Universitas Airlangga Official Website

Soroti Isu Motherless Penikmat Konten Yaoi antarkan Tim Mioyca Lolos Pendanaan PKM-RSH

Tim Mioyca Lolos Pendanaan PKM-RSH dengan risetnya yang berjudul “Peran Isu Motherless terhadap Perilaku Pecandu Konten Yaoi pada Remaja”. (Foto: Narasumber)
Tim Mioyca Lolos Pendanaan PKM-RSH dengan risetnya yang berjudul “Peran Isu Motherless terhadap Perilaku Pecandu Konten Yaoi pada Remaja”. (Foto: Narasumber)

UNAIR NEWS – Isu motherless kurang mendapat sorotan di tengah tingginya peringkat Indonesia sebagai negara fatherless di dunia. Padahal, isu ini tak kalah penting untuk dikaji. 

Ibu memiliki peran yang signifikan terhadap perkembangan anak. Kurangnya keterlibatan ibu dalam proses tumbuh kembang sang anak dapat membawa dampak negatif terhadap pemahaman seksual. Selain itu menyebabkan kurangnya kasih sayang, rasa cinta, kepuasan batin, hingga rasa aman. 

Oleh sebab itu, seorang anak yang tumbuh dalam ketiadaan peran ibu di hidupnya seringkali mencari pelarian batin untuk memenuhi hasrat seksual. Salah satunya melalui konten yaoi

Topik menarik itulah yang berusaha digali oleh Mioyca, salah satu tim PKM-RSH, hingga mengantarkannya lolos pendanaan Universitas Airlangga (UNAIR). Timnya mengangkat judul “Peran Isu Motherless terhadap Perilaku Pecandu Konten Yaoi pada Remaja”. 

Anggota timnya adalah Fadia Chika Bonita (Fpsi), Galih Pramana Putra (FISIP), Kevin Febrian Hidayat (FISIP), I Gusti Ayu Jyotisca Tirta Sahasranitha (FISIP), serta Afif Pramudya Alriandi (Fpsi). Mereka turut didampingi Tiara Diah Sosialita S Psi M Psi selaku dosen FPsi.

Yaoi adalah salah satu genre dalam sebuah karya seni yang memuat hubungan homoseksual laki-laki. Genre itu berfokus pada romansa, meski beberapa meliputi situasi seksual lelaki dan lelaki berfigur perempuan. 

Konten yaoi biasanya tersebar melalui platform digital seperti forum media dan website. Konten tersebut mudah didapatkan karena minimnya pengawasan dan kemudahan akses. 

“Mirisnya, traffic pengunjung salah satu konten yaoi (Mangatoto, Red), 77 persen berasal dari server Indonesia,” ungkap Chika selaku ketua tim Mioyca.

Fantasi pada karakter yaoi yang dianggap nyata memicu kepuasan batin pengakses yang memerlukan wadah untuk  menyalurkan hasrat seksual. Studi literatur menyebut, motherless menyebabkan anak kebingungan dengan identitas gendernya, merasa tidak berharga, ditinggalkan, dan tidak punya dukungan moril. Pada beberapa kasus, mereka yang mendambakan rasa aman dan kasih sayang seorang ibu, justru menyalurkannya melalui karakter yaoi. 

“Setelah tim kami melakukan wawancara kepada sejumlah remaja penggemar konten yaoi, banyak dari mereka yang membayangkan karakter di konten itu sebagai ibunya sendiri. Jadi, seperti menegaskan ‘peran ibu tuh harusnya gini’ karena minimnya kasih sayang yang didapatkan,”  imbuhnya.

Setiap tahun, ribuan proposal PKM diajukan dengan harapan mendapatkan pendanaan dan lolos ke tahap selanjutnya. Namun, persaingan untuk lolos terbilang ketat. Chika dan tim sedikit membagikan tips dan strateginya kepada pembaca.

Mereka menekankan pentingnya dampak berkelanjutan dalam pemilihan topik PKM. Kemudian, senantiasa optimistis dan memiliki pandangan jangka panjang.

“Jadi, sewaktu mengirim proposal itu tidak lupa memikirkan juga seandainya lolos pendanaan, pengelolaan dananya bakal gimana. Perlu disalurkan ke mana, untuk apa, perlu berapa. Itu penting banget sih mengaturnya sejak awal,” tutur anggota tim Mioyca. 

Lebih dari itu, memiliki pandangan jangka panjang juga mencakup belajar Instagram Ads dan desain feed untuk Instagram kelompok. Tak kalah penting, betul-betul memperhatikan ketentuan dan administrasi serta meminta doa restu kepada orangtua.

“Poin ini banyak yang terlewat. Kita juga perlu belajar Instagram Ads bahkan Meta Ads untuk mempromosikan konten terkait penelitian di Instagram.”

Penulis: Diana Febrian Dika

Editor: Feri Fenoria

Baca Juga:

Usung Inovasi Museum Virtual Culture, Tim PKM-VGK UNAIR Lolos

Ulas Sentimen Warga Terhadap E-Vote, Mahasiswa UNAIR Lolos Pendanaan PKM