Universitas Airlangga Official Website

Sistem Pendidikan Kedokteran Indonesia Perlu Transformasi

Sesi Diskusi webinar TASDIKDOK (Sumber: Tangkapan Layar Zoom)

UNAIR NEWS – Perbedaan sistem pendidikan kedokteran di Indonesia dengan global masih menjadi sorotan yang sering dibanding-bandingkan. Hal tersebut hendaknya menjadi pertimbangan penting bagi transformasi sistem pendidikan kedokteran yang beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Menjawab tantangan tersebut, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan Webinar TASTIDIKDOK pada Selasa (29/3/2022). Acara itu disiarkan langsung melalui Youtube Dokter UNAIR TV dan Zoom. 

Informatif Menuju Transformatif

Dalam mengembangkan arsitektur kesehatan global G20, salah seorang dokter senior UNAIR Prof dr H M Dikman Angsar SpOG(K) menekankan persamaan persepsi dalam menentukan definisi transformatif. Sehingga dorongan pendidikan kedokteran berbasis informatif menuju transformatif dapat berjalan bersamaan.

“Meningkatkan sistem pendidikan kesehatan itu harus inklusif, responsif dan berkeadilan. Akses keadilan dalam teknologi saat ini masih belum merata. Masyarakat mengalami kesulitan dalam mengakses sinyal di berbagai daerah. Maka, orientasi solidaritas dan partnership juga perlu diperhatikan,” katanya.

Kolaborasi Antar-Keilmuan

Dalam mencapai pembangunan sistem pendidikan kedokteran berkelanjutan, dr Samodra S Spog mempertegas perlunya kolaborasi antar keilmuan sebagai penentu pemecahan masalah. 

“Dengan pendekatan multi-professional collaborative program dengan menggunakan project base learning semenjak semester awal tentu akan semakin baik. Mahasiswa kedokteran harus dipasangkan dengan prodi lainnya untuk menemukan pemecahan masalah yang akurat,” ujarnya.

Residensi, Regulasi dan Uji Kompetensi

Dalam diskusi menjawab transformasi tersebut, Prof dr Ova Emilia MMedEd PhD SpOG(K) Dekan FK-KMK Universitas Gadjah Mada (UGM) menyoroti 3 hal yang dapat dipertimbangkan dalam transformasi tersebut dari segi sistem residensi, regulasi dan uji kompetensi. 

Beliau juga menuturkan bahwa perlu adanya langkah transformasi yang berkelanjutan dari pra hingga pasca pendidikan kedokteran di Indonesia.

“Harus ada semacam monitoring, sehingga kata-kata belajar sepanjang hidup itu benar-benar ada dan hal itu yang belum terbangun dalam arsitektur pendidikan dokter di Indonesia”, jelasnya.

Diskusi antar Civitas Akademika Perguruan Tinggi

Lebih lanjut Dekan FK UNAIR, Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG(K) mengapresiasi terselenggaranya webinar yang diinisiasi FK UNAIR ini untuk terus menyuarakan terkait perbaikan sistem pendidikan kedokteran di Indonesia.

“Perlu digalakkan kolaborasi melalui acara semacam ini untuk memperbaiki sistem kedokteran di Indonesia dan akhir dari muara ini dalam berkontribusi melahirkan lulusan kedokteran yang memiliki pengetahuan dan skill luar biasa” tutupnya dalam webinar tersebut.

Penulis: Azhar Burhanuddin

Editor: Feri Fenoria