Universitas Airlangga Official Website

Rumah Sakit UNAIR Prioritaskan Pelayanan Farmasi bagi Pasien Geriatri

Hargus dalam pemaparannya mengenai “Problema Pemberian Obat pada Pasien Geriatri” (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Masih menjadi salah satu hal yang kurang diperhatikan, geriatri, menjadi topik dalam webinar yang diadakan Rumah Sakit Universitas Airlangga pada Rabu (25/05/2022). Webinar tersebut mendatangkan banyak pembicara, salah satunya adalah apt Hargus Haraudi Barkah, S Farm, M Farm Klin, yang membawakan materi berjudul, “Problema Pemberian Obat pada Pasien Geriatri”. 

Hargus mengutip pernyataan tentang geriatri dari Permenkes RI, 2014, bahwa geriatri adalah orang-orang dengan usia lebih dari 60 tahun yang menderita multi penyakit serta usia lebih dari 70 tahun dengan satu penyakit. Oleh karenanya, perubahan fisiologis yang diderita akan berdampak pada nasib obat dalam tubuh pasien geriatri. 

“Ketika seseorang, pasien geriatri maupun non geriatri, meminum obat oral, akan terjadi empat fase dalam tubuh, yaitu ADME, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Komposisi tubuh pada pasien geriatri akan meningkat lemak dan total cairan tubuhnya menurun sehingga ini akan berpengaruh pada distribusi obat,” terang Hargus. 

Sebagai contoh, Hargus memberitahu beberapa obat yang mampu menimbulkan suatu gejala penderita geriatri. Di antaranya, lanjutnya, obat golongan sedatif, seperti diazepam dengan kandungan metabolit aktif, yaitu hasil metabolisme yang masih berfungsi sebagai obat, dapat menyebabkan risiko gejala jatuh pada penderita geriatri meningkat.

Dengan begitu, ada kaitan erat antara efek samping obat dengan penderita geriatri. Efek samping obat, kutip Hargus dari WHO, 2019, adalah respons terhadap suatu obat yang merugikan dan tidak diinginkan, terjadi pada penggunaan dosis lazim yang biasa digunakan untuk pencegahan, diagnosis, terapi penyakit atau untuk modifikasi fungsi fisiologik. 

Efek samping obat terdiri dari dua, lanjutnya, yaitu potensial dan aktual. “Perilaku penggunaan obat yang tidak sesuai pada pasien geriatri ini juga akan meningkatkan terjadinya efek samping obat aktual,” simpul Hargus.

Untuk mencegah efek samping obat yang menjurus pada abnormalitas, Hargus memaparkan bahwa Rumah Sakit Universitas Airlangga termasuk rumah sakit yang memprioritaskan pasien geriatri, khususnya untuk pemantauan obat dan rekonsiliasi obat, pada bagian Farmasi Rawat Inap. 

Tak hanya itu, pada bagian Farmasi Rawat Jalan, ada loket tersendiri untuk pasien geriatri (jalur khusus). “Dan kita juga sudah tersedia layanan obat. Tentu saja layanan ini tidak meninggalkan proses-proses pelayanan konvensional ya, salah satu contohnya adalah konseling tetap,” ujar Hargus.

Pada penutup, ia mengimbau seluruh fasilitas layanan kesehatan untuk menjadikan pelayanan obat untuk pasien geriatri sebagai salah satu prioritas, yakni dipisahkan dari pasien non geriatri. “Dibutuhkan kolaborasi yang solid antara apoteker dan tenaga kesehatan untuk mencegah masalah terkait obat pada pasien geriatri, baik potensial maupun aktual,” pungkasnya.

Penulis: Leivina Ariani Sugiharto Putri

Editor: Nuri Hermawan