Universitas Airlangga Official Website

Rangkul Keberagaman, AGE dan ISA UNAIR Gelar Festival Makanan Internasional

Penyelenggaraan Festival Makanan Internasional oleh AGE dan ISA UNAIR. (Foto: Istimewa)
Penyelenggaraan Festival Makanan Internasional oleh AGE dan ISA UNAIR. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWSAirlangga Global Engagement (AGE) bersama International Student Association (ISA) menggelar kegiatan ‘International Student’s Food Festival’ pada Rabu (3/5/2023) di Ruang Sriwijaya, Lantai 5 ASEEC Tower, Kampus Dharmawangsa-B, Universitas Airlangga. Bertema Enjoy the Diversity of Cuisine from Different Countries, kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan ragam makanan khas dari negara asal mahasiswa asing yang berkuliah di Universitas Airlangga. 

Hadir dalam kegiatan, Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi Prof Muhammad Miftahussurur dr MKes SpPD KGEH PhD FINASIM menyambut kedatangan seluruh tamu undangan dengan berbahagia. Ia mengatakan, kegiatan festival makanan tersebut merupakan kesempatan bagi semua orang untuk berbagi dan belajar kebudayaan satu sama lain. 

“Kegiatan festival makanan ini merupakan bentuk perayaan dari perbedaan budaya yang kita miliki,” ucapnya. 

Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa Universitas Airlangga akan terus berkomitmen untuk mempromosikan nilai keberagaman dan inklusivitas dalam berbagai aspek, baik itu program akademik maupun aktivitas mahasiswa. 

“Kita yakin, dengan merayakan perbedaan, kita bisa belajar dari yang lain dan membangun hubungan yang lebih kuat. Kita juga yakin kegiatan-kegiatan seperti ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang inklusif. Kedepannya, saya menyarankan kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan setiap tahun dan lebih atraktif tentunya,” tutur Miftah. 

Testimoni Peserta Makanan Internasional

Kemudian, pihak UNAIR News berkesempatan untuk mewawancarai salah satu mahasiswa asing yang hadir dalam festival tersebut. Ia adalah Mohammed Mareai, mahasiswa program studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) asal Yaman. 

Lelaki yang akrab disapa Mareai itu mengungkapkan, Universitas Airlangga telah menyelenggarakan banyak program yang berfokus pada bidang kebudayaan. Kegiatan festival makanan ini adalah salah satu program yang unik dan menarik baginya. 

“Saya selalu senang menghadiri kegiatan kebudayaan seperti ini. Kita semua bisa berbagi dan peduli tentang kebudayaan. Kita bisa memiliki rasa toleransi yang lebih melalui kegiatan seperti ini. Jadi, istilahnya kita mengenal orang lain melalui budaya,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, Mareai juga menceritakan hal menarik yang ia alami selama menjalankan puasa pertama di Indonesia. Ketika Ramadan, masyarakat Yaman mengubah waktu tidur mereka. Mereka dapat tidur hingga siang hari dan melakukan aktivitas setelahnya. Berbeda dengan Indonesia, semua aktivitas tetap berjalan normal seperti biasanya. 

“Jadi, jika aku bangun pagi di Yaman, tidak ada orang di pasar ataupun di mana-mana karena semuanya masih tidur. Tapi di Indonesia, kita beraktivitas seperti biasanya. Kadang aku kesulitan bangun, apalagi saat ada kuliah pagi,” guraunya. 

Sebagai informasi tambahan, ada 7 jenis makanan internasional yang dipamerkan dalam kegiatan tersebut di antaranya makanan khas Indonesia, Malaysia, Afghanistan, Gambia, Yaman, Belanda, dan Uzbekistan. (*) 

Penulis: Rafli Noer Khairam

Editor: Khefti Al Mawalia