Universitas Airlangga Official Website

Sambutan Rektor pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar 5 September 2023

Assalamu’alaikum wa-rahmatullahi wa-barakatuh.

Alhamdulillah, wa syukurillah, wa laa haula walaa quwwata illa billahi. Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihiajma’ien.

Yang terhormat,

Ketua, Sekretaris,  dan Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Airlangga,

Ketua, Sekretaris,  dan Anggota Senat Akademik Universitas Airlangga,

Para Wakil Rektor Universitas Airlangga,

Sekretaris Universitas Airlangga,

Para Guru Besar Universitas Airlangga dan Guru Besar Tamu,

Para Dekan dan Wakil Dekan di lingkungan Universitas Airlangga,

Para Direktur, Ketua Pusat, Lembaga, dan Badan di Lingkungan Universitas Airlangga,

Saudara – Prof. Dr. Eha Renwi Astuti, dokter gigi., Magister Kesehatan., Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi, Subspesialis Radiodiagnostik Pencitraan Kedokteran gigi (Konsultan).

Prof. Udijanto Tedjosasongko, dokter gigi, Doctor of Philosophy, Spesialis Kedokteran Gigi Anak, Subspesialis Penyakit dan Kelainan Oral Anak (Konsultan)

Prof. Dr. Ira Arundina, dokter gigi, Magister Sains, Pakar Biologi Oral.

Prof. Dr. Hendrik Setia Budi, dokter gigi., Magister Kesehatan, Pakar Biologi Oral.dan Para undangan serta hadirin yang berbahagia.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan inayah-Nya, sehingga hari ini kita bisa hadir di acara istimewa ini. Yaitu, Sidang Terbuka Universitas Airlangga dalam Pengukuhan Jabatan Guru Besar kepada Prof. Dr. Eha Renwi Astuti, dokter gigi., Magister Kesehatan., Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi, Subspesialis Radiodiagnostik Pencitraan Kedokteran gigi (Konsultan), dalam bidang ilmu Artifical Intelligence. Prof. Udijanto Tedjosasongko, dokter gigi, Doctor of Philosophy, Spesialis Kedokteran Gigi Anak, Subspesialis Penyakit dan Kelainan Oral Anak (Konsultan), dalam bidang ilmu Cariology. Prof. Dr. Ira Arundina, dokter gigi, Magister Sains, Pakar Biologi Oral, dalam bidang ilmu Natural Medicine in Dental Pharmacology. Prof. Dr. Hendrik Setia Budi, dokter gigi., Magister Kesehatan, Pakar Biologi Oral, dalam bidang ilmu Farmakologi dan Toksikologi Kedokteran Gigi.

Ketua, Anggota Senat, dan hadirin yang berbahagia

Dengan pengukuhan ini, Prof. Dr. Eha Renwi Astuti, dokter gigi., Magister Kesehatan., Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi., Subspesialis Radiodiagnostik Pencitraan Kedokteran gigi (Konsultan), menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi aktif ke-42, Guru Besar Dalam Bidang Ilmu: Artificial Intelligence. Memiliki jumlah Dokumen Publikasi terindeks Scopus: 36 dan  H- index: 7. Prof. Udijanto Tedjosasongko, dokter gigi, Doctor of Philosophy, Spesialis Kedokteran Gigi Anak, Subspesialis Penyakit dan Kelainan Oral Anak (Konsultan), menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi aktif ke-43, Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Cariology. Memiliki Jumlah Dokumen Publikasi terindeks Scopus: 25 dan H- index: 6. Prof. Dr. Ira Arundina, dokter gigi, Magister Sains, Pakar Biologi Oral., menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi aktif ke-44, Guru Besar Dalam Bidang Ilmu: Natural Medicine in Dental Pharmacology. Memiliki Jumlah Dokumen Publikasi terindeks Scopus: 29 dan H- index: 8. Prof. Dr. Hendrik Setia Budi, dokter gigi., Magister Kesehatan, Pakar Biologi Oral., menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi aktif ke-45, Guru Besar Dalam Bidang Ilmu : Farmakologi dan Toksikologi Kedokteran Gigi. Memiliki Jumlah Dokumen Publikasi terindeks Scopus: 48 dan  H-index: 11.

