UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali cetak prestasi dalam bidang riset dan keilmuan. Pasalnya, Journal of Information System Engineering and Business Intelligence (JISEBI) yang Program Studi S1 Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) kelola berhasil mendapatkan indeksasi Scopus menyusul tujuh jurnal terbitan UNAIR lainnya.
Di antaranya, Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan milik Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK),Asian Journal of Accounting Research milik Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Dental Journal milik Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Jurnal Ners milik Fakultas Keperawatan (FKP), Indonesian Journal of Health Administration dan Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), serta terakhir Jurnal Yuridika milik Fakultas Hukum (FH).
Kali ini, UNAIR NEWS berhasil melakukan wawancara dengan Dr Indra Kharisma Raharjana SKom MT selaku Editor-in-Chief dan Nasa Zata Dina SKom MKom MSc selaku Deputy Editor-in-Chief Jurnal JISEBI pada Kamis (11/5/2023).
Perjalanan JISEBI Menuju Cakrawala Dunia
Dosen program studi Sistem Informasi itu menyampaikan sejarah panjang perjalanan JISEBI hingga berhasil meraih indeksasi dari Scopus. Menurutnya, Jurnal JISEBI lahir pertama kalinya pada tahun 2015 “Dulu awal mulu Jurnal JISEBI terbentuk langsung mencanangkan goal agar dapat terakreditasi sebelum berusia lima tahun,” ujar Indra.
Usaha dari tim editorial berbuah hasil karena JISEBI berhasil meraih akreditasi dari Science and Technology Index (SINTA) 2 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KEMENDIKBUD) pada tahun 2018.
Kemudian, Jurnal JISEBI kembali meraih prestasi, yaitu berhasil mendapatkan Hibah Pengelolaan Jurnal Elektronik Menuju Terakreditasi dan Bantuan Pengelolaan Jurnal Elektronik Menuju Bereputasi Internasional oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 2018. Tak puas sampai di situ, alih-alih para rekan tim Jurnal JISEBI berusaha mencanangkan internasionalisasi akreditasi di tahun yang sama untuk meningkatkan kualitas dari Jurnal JISEBI.
“Sebenarnya pada tahun 2018 merupakan tahun paling menantang dalam kepengurusan ini. Karena Jurnal JISEBI mengejar banyak target pada tahun tersebut,” tutur Indra.
Usaha tersebut, lanjutnya, mendapatkan angin segar bagi Jurnal JISEBI untuk meningkatkan kualitas jurnal dengan mendapatkan hibah dari Dikti untuk akreditasi. “Di sinilah, para pengurus jurnal berusaha untuk mengundang para akademisi dari luar negeri. Tujuannya agar JISEBI mampu menjadi jendela cakrawala dalam bidang riset di internasional,” tambahnya.
Demi memperluas jangkauan Jurnal JISEBI, para tim editor melakukan submission akreditasi di Scopus pada tahun 2020. Namun, pada saat itu Scopus memberikan JISEBI kesempatan untuk melakukan revisi terhadap berkas-berkas administrasi selama dua tahun. Alih-alih berputus asa, tim editor kembali mendaftarkan jurnal JISEBI ke Scopus dan berhasil meraih hasil pada bulan Maret 2023.
“Waktu itu kami mendapatkan balasan e-mail dari Scopus bahwa JISEBI telah diterima untuk indeksasi di sana pada bulan Maret lalu. Sebelumnya, kami pernah melakukan submission bersama untuk mencoba apakah bisa terindeks Scopus. Namun, pada saat itu belum diterima pada tahun 2020. Kemudian Scopus memberikan kesempatan dua tahun untuk memperbaiki. Alhamdulillah membuahkan hasil dengan jangka waktu sekitar tiga bulan dari proses submit,” ujar Nasa.
Peningkatan Kualitas
Sebelumnya, JISEBI telah berhasil meraih indeks dari Indonesia One Search, Scilit, Garuda, BASE, DOAJ, Sinta, Crossref, Dimensions, EBSCO, dan terbaru Scopus. Indra menyampaikan bahwa selanjutnya akan mendaftarkan JISEBI ke Science Citation Index Expanded (SCIE) yang Web of Science (WoS) kelola.
Indra menyampaikan bahwa tim editorial JISEBI akan terus meningkatkan kualitas. “Dari sini, kami akan berkomitmen untuk mempertahankan kualitas dari Jurnal JISEBI. Yaitu dengan menjaga substansi jurnal oleh para reviewer dan konsistensi tim editor,” pungkas dosen program studi Sistem Informasi UNAIR itu.
Lebih lanjut, Nasa juga menyampaikan bahwa sebelumnya JISEBI melakukan double filter terhadap artikel yang masuk untuk memonitoring kualitas penerbitan.
“Pada saat artikel masuk akan di cross check dulu oleh para editor sebelum dikirimkan ke reviewers. Di sini, kita sangat teliti dalam filter artikel yang masuk. Kita hanya menyalurkan artikel yang sesuai dengan standar JISEBI kepada reviewer untuk memastikan kontennya berkualitas,” ujar akademisi FST UNAIR itu.
Pada akhir sesi wawancara Indra berharap JISEBI mampu menjadi rujukan penelitian dan memberikan dampak positif terhadap para akademisi. “Semoga ini adalah awal dari mimpi JISEBI untuk meninggalkan legacy yang baik kepada kemanusiaan, peradaban, dan moralitas,” tutupnya. (*)
Penulis: Aidatul Fitriyah
Editor: Binti Q Masruroh