Universitas Airlangga Official Website

Repositori Musik Dapat Menjadi Tujuan Bagi Perpustakaan Masa Depan

UNAIR NEWS – Perpustakaan dapat menjadi penunjang dalam kajian musik dengan cara mengadakan repositori musik. Hal itu dijelaskan oleh Reza Mahdi, seorang pustakawan sekaligus penulis dalam podcast yang disiarkan oleh Perpustakaan Universitas Airlangga. Podcast yang bertajuk “Menjadi Pustakawan & Penulis Muda Sembari Menempuh Pendidikan S2 di Kota Pelajar” itu berlangsung pada Senin (30/10/2023) di kanal Instagram @unairlibrary

Information needs yang dimaksudkan oleh Reza adalah, minat apa yang dimiliki oleh pembaca di perpustakaan. Informasi apa yang dibutuhkan oleh para pembaca diusahakan ada di dalam perpustakaan, jadi tidak asal menambah buku-buku yang nantinya tidak diminati oleh pengunjung/pembaca. 

Menurutnya, perpustakaan tidak hanya tempat sebagai mencari informasi, namun juga mengembangkan kreativitas. Untuk menunjang hal tersebut, pustakawan dan perpustakaan perlu memenuhi information needs para pengunjung. Karena dengan membaca, pengunjung mungkin dapat menghasilkan suatu karya, entah itu berupa musik, puisi, atau hal lainnya.

“Setelah itu, barulah perpustakaan dapat mengadakan workshop sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Misalnya musik tadi, maka diadakan workshop memaknai lagu mungkin begitu,” tambahnya. 

Kajian Musik di Indonesia Masihlah Sedikit

Reza menilai bahwa penelitian dan kajian-kajian musik di Indonesia belum sebanyak negara-negara barat. “Ketika saya tanya mahasiswa yang mendalami musik, ternyata gap-nya satu yang ketemu. Mereka kesusahan mencari sumber informasi musik di Indonesia,” jelasnya. 

Oleh karena itu, menurutnya perpustakaan dapat menjadi salah satu penunjang untuk mengatasi permasalahan tersebut. Yakni dengan cara repositori musik. Apa itu repositori musik? Repositori musik merupakan pendokumentasian musik, baik itu dari iramanya, bunyinya, hingga liriknya. 

“Di Indonesia gimana? setau saya hanya ada dua yakni Irama Nusantara yang mendokumentasikan musik populer di Indonesia dari tahun 40-an. Dan Aural Archipelago yang mendokumentasikan musik-musik daerah,” tuturnya.

Adanya repositori musik tak hanya membantu penelitian terkait musik di Indonesia, tetapi juga sebagai alat preservasi musik. Untuk melakukan preservasi musik, perpustakaan tidak bisa bergerak sendiri. Perlu jembatan antara perpustakaan dan ekosistem dunia musik. 

Tips Menulis: Tentukan Arah Tulisan

Reza tak lupa untuk memberikan tips dan trik dalam menulis. Yang pertama tentu saja diniatkan terlebih dahulu. Jika tidak ada niat, maka usaha pun tidak maksimal. Yang kedua adalah eksplor literatur yang sesuai dengan topik. Yang ketiga mengetahui permasalahan dan metodologi penelitiannya. Setelah itu buatlah framework atau kerangka berpikir dalam tulisan yang akan dibuat. 

“Banyak baca, banyak lupa. Sedikit baca, sedikit lupa. Tidak baca, tidak boleh. Jangan terlalu banyak baca yang outside topik kita. Kalo baca yang lain-lain nanti lupa bacaan yang terkait topik kita,” tutupnya. (*)

Penulis: Muhammad Naqsya Riwansia

Editor: Feri Fenoria