Universitas Airlangga Official Website

Simposium World Immunology Day, Paparkan Perkembangan Sel Kanker

Dr Miswar Fattah M Si secara daring memaparkan tentang Update on Laboratory Diagnosis For Cancer pada Simposium World Immunology Day (Foto: Youtube Sekolah Pascasarjana UNAIR Channel)
Dr Miswar Fattah M Si secara daring memaparkan tentang Update on Laboratory Diagnosis For Cancer pada Simposium World Immunology Day (Foto: Youtube Sekolah Pascasarjana UNAIR Channel)

UNAIR NEWS – Magister Imunologi Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan Simposium. Gelaran itu dalam rangka World Immunology Day 2023 yang bertajuk Understanding Immuno-Oncology: Enhancing Opportunities To Improve Cancer Treatment pada Kamis, (25/5/2023). 

Hadir dalam acara tersebut yaitu Dr Miswar Fattah M Si yang merupakan Specially & Research Laboratory Manager Prodia Clinical Laboratory. Ia memaparkan mengenai Update on  Laboratory Diagnosis For Cancer yang mana saat ini perkembangan diagnosis mengenai sel kanker berlangsung sangat cepat termasuk mengenai terapi imunoterapi.

Pertumbuhan Sel Kanker

Sebelumnya, Dr Miswar menerangkan bahwa kanker merupakan sekelompok penyakit yang berasal dari pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkendali sehingga dapat menyebabkan kematian. “Jadi apa saja yang dapat memicu pertumbuhan dari sel kanker akan menjadi by marker yang dapat terukur,” terangnya.

Fakta-fakta mengenai kanker terjadi karena salah satunya heriditery (keturunan) dan juga faktor lingkungan. Hereditary dapat memprediksi risiko kanker karena sel kanker bersifat genetik. Sedangkan, kondisi lingkungan juga dapat memicu terjadinya pertumbuhan sel kanker.

“Ini bisa menjadi tools untuk mengetahui seberapa besar individu tersebut berisiko terserang kanker sehingga bisa jadi alat untuk diagnostik,” jelas Dr Miswar.

Kanker sendiri merupakan penyakit bawaan (genetik) sehingga jika melihat tren pemeriksaan kanker saat ini selalu bermuara pada genetic testi. Teknik pembersihan sel kanker melalui pembersihan sel genetik juga belum banyak dilakukan karena sulit untuk membedakan antara sel kanker itu sendiri dengan sel asli karena keduanya sering tercampur.

“Saat ini sudah ada tools yang sangat sensitif sehingga pencatatan mengenai genetik juga sangat massive. Utamanya di era database yang sudah sangat banyak. Genetic testing saat ini juga sudah menjadi hal yang fundamental,” ungkapnya.

Sel kanker mempunyai kemampuan yang berbeda dengan sel-sel normal. Sel kanker bisa lebih mudah dan cepat untuk melakukan mutasi. Dari hal tersebut juga dapat memprediksi agility (kelincahan) sel kanker sehingga dapat melihat bahwa sel kanker lebih mudah melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain (metastasis).

“Apa yang unik dari sel kanker tersebut itulah yang digunakan untuk mendiagnosis kondisinya,” imbuhnya.

Simposium itu terlaksana secara luring di Airlangga Medical Education Center, Kampus Dharmahusada A dan daring via Zoom Meeting.

Penulis: Ini Tanjung Tani

Editor: Khefti Al Mawalia