Universitas Airlangga Official Website

Rektor UNAIR Sampaikan Peran Presidensi G20 Indonesia dalam Dukung Dua Poin SDGs

Prof Nasih sampaikan sambutan pada Forum Kajian Kebijakan Luar Negeri 2002 di Aula Amerta. (Foto: Imam Ariadi)

UNAIR NEWS – Capaian Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi isu yang sangat relevan untuk diperhatikan, Indonesia memegang presidensi pertemuan G20 November mendatang. Itulah inti sambutan yang disampaikan Rektor Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Moh Nasih pada gelaran Forum Kajian Kebijakan Luar Negeri 2022 pada Selasa (14/6/2022).

Forum kajian itu mengusung tema “Peran Indonesia dalam G20 Untuk Kesetaraan Vaksin di Afrika”. Hal itu mengingat penyebaran vaksin covid-19 masih belum merata ke seluruh dunia. Hal tersebut juga tampak jelas di Afrika, yang minim pasokan vaksin jika dibandingkan dengan wilayah lain di dunia.

“Bahkan vaksin dijadikan sebagai komoditas politik,” tutur Prof Nasih. 

Dalam sambutan yang ia sampaikan, Prof Nasih juga menyinggung mengenai posisi Indonesia sebagai presidensi pertemuan G20. Posisi ini merupakan momentum yang bisa digunakan Indonesia untuk mengatasi permasalahan ini.

“Indonesia juga bisa berperan dalam memenuhi kebutuhan vaksin negara lain, termasuk Afrika. Terlebih karena Indonesia juga bisa memanfaatkan pengembangan vaksin Merah Putih,” jelasnya. 

Vaksin Merah Putih, sambungnya, telah melewati fase pertama dan kedua uji klinis, dan akan memasuki tahap ketiga. Hal itu, sambungnya, menunjukkan bahwa Indonesia akan mampu mewujudkan inklusivitas pelayanan kesehatan, mendukung SDGs poin ketiga: Good Health and Well Being

“Tentu ini akan menjadi hal yang sangat diharapkan,” tambahnya.

Poin SDGs lain yang juga dibahas oleh Prof Nasih adalah mengenai poin nomor tujuh belas, Partnership for The Goal. Prof Nasih menyebutkan bahwa UNAIR juga turut andil dalam community development.

“Universitas Airlangga sudah mendirikan World University Association for Community Development (WUACD),” jelasnya.

WUACD, sambung Prof Nasih, merupakan sebuah konsorsium internasional yang secara spesifik membangun dan menjaga kolaborasi dan kerja sama berkelanjutan dengan universitas di Indonesia maupun mancanegara melalui pelayanan masyarakat.  “Dengan semangat WUACD, universitas di seluruh dunia akan bisa bekerja sama dan berkolaborasi serta berpartisipasi dalam proses community development,” ujarnya.

Dalam proses ini, lanjut Prof Nasih, pihak-pihak seperti ilmuwan, pengajar, dan peneliti memegang peranan yang sangat penting.dalam menghadapi masa-masa ini. Di sisi lain, kerja sama dan komitmen internasional juga menjadi hal absolut untuk menjamin dukungan kedua SDGs yang ia bahas. 

Pada akhir, Prof Nasih berharap bahwa forum internasional ini bisa menjadi platform untuk menghubungkan kelompok-kelompok saintifik. Nantinya, diharapkan akan terjadi proses pertukaran pengalaman, ide, dan pengetahuan guna memberi dampak kepada masyarakat.

“Saya yakin, bersama-sama kita akan menjadi lebih mampu dan lebih kuat untuk mewarnai peradaban dunia,” pungkas Prof Nasih.


Penulis: Ghulam Phasa P.
Editor: Nuri Hermawan