UNAIR NEWS – Pendidikan masa kini menuntut pendekatan yang lebih dinamis dan adaptif, terutama dalam pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Namun, implementasi English Medium Instruction (EMI) di perguruan tinggi masih belum masif. Oleh karena itu, Airlangga Global Engagement UNAIR bekerja sama dengan Macquarie University Australia mewujudkan aktualisasi pengajaran berbasis EMI melalui seminar pada Rabu (13/11/2024).
Aktivitas yang terselenggara di Hall Majapahit, ASEEC Kampus Dharmawangsa-B ini menghadirkan Associate Professor Macquarie University, Assoc Prof Pamela Humphrey; Chief Executive Officer NEAS Australia, Adam Kilburn; dan Dosen FIB UNAIR, David Segoh SS MEd PhD.
Keuntungan dan Tantangan EMI
Sesi pertama seminar, Assoc Prof Pamela Humphrey menerangkan terkait English Medium Instruction. Menurutnya, EMI merupakan konseptualisasi prioritas dalam program pengajaran menengah bahasa Inggris yang berfokus pada konten dan bahasa. “Ada yang mengatakan bahwa EMI dipahami sebagai pendekatan yang berfokus pada konten, sehingga pengajaran dan pembelajaran bahasa dikesampingkan,” ungkapnya.
English Medium Instruction adalah praktik pengajaran mata pelajaran akademik yang digunakan di negara-negara yang bahasa utama penduduknya bukan bahasa inggris. Kontinum EMI memiliki prioritas yang berbeda, dengan salah satu ujung kontinum berfokus pada konten dan ujung lainnya berfokus pada bahasa.
Prof Pamela menyampaikan ada dua kontinum English Medium Instruction. Pertama berbasis bahasa, yakni English for Academic Purposes (EAP). Kedua berbasis konten, yakni CLIL (Content and Language Integrated Learning) atau CBT (Content Based Teaching). Ia sekaligus memaparkan manfaat EMI dapat mendorong internasionalisasi dan menarik mahasiswa internasional bahkan meningkatkan peringkat kampus di kancah global. Selain itu, EMI juga berdampak pada peningkatan mahasiswa yang lanjut studi ke luar negeri.
Teknologi sebagai Kunci
Sementara itu, Dosen FIB UNAIR David Sogoh memaparkan peran teknologi yang dapat membantu mengatasi kendala bahasa serta meningkatkan kualitas pembelajaran EMI. “Melalui aplikasi bahasa hingga platform daring yang bisa mempermudah akses materi dalam bahasa Inggris, jadi pembelajaran dapat lebih dinamis dan interaktif,” tuturnya.
Sogoh juga mengajak para pendidik untuk lebih kreatif dalam mengintegrasikan teknologi yang tersedia untuk mengatasi kendala bahasa. Dengan teknologi, kendala bahasa bisa berkurang, sehingga mahasiswa lebih fokus memahami materi. “Teknologi bukan hanya alat bantu, tetapi sarana yang dapat membuat kelas EMI lebih hidup dan energik,” tambahnya
Seminar ini menjadi forum penting bagi para pendidik dan mahasiswa untuk memahami strategi-strategi inovatif dalam menerapkan EMI. Kolaborasi antara Universitas Airlangga dan Macquarie University mencerminkan komitmen kuat kedua institusi dalam mendukung internasionalisasi pendidikan di Indonesia.
Penulis: Sintya Alfafa
Editor: Edwin Fatahuddin