Assalamu’alaikum wa-rahmatullahi wa-barakatuh.
Alhamdulillah, wa syukurillah, wa laa haula walaa quwwata illa billahi. Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihiajma’ien.
Yang terhormat,
Ketua, Sekretaris, dan Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Airlangga,
Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat Akademik Universitas Airlangga,
Para Wakil Rektor Universitas Airlangga,
Sekretaris Universitas Airlangga,
Para Guru Besar Universitas Airlangga dan Guru Besar Tamu,
Para Dekan dan Wakil Dekan di lingkungan Universitas Airlangga,
Para Direktur, Ketua Pusat, Lembaga, dan Badan di Lingkungan Universitas Airlangga,
Saudara Prof. Dr. Gatot Soegiarto, dokter, Spesialis penyakit dalam, Konsultan Alergi Immunologi, FINASIM. Prof. Dr. Laksmi Wulandari, dokter, spesialis Paru Konsultan, FCCP. Prof. Dr. Muhammad Yulianto Listiawan, dokter, Spesialis Dermatologi Venereologi Estetika konsultan, FINSDV, FAADV. Prof. Dr. Muhtarum Yusuf, dokter, Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Subspesialis Onkologi Konsultan, FICS. dan Para undangan serta hadirin yang berbahagia.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan inayah-Nya, sehingga hari ini kita bisa hadir di acara istimewa ini. Yaitu, Sidang Terbuka Universitas Airlangga dalam Pengukuhan Jabatan Guru Besar kepada Prof. Dr. Gatot Soegiarto, dokter, Spesialis penyakit dalam, Konsultan Alergi Immunologi, FINASIM. dalam bidang ilmu Imunologi Vaksin dan Alergi Imunologi. Prof. Dr. Laksmi Wulandari, dokter, spesialis Paru Konsultan, FCCP. dalam bidang ilmu Onkologi Paru. Prof. Dr. Muhammad Yulianto Listiawan, dokter, Spesialis Dermatologi Venereologi Estetika konsultan, FINSDV, FAADV. bidang ilmu Morbus Hansen dan Laser. Prof. Dr. Muhtarum Yusuf, dokter, Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Subspesialis Onkologi Konsultan, FICS. dalam bidang ilmu Onkologi Bedah Kepala Leher Aspek Biomolekuler.
Ketua, Anggota Senat, dan hadirin yang berbahagia
Dengan pengukuhan ini, Prof. Dr. Gatot Soegiarto, dokter, Spesialis penyakit dalam, Konsultan Alergi Immunologi, FINASIM., menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran aktif ke-124, Guru Besar yang dimiliki UNAIR sejak berdiri ke-576, Guru Besar UNAIR PTN Berbadan Hukum ke-284, dalam Bidang Ilmu Imunologi. Jumlah Dokumen Publikasi terindeks Scopus: 32 dan H- index: 8. Prof. Dr. Laksmi Wulandari, dokter, spesialis Paru Konsultan, FCCP., menjadi Guru Besar Guru Besar Fakultas Kedokteran aktif ke-125. Guru Besar yang dimiliki UNAIR sejak berdiri ke-577. Guru Besar UNAIR PTN Berbadan Hukum ke-285. Jumlah Dokumen Publikasi terindeks Scopus: 36 dan H- index: 8. Prof. Dr. Muhammad Yulianto Listiawan, dokter, Spesialis Dermatologi Venereologi Estetika konsultan, FINSDV, FAADV., menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran aktif ke-126. Guru Besar yang dimiliki UNAIR sejak berdiri ke-578. Guru Besar UNAIR PTN Berbadan Hukum ke-286. Jumlah Dokumen Publikasi terindeks Scopus: 59 dan H- index: 5. Prof. Dr. Muhtarum Yusuf, dokter, Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Subspesialis Onkologi Konsultan, FICS., menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran aktif ke-127. Guru Besar yang dimiliki UNAIR sejak berdiri ke-579. Guru Besar UNAIR PTN Berbadan Hukum ke-287. Jumlah Dokumen Publikasi terindeks Scopus: 15 dan H-index: 2.