Semoga  pengukuhan  guru besar hari ini juga menginspirasi para akademisi yang lain untuk segera menjadi guru besar. Dengan banyaknya Lektor Kepala yang kita miliki, artinya kita punya potensi untuk menambah guru besar dalam jumlah yang cukup besar. Tentu, dengan kemauan yang keras, mereka pasti juga mampu mencapai jabatan guru besar ini. Tolong disadari, bahwa pencapaian guru besar ini bukan saja merupakan capaian pribadi sebagai seorang dosen, namun juga menjadi capaian universitas yang sangat penting. Dengan dikukuhkannya empat guru besar baru pada hari ini, berarti UNAIR memiliki tambahan SDM yang secara kapasitas sudah sangat teruji keilmuannya. Hal ini, tentunya akan membuat keberadaan UNAIR semakin diakui oleh masyarakat dan dunia. Sebab, jabatan guru besar menunjukkan pengakuan akan kompetensi di bidang akademik. Dengan demikian, semakin banyak guru besar yang dikukuhkan menunjukkan bahwa semakin banyak pakar yang kita miliki. Ini tentunya akan berdampak pada penilaian terhadap UNAIR yang semakin baik, dan ini akan semakin meningkatkan kualitas kita semua sebagai salah satu dari jajaran kampus terbaik di dunia yang kini telah raih di posisi 345 terbaik dunia. 

Untuk Prof. Dr. Eha Renwi Astuti, dokter gigi., Magister Kesehatan., Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi, Subspesialis Radiodiagnostik Pencitraan Kedokteran gigi (Konsultan). Prof. Udijanto Tedjosasongko, dokter gigi, Doctor of Philosophy, Spesialis Kedokteran Gigi Anak, Subspesialis Penyakit dan Kelainan Oral Anak (Konsultan). Prof. Dr. Ira Arundina, dokter gigi, Magister Sains, Pakar Biologi Oral. Prof. Dr. Hendrik Setia Budi, dokter gigi., Magister Kesehatan, Pakar Biologi Oral. UNAIR berharap, setelah pengukuhan guru besar ini, kontribusi Saudara kepada Universitas Airlangga akan semakin besar. Setelah memperoleh jabatan tertinggi di bidang akademik ini, semangat menulis, mengajar, mengabdi, dan meneliti bukan kendur, tapi justru harus ditingkatkan untuk memberi kemaslahatan yang lebih besar. 

Ketua, Anggota Senat, dan hadirin yang berbahagia

Orasi pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Eha Renwi Astuti, dokter gigi., Magister Kesehatan., Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi, Subspesialis Radiodiagnostik Pencitraan Kedokteran gigi (Konsultan). Dalam orasi pembuka dijelaskan bahwa Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, telah menciptakan revolusi di berbagai sektor termasuk di bidang  medis. Di dunia kedokteran gigi, AI menjadi daya dorong bagi perubahan yang inovatif untuk pelayanan kesehatan rongga mulut. Dengan kemampuannya untuk memproses data secara cepat dan menganalisis informasi dengan akurasi tinggi, AI menawarkan potensi yang menjanjikan dalam meningkatkan diagnosis, perawatan, manajemen data medis dan efisiensi di bidang kedokteran gigi.

Pengembangan suatu sistem AI tidak akan bisa melakukan kerjanya dalam menginterpretasikan sebuah gambaran radiografi tanpa adanya kerja sama dan koordinasi antara seorang software engineer dan ahli klinisi/radiologist. Seorang radiologist akan memberikan ekspertise dalam potensi pemanfaatan data radiografi di bidang kedokteran atau kedokteran gigi, sedangkan seorang software engineer akan mengembangkan dan mengoptimalkan sistem AI. Kemudian radiologist dan software engineer akan menguji presisi keakuratan sehingga sistem yang dikembangkan siap digunakan untuk sistem pelayanan kesehatan. Sebagai kesimpulan, AI telah berkembang pesat di bidang radiologi kedokteran gigi dalam beberapa tahun terakhir dan telah menunjukkan potensi besar untuk diimplementasikan dalam sistem pelayanan kesehatan.  Sistem ini dapat memainkan peran penting dalam membantu dokter gigi dalam proses pengambilan keputusan dan meningkatkan kualitas pelayanan. Namun, selain fokus pada pengembangan sistem AI, para peneliti perlu memikirkan tentang hilirisasi penelitian agar sistem yang dikembangkan dapat diterapkan dalam rutinitas klinis. Secara kolaboratif, pengembangan sistem kecerdasan buatan harus melibatkan interdisiplin bidang ilmu sehingga dapat meningkatkan dampak pengembangannya secara global. Pemanfaatan sistem AI di bidang RKG diharapkan dapat merevolusi sistem perawatan gigi di Indonesia.

