan Khansa (emas).

Kompetisi itu terbagi menjadi dua kelas. Pertama, kelas kyorugi (fighting) yang dikelompokkan berdasarkan berat badan. Kedua, kelas poomsae (seni) yang digolongkan berdasarkan usia. Mengingat kejuaraan ini merupakan kejuaraan kelas professional, maka untuk mendapatkan medali emas, perak, dan perunggu diberlakukanlah sistem gugur. Atlet yang berhasil memenangkan pertandingan otomatis  akan melanjutkan ke babak semifinal hingga final.

“Sebelum pertandingan kami rutin melaksanakan training. Dalam satu hari para atlet latihan sebanyak tiga kali, yaitu subuh pukul 05.00 – 6.30, setelah itu kuliah, selanjutnya sore pukul 15.00 latihan lagi sampai pukul 17.00 dan dilanjutkan dengan latihan malam pukul 19.00 – 22.00 bahkan lebih lebih untuk mendapat evaluasi dari pelatih,” ujar Indah Indriana, salah satu atlet.

Guna menjaga kedispilinan dan komitmen, dalam satu bulan menjelang pertandingan para atlet diwajibkan mengikuti latihan. Konsekuensi jika tidak mengikuti satu kali latihan yaitu tidak akan diturunkan dalam kompetisi tersebut.

“Hal itu dilakukan selama satu bulan lebih dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan fisik, kemampuan dalam menguasai teknik secara baik dan benar, serta menjaga kedisiplinan dan komitmen,” tutur Indah.

Diperlukan adanya niat yang kuat agar tetap bertahan di tengah latihan yang cukup melelahkan. Sebuah motivasi yang diingat yakni motivasi dari sang pelatih Hidayat S. Akbar yang mengatakan bahwa pertandingan di arena bukan hanya soal fisik, tetapi juga mental.

“Kalau kalian berhenti hanya sebatas itu saja, maka itulah mental kalian yang sesungguhnya. Saya tidak mau kalian hanya menjadi samsak di arena. Oleh karena itu, kalian harus membentuk mental kalian jadi mental juara. Kalah menang tidak masalah, tapi berikan perlawanan yang sebanding pada lawan kalian. Jangan menyerah begitu saja,” ungkap mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) itu ketika menirukan kata-kata pelatihnya. (*)

Penulis : Pradita Desyanti

Editor: Binti Q. Masruroh