UNAIR NEWS – Sudah bukan rahasia, Amerika Serikat menjadi incaran pelajar dari seluruh dunia. Di antaranya kurikulum dan pendidikan yang berkualitas, hingga beasiswa yang ditawarkan oleh Negeri Paman Sam tersebut. Salah satu beasiswa yang banyak diburu oleh pencari beasiswa adalah Fulbright. Program ini diperuntukkan bagi seseorang yang sudah menamatkan pendidikan S1 dan ingin melanjutkan pendidikan S2 maupun S3 ke Amerika Serikat.
Hadir sebagai narasumber membagikan informasi seputar beasiswa Fulbright David Segoh SS MEd PhD dalam webinar Education USA Fulbright Program Session pada Selasa (17/01/23). Pada kesempatan itu, David membagikan pengalamannya dalam menyelesaikan gelar doktornya di Washington State University melalui beasiswa Fulbright. Beasiswa itu didanai oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan dikelola oleh The American-Indonesian Exchange Foundation (AMINEF).
“Program Fulbright memperluas pandangan saya tentang dunia. Terkhusus dalam bidang studi saya. Dari segi skill, saya mempelajari standar dan perkembangan terkini di bidang keahlian saya,” tutur David.
David Segoh yang juga dosen Fakultas Ilmu Budaya UNAIR menambahkan, program Fulbright ini membentuk dirinya sebagai individu yang lebih peduli akan masalah sosial, serta mampu beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah. Ia mengatakan, program Fulbright tidak ada batasan usia saat mendaftar. Kemudian, beasiswa ini juga merupakan beasiswa yang prestigious dan fully funded dari awal aplikasi.
Ia menegaskan, beasiswa Fulbright memberikan berbagai tawaran bidang studi terkecuali ilmu kedokteran, keperawatan, kedokteran gigi, dan psikologi klinis. Sebab hal tersebut didukung perizinan dan kode etik yang berbeda di berbagai negara. Ia sendiri mengambil studi Educational Technology yang mana mempelajari tentang pengembangan kurikulum pendidikan dan pemanfaatan teknologi bagi dunia pendidikan.
Sejak masih kecil, David mengidolakan seri film Amerika dan bercita-cita bisa pergi ke negara itu. Sebelum menyelesaikan studi di Washington State University, ia juga pernah gagal di awal saat mencoba beasiswa lain. David menyarankan dalam mempersiapkan berkas harus jauh-jauh hari dan jangan sampai ada yang terlewatkan.
Kemudian, lama pembiayaan yang ditanggung oleh program Fulbright berbeda, master degree selama dua tahun dan doctoral degree selama tiga tahun. Untuk persyaratan umum mendaftar Fulbright adalah warga negara Indonesia, berprestasi akademis, berbahasa Inggris fasih dibuktikan dengan sertifikat TOEFL ITP 550/ iBT 80/ IELTS 6.5/ Duolingo 105, minimum IPK 3.0 (skala 4), aktif kegiatan sosial atau organisasi, dan bersedia kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan.
“Harapannya setelah mengenyam pendidikan di Amerika dapat memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi negeri,” pungkas David. (*)
Penulis: Mutiara Rachmi Karenina
Editor: Binti Q. Masruroh