UNAIR NEWS – Wujudkan pengembangan wisata edukasi kawasan pesisir berkelanjutan, Program Studi Kedokteran Hewan bersama Kesehatan Masyarakat Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga Banyuwangi menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Masyarakat. Mengangkat Inisiasi Eduwisata Pantai Pulau Santen Melalui Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Dalam Aspek Pengelolaan Sampah dan Konservasi Penyu, SIKIA UNAIR mempersiapkan kader yang siap membentuk konsep wisata tersebut. Arah pengembangan kegiatan masyarakat Pulau Santen akan berfokus dalam pengolahan sampah menjadi ecobrick dan konservasi penyu dengan melibatkan semua elemen masyarakat sekitar.
Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Ecobrick
Ketua Pelaksana bidang kesehatan masyarakat, Jayanti Dian Eka Sari SKM MKes mengatakan sampah menjadi masalah lingkungan utama di Indonesia. Kolaborasi antar masyarakat sangat penting menangani hal tersebut. Eduwisata akan memperluas edukasi dan semangat pengolahan sampah dari masyarakat lokal kepada wisatawan yang berkunjung. Hal itu terwujud dengan mengolah limbah plastik menjadi ecobrick sebagai bahan struktur bangunan yang memiliki nilai ekonomis.
“Lewat pengembangan eduwisata kita tak hanya mengajarkan pada masyarakat, namun juga wisatawan mengolah sampah menjadi bahan yang bernilai,” katanya.
SIKIA UNAIR memberdayakan kelompok ibu rumah tangga nelayan Pulau Santen sebagai kader eduwisata pengolahan sampah. Ditandai dengan pembentukan struktur organisasi dan penandatanganan komitmen kader eduwisata pengolahan sampah pada Sabtu (12/8/2023) di Gazebo Pulau Santen.
Konservasi Penyu
Ketua pelaksana bidang kedokteran hewan, Aditya Yudhana drh MSi mengungkapkan adanya potensi pengembangan konservasi penyu di kawasan Pulau Santen. Bersama mitra kerja sama Banyuwangi Sea Turtle Foundation, SIKIA UNAIR siap meramu dan mengeksplorasi program konservasi penyu di Pulau Santen. Masyarakat lokal terlibat dengan membentuk kader konservasi dari kelompok nelayan setempat pada Minggu (13/8/2023) di Gazebo Pulau Santen.
“Pulau santen memiliki potensi yang luar biasa konservasi penyu. Kita sama-sama ingin ekosistem di Pulau Santen lestari. Kita akan naik level dengan membentuk kaderisasi,” ungkapnya.
Sebelum kader di sahkan, pelaksanaan FGD telah menyatukan visi dan tujuan bersama pihak yang terlibat. Melanjutkan program pengabdian berkelanjutan dari tahun sebelumnya, SIKIA berkomitmen terus memecahkan permasalahan sekaligus meningkatkan potensi lokal Pulau Santen lewat pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. Kader pengolahan sampah dan konservasi penyu akan terus didampingi hingga proses pembentukan Eduwisata Pulau Santen terbentuk dan bergerak secara mandiri.
Penulis: Azhar Burhanuddin
Editor: Khefti Al Mawalia