UNAIR NEWS – Dokter UNAIR TV kembali menggelar dokter edukasi melalui siaran langsung YouTube-nya pada Jumat (2/2/2024). Bincang tersebut mengangkat tajuk Sadanis dan Sadarilah Kanker Payudara Sejak Dini mengingat kanker payudara menjadi jenis kanker terbanyak di Indonesia.
Dr dr Desak Gede Agung Suprabawati SpB(K)Onk hadir dalam bincang kanker tersebut. Menurutnya, pengenalan dini kanker payudara memang menjadi langkah penting, tetapi tidak semua benjolan di sekitar payudara adalah kanker.
“Tidak semua benjolan di payudara adalah kanker, dia juga bisa merupakan penyakit infeksi dan juga bisa kelainan bawaan. Dia juga bisa berhubungan dengan siklus menstruasi atau ada kaitannya dengan orang itu sedang menyusui,” jelasnya.
Maka dari itu, dr Desak menyebut jika sadanis dan sadari menjadi elemen penting untuk mencegah risiko kanker payudara. Sadari berarti mengenal kanker payudara, sementara sadanis berarti pemeriksaan kanker payudara secara klinis.
Penyebab Kanker Payudara
Sayangnya, dr Desak mengungkapkan bahwa hingga saat ini penyebab munculnya kanker payudara pada seseorang masih belum terdeteksi secara pasti. Hal ini berbeda dengan kanker lain yang penyebab utamanya telah terdeteksi secara pasti.
Kendati demikian, dr Desak mengatakan bahwa bukan berarti para dokter tidak dapat menyiasatinya. Mereka punya yang namanya faktor risiko, jadi ada pihak-pihak tertentu yang memiliki potensi lebih tinggi dari orang lainnya.
“Risiko pertema tentu karena kita perempuan, semua perempuan mempunyai potensi. Kemudian ada faktor keturunan. Bukan berarti semua orang dalam link keluarga ada riwayat satu kanker saja sudah otomatis kita kaitkan dengan faktor keturunan. Hanya sekitar lima sampai sepuluh persen memang keturunan,” ungkap dr Desak.
Faktor tersebut merupakan faktor-faktor bawaan yang tentu saja tidak ada yang bisa merubahnya. Satu upaya guna meminimalisir faktor risiko tersebut adalah menerapkan gaya hidup sehat dengan mengurangi alkohol, rokok, makanan cepat saji, dan perbanyak olahraga.
Penyembuhan Kanker Payudara
Meskipun belum pasti penyebabnya, bukan berarti tidak ada langkah penyembuhan bagi kanker payudara. Dr Desak menegaskan bahwa kanker payudara bisa sembuh dengan catatan bahwa terdeteksinya saat stadium awal. Semakin awal stadiumnya, maka angka harapan hidupnya akan semakin tinggi.
Pengobatan dan penyembuhan kanker payudara, sambung dr Deak, tidak bisa hanya menggunakan satu keilmuan, melainkan multidisipliner. Terapi merupakan salah satu jalan yang bisa penderita kanker payudara dapatkan untuk mengusahakan penyembuhannya.
“Ada dua terapi lokal, yaitu pembedahan dan penyinaran atau radiasi. Kemudian yang lainnya adalah terapi sistemik. Jadi, pemberian kemoterapi, terapi target, terapi hormonal. Modalitas terapinya banyak,” ujarnya.
Hanya saja, bukan berarti kanker payudara tersebut tidak akan pernah muncul kembali setelah melakukan pembedahan. Hal itu bisa saja tergantung pada pengukuran dan jenis kankernya. Selain itu, bisa juga dari pihak dokter yang telah melakukan pembedahan tidak radikal, masih tersisa tumor yang akhirnya muncul kembali.
“Sepanjang kita (para dokter, Red) mengerjakan pembedahan dengan cara yang benar, mendapat pengobatan dengan cara yang benar, kemungkinan untuk terjadinya kekambuhan akan terminimalisirkan,” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Badrul Anwar
Editor: Nuri Hermawan