Semoga pengukuhan guru besar hari ini juga menginspirasi para akademisi yang lain untuk segera menjadi guru besar. Dengan banyaknya Lektor Kepala yang kita miliki, artinya kita punya potensi untuk menambah guru besar dalam jumlah yang cukup besar. Tentu, dengan kemauan yang keras, mereka pasti juga mampu mencapai jabatan guru besar ini. Tolong disadari, bahwa pencapaian guru besar ini bukan saja merupakan capaian pribadi sebagai seorang dosen, namun juga menjadi capaian universitas yang sangat penting. Dengan dikukuhkannya empat guru besar baru pada hari ini, berarti UNAIR memiliki tambahan SDM yang secara kapasitas sudah sangat teruji keilmuannya. Hal ini, tentunya akan membuat keberadaan UNAIR semakin diakui oleh masyarakat dan dunia. Sebab, jabatan guru besar menunjukkan pengakuan akan kompetensi di bidang akademik. Dengan demikian, semakin banyak guru besar yang dikukuhkan menunjukkan bahwa semakin banyak pakar yang kita miliki. Ini tentunya akan berdampak pada penilaian terhadap UNAIR yang semakin baik, dan ini akan semakin meningkatkan kualitas kita semua sebagai salah satu dari jajaran kampus terbaik di dunia yang kini telah raih di posisi 369.
Untuk Prof. Dr. Gatot Soegiarto, dokter, Spesialis penyakit dalam, Konsultan Alergi Immunologi, FINASIM. Prof. Dr. Laksmi Wulandari, dokter, spesialis Paru Konsultan, FCCP. Prof. Dr. Muhammad Yulianto Listiawan, dokter, Spesialis Dermatologi Venereologi Estetika konsultan, FINSDV, FAADV. Prof. Dr. Muhtarum Yusuf, dokter, Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Subspesialis Onkologi Konsultan, FICS., UNAIR berharap, setelah pengukuhan guru besar ini, kontribusi Saudara kepada Universitas Airlangga akan semakin besar. Setelah memperoleh jabatan tertinggi di bidang akademik ini, semangat menulis, mengajar, mengabdi, dan meneliti bukan kendur, tapi justru harus ditingkatkan untuk memberi kemaslahatan yang lebih besar.
Ketua, Anggota Senat, dan hadirin yang berbahagia
Orasi pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Gatot Soegiarto, dokter, Spesialis penyakit dalam, Konsultan Alergi Immunologi, FINASIM. Dalam orasi pembuka dijelaskan bahwa Imunologi kedokteran, sebagai terjemahan dari Medical Immunology, adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang mengeksplorasi peranan respons imun pada kondisi sehat dan sakit, khususnya imunitas terhadap patogen dan juga merupakan bagian yang integral dari proses dan aktivitas pendidikan serta penelitian. Perkembangan dan kemajuan yang sangat signifikan telah dicapai dalam pemahaman tentang konsep imunologi mulai dari era Louis Pasteur dan Robert Koch hingga saat ini. Karakteristik respons imunologis merupakan cakrawala yang menarik untuk terus menerus diteliti.
Pada saat pandemi COVID-19 melanda dunia teramsuk Indonesia, diperlukan langkah cepat untuk memproduksi vaksin yang aman dan efektif. Hal tersebut dapat dicapai berkat penguasaan ilmu imunologi, virologi dan teknologi mutakhir untuk pengembangan vaksin baru secara cepat, yaitu vaksin asam nukleat, seperti vaksin mRNA dan vaksin DNA dengan vektor virus (adenovirus). Rangkaian kemajuan ilmu dan teknologi yang menungkinkan pencapaian itu telah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu hingga saat ini, antara lain meliputi keberhasilan isolasi mRNA, teknik lipofeksi, teknik dan industrialisasi liposome, keberhasilan pengembangan vaksin mRNA untuk tumor, pengembangan metode plasmid untuk penghantaran nanopartikel lipid, modifikasi basa nukleotida untuk meningkatkan efikasi RNA, pengembangan ionizable cationic lipid DODAP untuk lipofeksi, metode microfluid untuk pembuatan siRNA-lipid nanoparticles, serta uji klinis vaksin mRNA-lipid nanoparticles untuk infeksi influenza pada manusia, dan akhirnya juga untuk SARS-CoV-2.
