UNAIR NEWS – Ksatria Universitas Airlangga (UNAIR) tak henti-hentinya mencetak prestasi gemilang. Kali ini, Ersa Awwalul Hidayah, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) berhasil meraih juara tiga pada kompetisi menulis opini nasional pada Jumat (6/12/2024). Kompetisi tersebut merupakan inisiasi BEM Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Kompetisi tersebut mengusung tema besar Harapan dan Aksi untuk Optimalisasi Kesejahteraan dan Perlindungan Tenaga Pendidik. Dalam opininya, Ersa membahas platform merdeka mengajar sebagai solusi bagi guru untuk mempermudah proses mengajar.
Pemanfaatan Teknologi
Kepada UNAIR NEWS, Ersa menceritakan alasannya memilih subtema pendidikan dengan fokus pada pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan. Ia menilai bahwa teknologi, seperti platform merdeka mengajar memberikan banyak manfaat. Terutama dalam mempermudah proses mengajar serta membantu guru untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang ada.
“Pada mulanya saya mencari tahu bagaimana kondisi pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan saat ini. Apakah sudah berjalan dengan baik? Dari sana saya menemukan platform merdeka belajar dari Kemendikbud yang mana itu adalah salah satu program yang bagus,” ujarnya.
Ersa menambahkan bahwa setelah melakukan riset lebih lanjut, ia mendapati bahwa terdapat platform merdeka mengajar untuk guru. Setelah ia telusuri, platform merdeka mengajar memiliki manfaat dalam mempermudah pelaksanaan kurikulum.
“Dari isu yang saya angkat, saya berargumen bahwa perlu adanya optimalisasi platform merdeka mengajar untuk mempermudah kurikulum. Dengan begitu, guru dan siswa juga dapat sekaligus belajar untuk mengikuti perkembangan teknologi,” tambahnya.
Tertarik dengan Kepenulisan
Ersa mengaku telah tertarik dengan dunia kepenulisan sejak memasuki program studi Ilmu Sejarah. Namun, keinginannya untuk berkompetisi mulai tumbuh saat ia beranjak semester lima. “Ketika saya mendapatkan mata kuliah metodologi penelitian di semester lima, saya belajar untuk menyusun dan membuat karya sesuai sistematika yang ada. Dari situlah muncul keinginan untuk mengikuti lomba di bidang kepenulisan, baik esai maupun opini,” jelasnya.
Melalui partisipasinya dalam kompetisi tersebut, Ersa mengungkapkan momen berkesan yang ia rasakan. “Saya merasa sangat dekat dengan apa yang saya tulis. Terlebih karena karya saya membahas terkait peran guru, inovasi, dan penggunaan teknologi untuk mencerdaskan anak bangsa,” tuturnya.
Sebagai penutup, Ersa berharap apa yang telah ia peroleh dapat bermanfaat dan menginspirasi banyak mahasiswa untuk terus belajar serta mengevaluasi diri. Terutama dalam dunia kepenulisan. “Jangan patah semangat, mari terus berusaha meraih kemenangan agar karya kita dapat lebih tersebar luas dan memberikan manfaat,” pungkas Ersa.
Penulis: Raissyah Fatika
Editor: Yulia Rohmawati