UNAIR NEWS – Direktorat Sistem Informasi dan Digitalisasi (DSID) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan Seminar Keamanan Siber pada Selasa (19/11/2024) di East Ballroom 2, Oakwood Hotel, Surabaya. Kegiatan yang mengundang pengelola website fakultas dan unit kerja di lingkungan UNAIR ini mendapat dukungan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Indonesia. Terlaksananya kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan siber di lingkungan UNAIR.
Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi UNAIR, Prof Muhammad Miftahussurur dr MKes SpPD-KGEH PhD FINASIM membuka kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan siber bagi organisasi di lingkungan UNAIR. Dalam sambutannya, Prof Miftah menyampaikan pentingnya keamanan dari individu-individu yang menjalankan suatu sistem. “Keamanan siber itu berawal dari keamanan diri sendiri dulu. Kalau diri sendirinya tidak aman, akan bisa ditembus. Dan untuk memastikan keamanannnya, butuh knowledge,” ucapnya.
Tiga Hal
Lebih lanjut, Guru Besar Fakultas Kedokteran UNAIR tersebut menyebutkan tiga hal yang harus selalu terjaga. “Nomor satu, struktur. Struktur di sini maksudnya hardware. Jangan sampai dikorupsi. Yang kedua, yang merupakan tugas utama DSID. Kalau kita sudah membahas digitalisasi, UNAIR Satu Data, IoT dan lain-lain, tetapi wi-finya slow, user-nya sudah menilainya jelek. Untuk apa semua itu? Dan yang ketiga ini adalah eranya, cybersecurity,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, hadir Deputi Bidang Keamanan Siber, Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN Indonesia, Dr Sulistyo SSi ST MSi. Ia menyampaikan hal yang paling penting untuk penanggung jawab sistem elektronik.
“Yang paling penting dan utama adalah bagaimana bapak ibu mampu melakukan identifikasi dari sistem elektronik yang dikelola. Kenapa ini penting? Karena ketika kita gagal untuk mengidentifikasi aset yang kita lindungi, itu adalah titik awal kegagalan kita melindungi aktivitas yang menggunakan sistem tersebut,” jelas Dr Sulistyo.
Pendekatan Kolaboratif
Dia juga mengutarakan tugas BSSN terkait hal itu, bahwa BSSN harus mampu mengidentifikasi sistem elektronik yang pemerintah pusat pakai, 97 lebih Kementerian/Lembaga (K/L), 514 kabupaten/kota, 38 provinsi dan di sektor lainnya.
“Tidak mungkin BSSN bekerja sendirian. Maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kolaboratif. Kegiatan ini adalah wujud dari kolaborasi BSSN dan perguruan tinggi. Inilah pendampingan bagaimana mengelola keamanan siber sesuai dengan framework keamanan siber yang diatur dalam peraturan-peraturan yang berlaku,” tambahnya.
UNAIR dalam kegiatan ini juga secara resmi menerima Surat Tanda Registrasi Tim Tanggap Insiden Siber dari BSSN. Surat ini merupakan bukti terdaftarnya Cyber Security Incident Response Team UNAIR yang berlaku selama tiga tahun. Dua pembicara kemudian menyampaikan materi inti seminar, yaitu Adi Himawan SSos MM dari BSSN terkait pentingnya ketahanan siber bagi organisasi. Hadir pula Fadillah Langko KP SIP SIK MM, Kanit 2 Subdit 3 Ditressiber Polda Jawa Timur, tentang ancaman siber dan cara pelaporannya. Taufik ST MKom memoderatori diskusi yang berlangsung singkat di setiap akhir paparan.
Pada akhir acara, Direktur DSID, Yunus Abdul Halim SSi MKom, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan kali ini, BSSN dan Polda Jatim. Termasuk juga tim USI fakultas yang menjadi punggawa utama website di lingkungan UNAIR.
Penulis: Andi Pramono
Editor: Yulia Rohmawati
