UNAIR NEWS – Kementerian Sosial Politik Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga (Kemensospol BEM UNAIR) mengadakan program kerja bertajuk Sekolah Romantika, Dinamika, dan Dialektika (Sekolah Rodinda). Kegiatan itu merupakan kegiatan berseri dengan beberapa kali pertemuan. Pertemuan keempat dilaksanakan pada Sabtu (15/10/2022) bekerja sama dengan Kelas Belajar Sosial Politik Batch 2. Dalam pertemuan keempat tersebut, hadir Joan Rumengan sebagai pemateri. Ia merupakan jurnalis di salah satu media Indonesia, yaitu Tirto.
Pertemuan tersebut mengangkat tema Mencegah Hoax dan Teknik Penulisan Berita. Dalam pertemuan keempat itu, Joan Rumengan menyampaikan bahwa terdapat beberapa jenis berita. Jenis-jenis berita itu, antara lain hard atau straight news, feature, investigasi, dan in-depth reporting.
“Straight news merupakan laporan langsung suatu peristiwa, biasanya ditulis dengan unsur 5W+1H. Feature merupakan karangan khas yang menuturkan perihal fakta atau suatu peristiwa yang menarik. Investigasi merupakan berita terkait skandal dan kadang, perlu dilakukan penyamaran agar mendapat informasi. Terakhir, in-depth reporting adalah berita dalam bentuk laporan mendalam untuk menjelaskan bagaimana sebuah peristiwa bisa terjadi,” jelas Joan.
Untuk lebih menjelaskan perihal in-depth reporting tersebut, Joan menyampaikan beberapa contoh judul berita. Beberapa contoh judul berita itu diambil dari laman Tirto, tempat Joan bekerja sebagai seorang jurnalis.
“Berikut beberapa contoh berita in-depth reporting, antara lain adalah Diskriminasi Transpuan di Institusi Akademis Berjalan Sistematis, Underprivileged Gen Z Ibu Kota: Hidup Miskin, Woke, dan Punya Gangguan Mental, dan Aksara Kemang: Obituari Sebuah Ruang Komunitas di Jakarta Selatan,” papar Joan.
Selanjutnyai, Joan menjelaskan perihal berita palsu atau biasa dikenal dengan hoaks (hoax). Menurut pemaparannya, hoaks biasanya dibuat oleh oknum tertentu dengan tujuan untuk menciptakan mis-informasi atau penyampaian informasi yang salah. Ia juga turut menjelaskan beberapa hal untuk mewaspadai hoaks.
“Pertama, curiga terhadap sumber informasi dengan judul provokatif. Kedua, mengecek sumber, seperti asal informasi, sumber yang dikutip, sampai alamat situs informasi. Ketiga, konfirmasi atau verifikasi ke sumber-sumber lainnya. Terakhir, melihat informasi yang ada di komunitas yang ada di komunitas anti-hoaks,” tambah Joan.
Pada akhir, Joan mengambil beberapa contoh berita yang merupakan hoaks. Ia mengambil contoh berita yang beredar di internet yang pada dasarnya merupakan berita hoaks.
“Ada beberapa contoh yang bisa menggambarkan berita palsu atau hoaks. Contohnya, berita tentang meninggalnya Indro Warkop yang beredar, berita tersebut telah dipastikan hoaks oleh anak-anaknya. Ada juga kasus hoaks babi ngepet yang sempat viral di media sosial. Kasus tersebut bahkan telah sampai ke pengadilan,” tutup Joan.
Penulis: Fredrick Binsar Gamaliel M
Editor: Nuri Hermawan