Orasi kedua disampaikan oleh Prof. Udijanto Tedjosasongko, dokter gigi, Doctor of Philosophy, Spesialis Kedokteran Gigi Anak, Subspesialis Penyakit dan Kelainan Oral Anak (Konsultan). Dalam orasinya dijelaskan Kesehatan rongga mulut tidak dapat dilepaskan dari kesehatan tubuh secara umum. Banyak kasus menunjukkan bahwa kesehatan rongga mulut menyebabkan kondisi kesehatan secara sistemik buruk, misalnya bila seorang anak giginya sakit, maka dia akan malas mengunyah, padahal proses mengunyah tidak saja diperlukan untuk menghaluskan makanan yang dimakan sebelum ditelan, tapi juga proses mengunyah diperlukan untuk proses pertumbuhan rahang dan bahkan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir anak. Hal ini tidak saja disebabkan karena anak jadi sering tidak masuk sekolah karena problem gigi tapi juga proses pengunyahan dapat mempengaruhi kinerja otak sehingga kemampuan kognitif anak jadi menurun. Contoh lain, bila gigi sulung tidak dirawat maka kemungkinan gigi sulung tanggal sebelum waktunya menjadi tinggi. Bila terjadi tanggal lebih awal maka kemungkinan yang dapat terjadi adalah gigi geligi disampingnya akan bergeser menempati rongga bekas gigi tanggal, rongga menjadi menyempit, sehingga gigi permanen tidak mendapat tempat untuk tumbuh. Problem kesehatan gigi dapat mempengaruhi asupan nutrisi anak.

Pemilihan metode kelahiran juga berperan terhadap imunitas bayi, dimana sang bayi menjadi rentan untuk tertulari mikroorganisme yang merugikan, diantaranya bakteri penyebab gigi berlubang. Rongga mulut menjadi tempat hunian berbagai mikroorganisme yang memang dirancang sebagai pertahanan tubuh. Bila kondisi ekosistem mikroorganisme di rongga mulut terganggu keseimbangannya maka tubuh akan mudah terserang penyakit, diantaranya gigi berlubang. Cara atau pola asuh yang salah, juga dapat menyebabkan anak tertular bakteri penyebab gigi berlubang. Penelitian menunjukkan bahwa anak tertulari bakteri gigi berlubang dari orang terdekat yang mengasuhnya sehari-hari. Pekerjaan rumah kita sebagai tenaga medis dan masyarakat masih sangat banyak. Perubahan pemahaman dasar mengenai kesehatan rongga mulut harus terus digalakkan. Program pecegahan gigi berlubang harus dilakukan dari banyak sisi, baik sisi medis dan non medis. Gigi anak Indonesia bebas gigi berlubang, dan Indonesia Emas 2045 berhasil kita wujudkan? Semua tergantung seberapa keras kita berusaha. Just do your best, and let God do the rest. Semangat!

Ketua, Anggota Senat, dan hadirin yang berbahagia

Orasi ketiga disampaikan oleh Prof. Dr. Ira Arundina, dokter gigi, Magister Sains, Pakar Biologi Oral. Dalam orasinya dijelaskan bahwa Liquid smoke, yang telah lama digunakan sebagai bahan pengawet alami dalam makanan di berbagai daerah, ternyata memiliki banyak manfaat. Liquid smoke ini merupakan produk dari pembakaran sebuah material yang terdiri atas selulosa, hemiselulosa dan lignin atau dalam istilah sederhana adalah kayu. Di Indonesia, kita sering menggunakan liquid smoke untuk mengawetkan daging sapi, ayam, ikan, serta hasil pertanian seperti cabai dan biji kopi.  Penggunaan liquid smoke sebagai pengawet alami memiliki beberapa keunggulan. Pertama, karena berasal dari hasil pembakaran kayu, liquid smoke memberikan aroma dan rasa khas yang meningkatkan cita rasa makanan. Aroma dan rasa yang khas itu disebabkan adanya kandungan phenol dan karbonil dalam liquid smoke yang merupakan komponen utama. Komponen utama inilah yang menjadikan liquid smoke memiliki beberapa manfaat, salah satunya adalah anti-bakteri, anti-inflamasi bahkan anti-oksidan. Komponen ini jugalah yang membantu menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur yang menyebabkan kerusakan makanan. liquid smoke juga membantu menjaga kualitas makanan, seperti warna, tekstur, pH dan mencegah oksidasi lemak.

Dalam bidang kedokteran gigi, liquid smoke sekam padi juga menunjukkan potensi sebagai agen anti-inflamasi dan pro-regeneratif untuk mengatasi periodontitis atau radang gusi dan sariawan. liquid smoke sekam padi ini dapat membantu dalam penyembuhan jaringan dan mengurangi peradangan pada kondisi tersebut. Liquid smoke sekam padi, berpotensi mencegah progresivitas dan mempercepat proses keradangan yang ditimbulkan saat periodontitis, dengan meningkatkan sel-sel inflamasi serta mengontrol berbagai mediator keradangan. Sebagai akibat lanjut, berbagai faktor pertumbuhan yang diperlukan untuk proses penyembuhan dan regenerasi keradangan baik pada periodontitis dan sariawan dapat meningkat, sehingga penyembuhan terjadi lebih optimal yang ditandai dengan peningkatan pembentukan sel fibroblast dan kolagen tipe 1. 

