Universitas Airlangga Official Website

Simak Tips Persiapan Beasiswa S3 LPDP di Luar Negeri

Simak Tips Persiapan Beasiswa S3 LPDP di Luar Negeri
Umar Syaroni MMedKom CPSP® pada Sosialisasi LPDP di Universitas Airlangga, Sabtu (3/6/2023). (Sumber: YouTube Kelurahan LPDP UNAIR)

UNAIR NEWSLembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) merupakan program beasiswa yang diinisiasi oleh Kementerian Keuangan RI. Sejak berdiri tahun 2010, LPDP telah menyediakan dana pendidikan bagi para mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan studi jenjang S2 dan S3.

Tak hanya menyediakan dana pendidikan untuk perkuliahan di dalam negeri, LPDP juga menyediakan pendanaan bagi mahasiswa Indonesia yang ingin mengenyam perkuliahan di perguruan tinggi luar negeri. Melihat tingginya minat mahasiswa Indonesia terhadap program LPDP, Kelurahan LPDP Universitas Airlangga menggelar Sosialisasi LPDP secara daring pada Sabtu (3/6/2023).

Dalam sosialisasi itu, hadir salah satunya Umar Syaroni MMedKom CPSP®, alumnus Universitas Airlangga yang saat ini menjadi awardee LPDP di program S3 University of Sydney, Australia. Di kesempatan tersebut, Umar memberikan tips-tips lolos program LPDP untuk studi S3 di luar negeri.

Perencanaan Matang

“Teman-teman harus memiliki perencanaan yang matang. Mau meneliti apa, mau sekolah di mana, itu sudah punya perencanaan,” tutur Umar pada awal sesi penyampaian materi. Ia menjelaskan bahwa perlu waktu minimal enam bulan untuk mempersiapkan berkas-berkas pendaftaran beasiswa LPDP.

Beberapa berkas untuk pendaftaran LPDP meliputi hasil tes bahasa Inggris, transkrip ijazah, surat rekomendasi, commitment essay, proposal penelitian studi S3, serta surat-surat lain yang memang perlu. Berkas-berkas ini wajib diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh penerjemah tersumpah.

Surat Rekomendasi

Terkait dengan surat rekomendasi, Umar sangat menekankan untuk meminta surat ini dari seseorang yang mengenal kita secara dekat baik dari segi pribadi maupun profesional.

“Saya dulu meminta dari tiga akademisi yaitu dosen, dosen pembimbing, dan dosen pendamping akademik,” terang alumni Magister Media dan Komunikasi UNAIR itu.

Surat rekomendasi, sambung Umar, penting untuk memperkuat saat proses wawancara. Oleh karena itu, ia mengimbau tidak meminta surat rekomendasi berdasarkan jabatan fungsional saja. Namun, juga mempertimbangkan kedekatan kita dengan orang yang dapat memberi kita rekomendasi.

Di samping teknis pendaftaran, pendaftar program S3 juga harus mampu mencari supervisor yang akan mendampingi proses riset selama mengenyam pendidukan di luar negeri.

“Ketika kita membahas S3, perspektifnya harus diganti apalagi S3 keluar negeri. Perspektifnya bukan lagi mencari kampus tapi mencari supervisor atau di Indonesia namanya promotor,” terang Umar.

Promotor ini merupakan dosen di perguruan tinggi yang memiliki kepakaran dengan topik penelitian yang kita ajukan. Kesesuaian pakar dengan topik penelitian kita ini akan mendukung kita untuk bisa lolos LPDP dengan mudah.

“Cari di Google Scholar tema penelitian kita apa. Lalu, kita cari dosen serta kepakaran beliau. Lalu kirimkan CV, proposal penelitian, dan motivation letter ke beliau via e-mail,” ujar Umar.

Terakhir, Umar berpesan bahwa studi S3 membutuhkan komitmen yang baik, tidak hanya berorientasi pada materi semata. “Penting bagi kita punya komitmen yang baik. Jadi, studi S2-S3 bukan karena pengen dapat uang tapi pengen meningkatkan kompetensi diri supaya bisa berkontribusi,” pungkasnya. (*)

Penulis: Agnes Ikandani

Editor: Binti Q. Masruroh