UNAIR NEWS – Mahasiswa sebagai agent of change dituntut untuk menguasai berbagai keterampilan. Soft skills seperti public speaking menjadi salah satu tuntutan bagi mahasiswa, terutama di Era Society 5.0 ini. Selain mengasah keterampilannya di bangku kuliah, mahasiswa juga sebaiknya mengasah keterampilannya di luar kuliah, seperti mengikuti organisasi, komunitas, atau internship.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (BEM FKM UNAIR) bekerja sama dengan Airlangga Public Health Student Association (APHSA) UNAIR menyelenggarakan webinar yang membahas tentang peningkatan public speaking dan internship di Era Society 5.0. Webinar yang diadakan pada Minggu (12/6/2022), mengundang Ketua BEM FKM UNAIR Periode 2019-2020, Herlambang Yahya Yudhistira SKM, serta Staf Intern Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral GERILYA, Khairillah Fathinnuzul Heryawan.
Pembicara pertama, Herlambang, menyampaikan materi mengenai public speaking. Menurutnya, menjadi seorang public speaker perlu memperhatikan banyak hal secara detail. Ia berujar bahwa seorang public speaker harus memberikan informasi yang benar dan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh audiens.
“Manfaat bagi mahasiswa yang mempelajari public speaking berguna untuk membangun karier kedepannya. Namun, public speakers kebanyakan masih sering membuat kesalahan umum dalam melakukan public speaking,” ujar Herlambang.
Herlambang memaparkan beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan, yaitu kurang perhatian pada audiens, menggunakan kalimat emosional, dan terlalu cepat berbicara. Ia juga berujar bahwa seorang public speaker harus memahami audiensnya, sehingga dapat menyampaikan informasi yang akan diterima audiens dengan baik.
“Public speaking itu bukan cuma verbal. Kita harus menguasai verbal, vokal, dan visual. Verbal itu pesan yang kita kirimkan, vokal itu suara yang kita sampaikan, dan visual itu bahasa tubuh kita,” terangnya.
Ruang lingkup public speaking sendiri, sambung Herlambang, tidak terbatas pada berpidato atau menjadi narasumber, tetapi juga mencakup presenter, retorika, Master of Ceremony (MC), penceramah, dan sebagainya. Oleh karena itu, Herlambang menegaskan bahwa mengembangkan public speaking penting untuk pengembangan diri mahasiswa kedepannya.
Pembicara kedua, Khairillah, menjelaskan materi mengenai internship di Era Society 5.0. Menurut Khairillah, internship itu sangat penting untuk mengasah keterampilan di luar bangku kuliah.
“Menurut saya sendiri internship itu sifatnya fardhu (wajib, red). Internship berbeda dengan dunia kerja. Saat kita membuat kesalahan di internship, maka dapat kita perbaiki sambil belajar,” tutur Khairillah.
Khairillah juga mengatakan internship yang dilakukan tidak terbatas pada jurusan yang ditekuni saja. Apalagi, lanjutnya, saat ini sudah ada program magang dari Kampus Merdeka, sehingga mahasiswa dapat memilih untuk melakukan internship di bidang yang berada di luar cakupan jurusannya.
“Tahapan pendaftaran internship ada banyak, di antaranya administrasi, membuat esai, dan interview. Dalam membuat esai ini kita harus mengkolaborasikan jurusan kita dengan bidang internship yang kita tuju,” jelas Khairillah.
Khairillah juga berpesan untuk melatih kemampuan public speaking karena sangat berguna dalam proses interview untuk mendaftar internship, terutama untuk mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat. Menurutnya, komunikasi dan kesehatan masyarakat merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan. (*)
Penulis: Dewi Yugi Arti
Editor: Nuri Hermawan