Untuk lebih mengoptimalkan potensinya, liquid smoke sekam padi dikembangkan dalam bentuk nanopartikel. Penggunaan liquid smoke sekam padi dalam bentuk nanopartikel ini menjanjikan efisiensi dan keamanan dalam pengobatan. Meskipun potensinya menjanjikan, penggunaan liquid smoke sekam padi sebagai obat masih memerlukan penelitian lebih lanjut dan uji klinis yang ketat untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya. Namun, dengan komitmen dalam penelitian dan kolaborasi antara ilmuwan, dokter dan industri farmasi, liquid smoke sekam padi memiliki potensi untuk membawa manfaat besar bagi kesehatan masyarakat secara global.

Terakhir, orasi disampaikan oleh Prof. Dr. Hendrik Setia Budi, dokter gigi., Magister Kesehatan, Pakar Biologi Oral. Dalam orasinya dijelaskan bahwa anker dan tumor merupakan istilah untuk pertumbuhan sel yang tidak normal (abnormal) membentuk suatu massa atau benjolan. Penting disadari bahwa tidak semua tumor adalah kanker, tetapi semua kanker berasal dari tumor. Tumor dapat bersifat jinak (benign) atau ganas (malignan). Tumor jinak berarti bahwa sel-selnya tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain dan biasanya tidak membahayakan. Tumor ganas atau kanker, adalah tumor yang dapat menyebar (metastasis) ke jaringan atau organ lain dalam tubuh, dan membentuk tumor baru.

Sampai saat ini, belum ada modalitas pengobatan atau obat yang sempurna yang telah disetujui untuk pengobatan kanker. Respon setiap kanker terhadap terapi akan berbeda dibandingkan dengan kanker lainnya. Pilihan pengobatan kanker mulut meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi, atau kombinasi dari ketiganya, tergantung pada stadium dan karakteristik kanker. Kombinasi berbagai modalitas dan obat antikanker berdampak dengan beberapa efek samping yang perlu dipertimbangkan, yaitu mual, muntah, rambut rontok, infeksi kandida, dan ulserasi epitel hingga terjadi mulut kering (xerostomia). Adanya sel kanker yang tersisa pasca kemoterapi dan radioterapi, dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan dan menyebabkan resistensi kanker terhadap terapi.

Penggunaan bahan alam yang memiliki potensi antikanker diberikan sebagai terapi adjuvan, dengan mempertimbangkan bahwa bahan alam mengandung multi komponen dan multi target, serta toksisitas seminimal mungkin. Kandungan senyawa aktif dari bahan alam seperti asam heksadekanoat, kurkumin, kuersetin, melatonin, resveratrol memiliki kemampuan dalam mengubah lingkungan mikro tumor. Namun dikarenakan senyawa tersebut memiliki penyerapan (absorpsi) dan biovailabilitas yang rendah, sehingga akan mengurangi efikasi. Pembuatan sediaan dalam bentuk nanopartikel dapat menghantarkan senyawa aktif sebagai antikanker yang efektif untuk memodulasi TME, dengan meningkatkan sel limfosit T sitotoksik (T CD8+) dan sel pembunuh alami (NK). Terobosan terapi pengembangan obat baru dalam mengeliminasi sel kanker secara spesifik, dengan efek samping minimal, mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.

Ketua, Anggota Senat, dan hadirin yang berbahagia

Akhirnya, mari kita berdoa, semoga ilmu Prof. Dr. Eha Renwi Astuti, dokter gigi., Magister Kesehatan., Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi, Subspesialis Radiodiagnostik Pencitraan Kedokteran gigi (Konsultan). Prof. Udijanto Tedjosasongko, dokter gigi, Doctor of Philosophy, Spesialis Kedokteran Gigi Anak, Subspesialis Penyakit dan Kelainan Oral Anak (Konsultan). Prof. Dr. Ira Arundina, dokter gigi, Magister Sains, Pakar Biologi Oral. Prof. Dr. Hendrik Setia Budi, dokter gigi., Magister Kesehatan, Pakar Biologi Oral. bisa memberikan manfaat bagi diri beliau, Universitas Airlangga, dan bangsa ini. Juga, semoga kita tidak lupa, bahwa apapun capaian atau prestasi yang kita peroleh, di hadapan Allah yang utama adalah ketaqwaan kita. 

Demikian, kurang lebihnya mohon maaf. Semoga Allah meridhai upaya kita semua. 

Billahitaufiqwalhhidayah

Wassalaamu’alaikumwr.wb.

Rektor,

Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak.