Universitas Airlangga Official Website

Seminar Nasional FIB Ulas Sastra Ekologi dan Potensi Karir Non-Sastra

Vivi (kiri), Yovinza (tengah), dan moderator dalam acara Seminar Nasional FIB pada Jumat (5/5/2023). (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Departemen Studi Kejepangan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR mengadakan seminar nasional pada Jumat (5/5/2023). Seminar yang bertemakan “Sastra dan Peluang Karir di Dunia Non-Sastra” itu berlangsung secara luring di Ruang Siti Parwati FIB UNAIR. Acara itu bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam terkait sastra ekologi dan peluang kerja khususnya bagi mahasiswa semester atas. Dalam kesempatan itu, Nunuk Endah Srimulyani MA PhD selaku Kepala Program Studi Kejepangan merupakan moderator yang sekaligus membuka acara hari itu.

Sesi pematerian pertama dibawakan oleh Dra Yovinza B Sopaheluwakan MPd. Ia membagikan wawasan terkait sastra ekologi. Menurutnya, sastra ekologi adalah cabang sastra yang fokus pada hubungan antara manusia dan lingkungan alam.

Tema yang muncul, lanjutnya, membahas tentang interaksi manusia dengan alam dan dampaknya terhadap ekosistem. Ia turut menjelaskan tentang penelitian ekologi sastra dan filosofi waharmoni yang dilakukan oleh orang Jepang.

“Karya sastra ekologi mencakup puisi, fiksi, non-fiksi, dan teks-teks lainnya yang menggambarkan alam dan mempromosikan kesadaran menjaga alam. Dalam karya sastra Jepang, keindahan alam merupakan sumber inspirasi dan harmoni,” terang pengajar di Fakultas Bahasa dan Seni di Universitas Negeri Surabaya itu.

Peluang Kerja

Sesi pematerian kedua berlanjut oleh Vivi Nur Khomsiati SHum selaku Customer Care Support Office dan Senior Representative Givaudan Business Solution Malaysia. Ia membawakan materi terkait peluang kerja penutur Bahasa Jepang di Malaysia.

Menurutnya, peluang kerja di perusahaan BPO (Business Process Outsourcing) sangatlah potensial untuk anak sastra yang ingin berkarir di luar bidangnya. Tidak hanya itu, ia turut mendorong mahasiswa untuk mencari lowongan pekerjaan tersebut melalui Linkedin. Hal ini karena, lanjutnya, tingkat transparansi tinggi dan interaksi langsung dengan HRD perusahaan. 

“Kelebihan yang ada dengan bekerja di perusahaan BPO yakni banyaknya variasi pekerjaan, tidak ada batasan umur, fleksibel, pendiskusian gaji di awal, dan keragaman pegawai. Sedangkan kekurangannya adalah pegawai perusahaan BPO biasanya ditempatkan di daerah pinggiran,” pungkasnya alumni Studi Kejepangan itu.

Penulis: Widiasih Fatmarani

Editor: Nuri Hermawan