Orasi kedua disampaikan oleh Prof. Dr. Laksmi Wulandari, dokter, spesialis Paru Konsultan, FCCP. Dalam orasinya dijelaskan bahwa Kanker paru adalah salah satu penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya. Berdasarkan data dari The Global Cancer Observatory, kanker paru (11,4%) menempati urutan kedua pada kejadian kasus baru setelah kanker payudara (11,7%) dan merupakan penyebab utama kematian akibat penyakit kanker (18%) di seluruh dunia. Di Asia, kanker paru menempati urutan pertama baik pada kejadian kasus baru (59,6%) maupun pada tingkat kematian (61,9%). Kanker paru tidak hanya merupakan jenis kanker dengan kasus baru tertinggi dan penyebab utama kematian akibat kanker pada populasi laki-laki, namun kanker paru juga memiliki persentase kasus baru cukup tinggi pada populasi perempuan.
Terapi yang ditargetkan berdasarkan temuan molekuler adalah pilihan pengobatan yang saat ini lebih diminati. Hal itulah yang mendorong diterapkannya konsep personalized medicine untuk terapi kanker paru. Collins menjelaskan bahwa personalized medicine merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan profil genetik individu untuk memandu keputusan yang dibuat dalam kaitannya dengan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit.
Dengan adanya konsep personalized medicine untuk terapi kanker paru ini, diharapkan para tenaga medis mampu mempelajari dan menerapkan pedoman praktik klinis dengan baik dan tepat, sehingga mampu meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dari pasien secara signifikan. Perguruan Tinggi tentunya sangat memegang peranan penting dalam hal ini. Universitas Airlangga bersama dengan RSUD Dr. Soetomo dapat melaksanakan berbagai penelitian dan pengembangan terkait dengan konsep personalized medicine untuk terapi kanker paru. Kerjasama seperti pembentukan Multi Diciplinary Team (MDT) akan dapat memperbaiki pelayanan terhadap pasien, mulai dari diagnosis sampai terapi.
Ketua, Anggota Senat, dan hadirin yang berbahagia
Orasi ketiga disampaikan oleh Prof. Dr. Muhammad Yulianto Listiawan, dokter, Spesialis Dermatologi Venereologi Estetika konsultan, FINSDV, FAADV. Dalam orasinya dijelaskan Seiring perkembangan zaman dan era globalisasi di bidang kedokteran, semakin banyak tantangan dan rintangan di masa depan yang harus dihadapi oleh dokter dermato-venereologi. Permasalahan dalam bidang dermatologi adalah beranekaragam mulai dari penyakit infeksi tropis seperti kusta dan jamur, penyakit kulit alergi, infeksi menular seksual, kelainan pertumbuhan rambut, tumor kulit hingga estetika. Penyakit kusta merupakan penyakit kuno yang telah banyak disebutkan dalam literatur sejarah pada tahun 1000 hingga 1400 SM. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae dengan afinitas primer pada kulit dan saraf perifer. Meskipun penyakit ini sudah ribuan tahun dikenal, eradikasi kusta hingga saat ini masih belum tercapai. Penemuan kasus baru menunjukkan penularan infeksi yang terus berlanjut.
Meskipun kusta dan penyakit kulit lain masih menjadi fokus utama penatalaksanaan penyakit kulit di Indonesia. Seiring tuntutan zaman, kondisi dan kelainan kulit yang ditangani oleh Dokter Dermato-venereologi menjadi semakin luas. Kulit merupakan organ terluar manusia yang dapat mempengaruhi penampilan seseorang. Kelainan pada kulit saat ini terutama kulit wajah menjadi hal yang sangat mengganggu kepercayaan diri seseorang. Pemanfaatan teknologi kedokteran menjurus kepada penggunaan laser sebagai salah satu alat untuk menangani kelainan di bidang kulit estetik maupun non-estetik. Dalam beberapa kondisi tertentu, Laser memiliki kemampuan yang lebih efektif, presisi dan spesifik dengan efek samping dan komplikasi yang rendah dibandingkan modalitas terapi lainnya.
