Universitas Airlangga Official Website

Seminar MKSB UNAIR, Edukasi Mahasiswa soal Ragam Bahasa

Dr Daron saat memaparkan materi tentang Digital Culture pada Seminar Nasional MKSB (foto: dok istimewa)

UNAIR NEWS – Ragam bahasa di dunia semakin berkembang. Apalagi dengan semakin seringnya penambahan kosakata serapan di berbagai bahasa. Untuk membahas lebih lanjut perkembangan keberagaman bahasa ini, Himpunan Mahasiswa Magister Kajian Sastra dan Budaya (MKSB) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) memfasilitasi mahasiswa-mahasiswi untuk berdiskusi lewat seminar nasional Multiculturalism and Education. 

Dalam seminar tersebut hadir dua pembicara hebat dari Universiti Malaysia Sabah (UMS), yaitu Dr daron Benjamin Loo dan Dr Anna Lynn Abu Bakar. Keduanya fokus membahas mengenai keberagaman bahasa yang ada di dunia. Kegiatan ini terselenggara pada Sabtu (5/10/2024) di Ruang Siti Parwati Lt. 2, Gedung Fakultas Ilmu Budaya, Kampus Dharmawangsa-B, Universitas Airlangga.

Lady Khairunnisa SHum selaku ketua panitia memaparkan latar belakang serta tujuan dari seminar tersebut. “Seminar Nasional ini bertujuan untuk menggali dan memperdalam pemahaman kita mengenai multikulturalisme dalam konteks kajian sastra dan budaya. Kami berharap, melalui diskusi yang mendalam dan interaksi yang terbuka, seminar ini dapat menjadi wadah untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya keragaman budaya sebagai kekayaan bangsa,” ujarnya.

Budaya merupakan hasil interaksi masyarakat melalui dialog-dialognya dalam lingkup luring dan daring. Dr Daron Benjamin Loo asal Universiti Malaysia Sabah (UMS) mengungkap lingkup daring manusia membawa perkembangan pesat mengenai pemahaman perspektif masyarakat. 

Salah satu contohnya adalah pada platform jejaring media sosial, Lowyat. Platform tersebut sering orang Malaysia gunakan untuk bertukar pendapat tentang isu sosial dan budaya. Beberapa waktu ke belakang sedang marak pembahasan di platform tersebut terkait “A(h)moi” dan “A(h)moy”. 

“Awalnya kata-kata itu merujuk pada seorang gadis keturunan Tionghoa. Namun, karena banyak perdebatan-perdebatan yang muncul mengenai arti dari kata A(h)moi dan A(h)moy di berbagai daerah akhirnya kata tersebut memiliki beragam arti,” ujarnya.

Menurut Dr Daron Internet merupakan tempat paling produktif dalam pembentukan ragam bahasa. Lewat interaksi manusia secara daring akan terungkap keunikan bahasa di dunia. Serta terungkap pula persamaan dan perbedaan bahasa-bahasa di dunia.

Jajaran Ketua HIMA MKSB, Dosen MKSB, dan para pembicara dalam Seminar MKSB (foto: dok istimewa)

Sementara itu, Dr Anna Lynn Abu Bakar mengungkap fungsi lain internet dalam ranah bahasa. Selain sebagai tempat pembentukan ragam bahasa, internet juga memiliki peran penting dalam proses pembelajaran bahasa asing. 

Saat ini fitur-fitur yang internet miliki semakin bervariasi untuk menunjang pembelajaran bahasa asing khususnya bagi pelajar bahasa kedua atau L2 learners. Internet menyediakan fasilitas untuk terhubung dan berkolaborasi dengan teman antar negara, membantu individu menentukan jenis pembelajaran, serta mengembangkan kemampuan literasi digital. 

“Internet membantu teman-teman dalam menentukan jenis pembelajaran yang diinginkan. Apalagi dengan beragam jenis platform yang ditawarkan, seperti X, Instagram, Tik Tok, serta aplikasi-aplikasi lainnya,” paparnya

Penggunaan internet dan teknologi dalam realitas sehari-hari ini membentuk sebuah budaya baru yang bernama digital culture. Digital culture hadir sebagai kebiasaan manusia dalam mengoperasikan internet dan media sosial untuk mengekspresikan diri. 

Penulis: Selly Imeldha

Editor: Edwin Fatahuddin