Universitas Airlangga Official Website

Rektor UNAIR Imbau Wisudawan untuk Selalu Berevolusi

Foto: Imam Ariadi

UNAIR NEWS Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar Wisuda Periode 231 yang dilaksanakan pada Minggu (5/3/2023) bertempat di Airlangga Convention Center. Sebanyak 1311 mahasiswa diwisuda pada hari kedua ini.

Dalam sambutannya, rektor UNAIR Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak mengajak wisudawan dan undangan yang hadir untuk senantiasa bersyukur. “Nikmat Tuhan mana lagi yang kita dustakan. Rasanya nikmat demi nikmat serta rahmat selalu dianugerahkan dalam berbagai macam bentuk,” ujarnya.

Prof Nasih menuturkan bahwa salah satu hal yang patut disyukuri adalah kesehatan. “Kesehatan sungguh merupakan karunia yang sering tidak kita syukuri. Baru dirasakan ketika kita sakit,” tuturnya.

Lebih lanjut, Prof Nasih mengatakan bahwa wisuda bukan akhir dari segalanya. Wisuda merupakan bagian kecil dari anak tangga yang ada. “Masih ada tangga demi tangga wisuda lain yang harus Anda raih,” katanya.

Rektor UNAIR Prof Moh Nasih. (Foto: Imam Ariadi)
Banyak Tantangan

Tidak ada jaminan bahwa tantangan yang dihadapi oleh wisudawan akan lebih mudah setelah ini. Perjalanan yang lebih panjang menanti mereka untuk dilewati. Perubahan demi perubahan akan mereka hadapi.

“Tantangan ke depan masih sangat besar. Perubahan selalu terjadi. Rambut saja panjangnya mengalami perubahan. Tapi itulah perubahan yang harus dihadapi,” terang Prof Nasih.

“Jerapah saja berevolusi agar lehernya panjang supaya bisa menjangkau makanannya. Kita semua juga harus berevolusi dan menyesuaikan perubahan yang terjadi.,” imbuhnya.

Guna menghadapi perubahan yang terjadi, Prof Nasih berpesan kepada wisudawan untuk tidak pernah berhenti belajar. Ilmu yang ada akan terus berkembang menyesuaikan keadaan yang ada. “Ksatria Airlangga adalah pembelajar sejati yang tidak pernah berhenti belajar. Teruslah belajar mulai dari ayunan hingga liang lahat,” tuturnya.

Foto: Imam Ariadi

Selain itu penting untuk selalu rendah hati dalam menghadapi segala hal yang ada. Kendati demikian Prof Nasih menegaskan bahwa sosok Ksatria Airlangga tidak boleh rendah diri. “Rendah hati harus tapi rendah diri tidak boleh. Rendah hati pintu dari kebaikan, kebahagiaan, kemenangan, dan keberhasilan di kemudian hari,” tutupnya. (*)

Penulis: Icha Nur Imami Puspita

Editor: Binti Q. Masruroh