Universitas Airlangga Official Website

Recombinant Secretory Leukocyte Protease Inhibitor Untuk Penyembuhan Luka

Foto by Alodokter

Salah satu masalah pada luka pada kulit yang masih tidak dapat diatasi adalah penyembuhan yang tertunda. Penyembuhan yang tertunda terjadi karena proses keradangan yang berlangsung lama. Sangat penting untuk mewaspadai beberapa kemungkinan komplikasi yang disebabkan oleh gangguan penyembuhan. Penyembuhan luka adalah proses yang kompleks di mana aktivitas bio-seluler dan bio-kimia terjadi terus menerus yang melibatkan serangkaian reaksi dan interaksi antara sel dan mediator, yang bertujuan untuk mengembalikan integritas jaringan yang rusak . Dalam kasus luka pada kondisi diabetes, luka akan sulit disembuhkandan menciptakan penyembuhan yang tertunda, sehingga diperlukan biomaterial yang diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan luka.

Salah satu bahan untuk mempercepat penyembuhan luka adalah membran amnion. Membran amnion ini mengandung secretory leukocyte protease inhibitor (SLPI). Karena konsentrasi fisiologis SLPI membran amnion ditemukan dalam jumlah kecil, perlu untuk memperoleh dalam jumlah besar, yaitu menggunakan rekombinan dengan menggunkan bakteri Escherichia coli. SLPI yang dihasilkan dalam proses ini disebut recombinant secretory leukocyte protease inhibitor (rSLPI). SLPI sendiri mampu menekan monosit, matrix-metallo-proteinase (MMP), mengandung faktor pertumbuhan seperti fibroblast growth factor 2 (FGF-2) sehingga mampu meningkatkan proliferasi fibroblast dan kolagen pada luka, dan menghambat jalur inflamasi melalui penghambatan pembentukan mediator radang seperti interleukin 1 (IL-1) dan interleukin 6 (IL-6).

Penelitian saat ini, menggunakan rSLPI dengan dosis 0.06 dan 0.04 cc pada model luka pada kulit, mampu meningkatkan pembentukan FGF-2 yang signifikan pada luka dan menghambat pembentukan mediator radang seperti IL-1 dan IL-6. Kedua mekanisme ini mampu memperbaiki dan mempercepat proses pembentukan luka yang terjadi.

rSLPI adalah protein yang mampu menghambat protease, mengontrol aktivitas bakteri, memiliki sifat antiinflamasi, dan mampu menghambat matriks metalloproteinase yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Dengan pemberian rSLPI pada luka, rSLPI akan mengakibatkan sel inflamasi yaitu sel makrofag, mengekspresikan CD163, sehingga mampu mengendalikan proses kerangan dengan menghambat pemmbentukan IL-1 dan IL-6. Melalui proses ini, maka makrofag selanjutkan dapat menghasilkan prekursor untuk aktivasi fibroblast dan sintesis kolagen yang diperlukan untuk penyembuhan luka yaitu FGF-2. Penelitian ini memberikan harapan bahwa SLPI dalam diproduksi dalam jumlah tertentu menggunakan suatu bakteri, dan mampu menghasilkan rSLPI yang berpotensi untuk proses penyembuhan luka.

Penulis: Elly Munadziroh

Tulisan lengkap kami dapat dilihat pada

E. Munadziroh, G.A.Putri, V.Ristiana, T.H. Agustantina, I.Nirwana, F.A. Razak, M.D.C. Surboyo. 2022. The role of recombinant secretory leukocyte protease inhibitor to CD163, FGF-2, IL-1 and IL-6 in the skin wound healing.

Website: https://www.dovepress.com/the-role-of-recombinant-secretory-leukocyte-protease-inhibitor-to-cd16-peer-reviewed-fulltext-article-CCID