UNAIR NEWS – Program tahunan HIMA Ilmu Politik UNAIR Airlangga Politics 7.0 menggelar seminar di Gedung Kuliah Bersama UNAIR pada Sabtu (5/11/2022). Tema yang diangkat pada siang hari itu adalah “Ketahanan Pangan: Ujung Jurang Kritis Bagi Krisis Lingkungan.” Enam pembicara dihadirkan pada seminar itu dari berbagai elemen.
Pemateri pertama adalah Asisten Deputi II Kementerian Koordinator Perekonomian RI M. Saifulloh MSi. Saifulloh menuturkan bahwa sekalipun harga beras naik karena terpengaruh oleh inflasi, ia optimis bahwa ketahanan pangan Indonesia akan terjaga karena performa perekonomian Indonesia yang jauh lebih baik ketimbang negara-negara lain. Pemateri kedua adalah Ketua Dewan Koperasi Indonesia Dr Sri Untari Bisowarno. Untari mengatakan bahwa ketahanan pangan dapat terancam bilamana pemerintah tidak memperhatikan maraknya deforestasi untuk food estate dan perkebunan.
“Ditambah pula pasca Reformasi, koperasi di bidang pertanian makin mengecil jumlahnya. Perlu didorong dan diberi dana agar koperasi-koperasi mau bergerak di sektor pertanian dan mempromosikan model ketahanan pangan yang berwawasan lingkungan,” tutur anggota DPRD Jawa Timur itu.
Pemateri ketiga adalah Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Dr Haris Syahbuddin. Elan optimisme juga digaungkan olehnya karena Indonesia telah mencapai swasembada beras di bawah kepresidenan Jokowi, sebuah pencapaian yang pernah dicapai saat era Soeharto. Pemateri keempat adalah Rektor Institut Pertanian Bogor Prof Arif Satria, yang hadir secara daring. Prof Arif mengatakan bahwa resiliensi pangan juga harus memperhatikan tingginya food waste di Indonesia.
Pemateri kelima adalah Founder Komunitas Cerita Iklim Dhita Mutiara Nabella. Dhita mengatakan isu ketahanan pangan harus memperhatikan dampak dari krisis iklim. Dampaknya adalah bahwa harga pangan naik akibat cuaca ekstrem yang menyebabkan gagal panen. Pemateri keenam adalah Dosen Fakultas Teknik UPN “Veteran” Jawa Timur Rahmawati MSc. Disitu, ia memaparkan perspektif lain dari rencana pemerintah untuk menerapkan food estate.
“Food estate adalah lumbung pangan dimana pemerintah memiliki lahan luas yang dapat menanam banyak sekali sumber pangan, seperti beras atau ketela. Perspektif lainnya adalah, food estate ini nanti kita gunakan untuk apa?” ujar Pakar Teknologi Pangan itu.
Rahmawati mengatakan bahwa eksistensi pangan memenuhi empat konsep dalam UU 18/2012, yakni keamanan, ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan. Oleh karena itu, food estate tidak sebatas pada produksi pangan, tetapi juga langkah selanjutnya untuk menjamin konsep-konsep itu. Rahmawati menutup bahwa hasil dari pangan tersebut harus berkualitas dan menjamin gizi masyarakat.
Penulis: Pradnya Wicaksana
Editor: Nuri Hermawan