Universitas Airlangga Official Website

Sempat hilang Semangat, Sadida Berhasil Lulus Bergelar Wisudawan Terbaik

“Bergeraklah, karena sesungguhnya pada setiap pergerakan terdapat keberkahan.”

Sadida Anindya Bahtiar, wisudawan yang berhasil menyelesaikan Studi S2 di Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR). Ia tidak hanya menjadi salah satu mahasiswa fast track, tetapi juga sukses meraih gelar Wisudawan Terbaik periode ke-241.

Bagi Sadida, masa studi bukanlah sekadar proses akademis, tetapi juga waktu untuk berkembang dan berkontribusi bagi masyarakat sekitar. Dia aktif dalam proyek pengabdian masyarakat dan penelitian bersama dosen di Lampung dan Surabaya, serta berperan sebagai asisten dosen dalam membimbing mahasiswa praktikan.

Namun, perjalanan studinya tidaklah mulus. Tantangan datang silih berganti, dari dampak peralihan masa Covid yang mempengaruhi jadwal studinya hingga kendala administratif seperti perubahan NIM dan pembayaran SOP.

“Saya sempat mendapatkan surat cinta (SP) dari Direktorat Pendidikan untuk segera menyelesaikan studi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ketika perubahan NIM setelah kelulusan Program S1, saya mengalami kendala untuk pembayaran SOP dan proses KRS untuk melanjutkan studi. Beruntung, pihak Fakultas dan Dirdik masih bersedia untuk memberikan saya kesempatan untuk melanjutkan studi S2 saya,” ungkapnya.

Wisudawan program studi bioteknologi perikanan dan kelautan itu juga menceritakan salah satu momen paling berkesannya ketika memenuhi syarat kelengkapan Yudisium, terutama terkait publikasi ilmiah yang harus diterima (accepted) dengan Letter of Acceptance (LoA) dari pihak journal publisher. Meski sudah melakukan sidang tesis, proses untuk mendapatkan LoA tidak berjalan mulus. Dengan kerja keras dan ketekunan, Sadida berhasil memperoleh Letter of Acceptance (LoA) dari jurnal yang dia tuju.

“Berdasarkan pengumuman dari fakultas menyampaikan bahwa pengumpulan terakhir pukul 12.00 WIB ke admin prodi masing-masing. Berkas saya yang kurang hanya tinggal LoA jurnal saja. Namun, hingga pukul 13.30 WIB saya hanya mendapat permohonan maaf untuk belum bisa mendapat LoA tersebut. Sempat hilang semangat saya untuk melanjutkan proses pengumpulan berkas Yudisium terdekat. Tidak lama setelahnya, pukul 14.30 WIB saya dihubungi lagi dari pihak jurnal disertai dengan bukti LoA artikel ilmiah saya telah diterima,” ujarnya.

Setelah menyelesaikan studinya, pria kelahiran Solo itu memiliki rencana yang jelas untuk masa depannya. Ia bermimpi untuk membuka usaha di bidang agrikultur, sesuai dengan minatnya dan dorongan dari keluarga. Selain itu, ia juga ingin terus mengembangkan diri

dengan bekerja di perusahaan, baik swasta maupun negeri, untuk memperluas pengalaman dan pengetahuannya.