Laser tidak hanya digunakan dalam pembedahan minor, aging dan rejuvenation, bahkan saat ini juga dimanfaatkan sebagai terapi adjuvan dalam kelainan kulit lainnya seperti acne, rosasea, hingga infeksi jamur. Keilmuan tentang laser sendiri tidak statis, perkembangan dalam teknologi laser sangat cepat, teknik dan alat baru terus-menerus dikembangkan dalam beberapa dekade terakhir. Oleh karena itu, pengetahuan dan keterampilan yang muktahir mengenai laser adalah sesuai kebutuhan dasar bagi dokter spesialis kulit dan kelamin agar tidak tergerus oleh era globalisasi dan mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional.
Orasi terakhir disampaikan oleh Prof. Dr. Muhtarum Yusuf, dokter, Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Subspesialis Onkologi Konsultan, FICS. Dalam orasinya dijelaskan Terapi standar untuk KNF adalah radiasi dengan atau tanpa kombinasi kemoterapi. Perkembangan teknologi radioterapi dan kemoterapi meningkatkan angka kesembuhan dan harapan hidup penderita KNF. Pada stadium dini angka kesembuhan lebih dari 90%, akan tetapi pada stadium lanjut 5 years servival rate hanya 50-60%, sayangnya 80-90% penderita datang berobat pada stadium lanjut. Pasca terapi paripurna kekambuhan dan metastasis masih sering di temukan dan menjadi penyebab utama kematian. Angka kekambuhan tumor primer 12 %, tumor koli 22% dan metastasis jauh 5,7%. Salah satu penyebabnya adalah terdapat sel kanker yang resisten terhadap terapi standart. Berdasarkan data di atas sangat penting untuk mengembangkan strategi terapi baru yang efektif untuk mengeradikasi sel kanker yang resisten terhadap terapi. Berbagai hasil penelitian yang telah ada mengungkapkan keberadaan sel punca kanker yang dinilai menjadi alasan terjadinya kekambuhan, metastasis dan resitensi terhadap terapi.
Beberapa penelitian yang sedang berkembang menunjukkan bahwa pendekatan terapi dengan target sel punca kanker merupakan strategi yang sangat menjanjikan. Berdasarkan karakteristik sel punca kanker banyak strategi dikembangkan dengan target spesifik sel punca KNF. Agen terapi yang diusulkan sangat menjanjikan, karena lebih efektif dari pada terapi standar (radiasi, kemoterapi). Sayangnya bukti yang komprehensif masih sedikit, oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut terutama secara invivo yang ketat sebelum digunakan untuk uji klinik. Tujuannya dengan semakin berkembangnya strategi terapi dengan target sel punca KNF, akan memperkuat efikasi terapi standar yang selama ini digunakan. Kedepannya terapi KNF bersifat personal yaitu terapi standar tetap diberikan, diperkuat dengan terapi target yang bervariasi berdasarkan karakteristik sel punca KNF yang dimilikinya. Harapannya penderita yang resisten terhadap terapi semakin menurun, angka kekambuhan bisa ditekan, sehingga angka harapan hidup semakin meningkat. Untuk mewujudkan harapan tersebut di atas perlu komitmen para peneliti di bidang onkologi aspek biomolekuler, pusat penelitian, penyandang dana dan rumah sakit tempat layanan penderita.
Ketua, Anggota Senat, dan hadirin yang berbahagia
Akhirnya, mari kita berdoa, semoga ilmu Prof. Dr. Gatot Soegiarto, dokter, Spesialis penyakit dalam, Konsultan Alergi Immunologi, FINASIM. Prof. Dr. Laksmi Wulandari, dokter, spesialis Paru Konsultan, FCCP. Prof. Dr. Muhammad Yulianto Listiawan, dokter, Spesialis Dermatologi Venereologi Estetika konsultan, FINSDV, FAADV. Prof. Dr. Muhtarum Yusuf, dokter, Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Subspesialis Onkologi Konsultan, FICS. bisa memberikan manfaat bagi diri beliau, Universitas Airlangga, dan bangsa ini. Juga, semoga kita tidak lupa, bahwa apapun capaian atau prestasi yang kita peroleh, di hadapan Allah yang utama adalah ketaqwaan kita.
Demikian, kurang lebihnya mohon maaf. Semoga Allah meridhai upaya kita semua.
Billahitaufiqwalhhidayah
Wassalaamu’alaikumwr.wb.
Rektor,
Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak.