Universitas Airlangga Official Website

Seminar Career Fest Bahas Peluang Karier Bidang Akuakultur di Era Blue Economy

Pemaparan peluang karier era blue economy Dyo Maliki Hakim SPi selaku Kepala Mitra Teknis Pakan Udang Area Jawa Timur PT Central Proteina Prima pada Career Fest 2024 (Foto: Raissyah)
Pemaparan peluang karier era blue economy Dyo Maliki Hakim SPi selaku Kepala Mitra Teknis Pakan Udang Area Jawa Timur PT Central Proteina Prima pada Career Fest 2024 (Foto: Raissyah)

UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar Seminar Nasional Career Fest. Seminar ini hadir dengan tajuk “Creating a Blue Economy Based on Marine and Fisheries Management and Development”. Kegiatan tersebut terlaksana pada Sabtu (26/10/2024) di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Kampus MERR-C UNAIR.  

Gelaran itu merupakan wadah bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk menggali lebih dalam mengenai peluang karier. Khususnya pada bidang akuakultur yang kini berkembang pesat di era blue economy. Dalam kegiatan ini, BEM FPK UNAIR mengundang beberapa narasumber. Salah satunya adalah Ana Setyarini selaku HR Manager PT Central Proteina Prima. 

Mengawali pemaparannya, Ana membagikan gambaran profil perusahaan PT Central Proteina Prima. Ana menjelaskan bahwa perusahaan tersebut telah beroperasi sejak 1980 dan menjadi salah satu perusahaan akuakultur terbesar di Indonesia. 

Menurutnya, perusahaan yang telah malang melintang selama 44 tahun itu memiliki komitmen kuat untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi di bidang akuakultur. “Bisnis utama PT Central Proteina Prima adalah produksi pakan, terutama untuk udang dan ikan. Sebagai salah satu perusahaan akuakultur terbesar, kami berkomitmen menjaga standar kualitas produk kami yang terbukti dengan perolehan lebih dari 10 sertifikasi, termasuk SNI dan sertifikasi halal,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti data dari World Resources Institute (WRI) yang menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan 14 persen dari total produksi akuakultur global, dengan volume lebih dari empat juta ton per tahun. Ana mengungkapkan bahwa dengan adanya pertumbuhan sektor budidaya di Indonesia tersebut akan menciptakan 8,9 juta lapangan kerja pada tahun 2030.  Oleh karena itu, ia mengingatkan kepada mahasiswa supaya tak khawatir, sebab peluang kerja di bidang akuakultur sangat luas.

Pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan merupakan hal yang krusial untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan ekonomi. Menyoroti hal tersebut, Dyo Maliki Hakim SPi yang juga jadi pembicara pada seminar itu menekankan bahwa mahasiswa memiliki peran vital sebagai penggerak blue economy.

“Indonesia sebagai negara maritim memiliki kekayaan laut yang melimpah. Pada era blue economy ini, kita harus memanfaatkan sumber daya kelautan kita dengan optimal. Generasi muda yang nantinya akan menjadi penggerak blue economy harus bisa menjadi agen perubahan dalam menjaga dan memanfaatkan sumber daya laut secara bertanggung jawab,” tutur Kepala Mitra Teknis Pakan Udang Area Jawa Timur PT Central Proteina Prima itu.

Alumnus UNAIR itu menambahkan, saat ini Indonesia tengah mengalami tantangan dalam pengelolaan sumber daya kemaritiman. Seperti overfishing, pencemaran laut, hingga kerusakan ekosistem terumbu karang. Oleh karena itu, ia mendorong generasi muda untuk mengambil langkah nyata dalam menjaga pengelolaan sumber daya kelautan.

“Sebagai generasi muda, ada banyak aksi nyata yang bisa kita lakukan untuk menjaga pengelolaan kemaritiman di Indonesia. Contoh konkret yang dapat dilakukan antara lain mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan kawasan konservasi, melibatkan diri dalam penelitian untuk mengatasi masalah kelautan, hingga memanfaatkan media sosial yang kita punya untuk melakukan kampanye pelestarian laut,” pungkasnya

Penulis: Raissyah Fatika

Editor: Yulia Rohmawati