Universitas Airlangga Official Website

Sosial Media dan Public Speaking Jadi Kunci dalam Personal Branding

Stefanny Imelda (Kiri) Menjelaskan Postur Tubuh yang Tepat Saat Berbicara di Depan Umum Dengan Dua Peserta Sebagai Aktor (Foto: Panitia)
Stefanny Imelda (Kiri) Menjelaskan Postur Tubuh yang Tepat Saat Berbicara di Depan Umum Dengan Dua Peserta Sebagai Aktor (Foto: Panitia)

UNAIR NEWS – Public speaking merupakan salah satu aspek dari personal branding, hal yang menjadi penghambat bagi public speaker adalah gugup, kurang persiapan, kurang pengalaman, hingga insecure. Kurang baiknya public speaking kita akan berpengaruh pada personal branding, oleh karena itu BEM UNAIR mengadakan workshop yang bertajuk “Voice of Influence: Building Personal Branding Through Public Speaking” untuk melatih keterampilan berbicara. Workshop itu berlangsung pada Sabtu (28/10/2023) di Ruang 2.07 Gedung Kuliah Bersama, Kampus Merr C, Universitas Airlangga. 

Menteri Pengembangan Profesi BEM UNAIR, Fatkhur Rozi menjelaskan bahwa workshop itu dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa UNAIR dalam menghadapi dunia setelah lulus nanti. Hadir dalam acara itu sebagai speaker yakni Aulia Firdaus Brilianti S Hub Int selaku jurnalis, Ketua Paguyuban Duta Wisata Sidoarjo Sandi Ariamanda, dan Miss Glamour Look International Stefanny Imelda. 

Apa itu Personal Branding?

Personal branding secara harfiah berarti citra diri, bagaimana kita membentuk dan membangun pandangan kita di mata orang lain. Sandi berpendapat bahwa peran sosial media saat ini sangatlah penting, dirinya menilai bahwa orang lain dapat melihat diri kita melalui sosial media. Untuk itu, kita perlu mengelola sosial media sesuai dengan personal branding yang ingin ditampilkan ke publik. 

Personal branding itu citra diri, tapi yang perlu diketahui itu bagaimana cara kita membentuk personal branding-nya. Ada rumus dalam membentuk personal branding, yakni why, process, dan output. Tak lupa consistency,” terus Firda. 

Menurut Firda, kita harus mengetahui kenapa/why kita menonjolkan citra tertentu. “Setelah itu P, process. Silahkan mulai ditata apa nih yang harus dipersiapkan dulu. Mungkin memperbaiki sifat atau karakter, memperbaiki kekurangan. Ada kekurangan yang tidak bisa diperbaiki, maka cari hal yang bisa dikembangkan menjadi kelebihan kita,” jelasnya. 

Output yang dimaksud adalah citra yang ingin ditonjolkan dan dipersiapkan dengan baik, maka akan mendapatkan hasil yang sesuai. Ia mencontohkan dengan pengalamannya dimana Firda ingin menonjolkan citra sebagai jurnalis, maka segala sosial medianya menunjukkan aktivitas dia sebagai jurnalis secara konsisten. Akhirnya citra yang nampak adalah Firda sebagai seorang jurnalis. 

Tips Meningkatkan Public Speaking

Keterampilan berbicara, atau keterampilan lainnya tidak didapat secara instan. Diperlukan latihan dan pengalaman yang panjang. Firda memberikan tips untuk mengendalikan cemas sebelum public speaking, yakni dengan mencari cara menenangkan diri seperti minum kopi terlebih dahulu, bernafas dengan ritme, memegang tangan, dan lainnya sesuai dengan pribadi masing-masing. “Perfect preparation to prevent poor performance,” tuturnya.

Sandi memberikan tips lain berupa latihan di organisasi. Dengan mengikuti organisasi, maka kita akan dilatih untuk public speaking, di sana lah tempat kita berproses. Poin kedua adalah percaya diri, dengan mengakali kekurangan kita maka akan membuat kita lebih percaya diri sehingga tidak gugup saat berbicara. 

“Saya tuh secara postur itu besar, terutama bagian perut. Hal itu membuat saya gak pede, cuman akhirnya saya akali dengan menggunakan jaket denim agar tidak terlihat gemuk,” jelasnya. 

Sandi Ariamanda (Kiri) dan Aulia Firdaus Brilianti (Kanan) Menjelaskan Media Sosial Sebagai Faktor Penting dalam Personal Branding (Foto: Panitia)

Kendala dalam Public Speaking

Kendala yang sering terjadi bagi public speaker adalah gugup, kurang persiapan, kurang pengalaman, takut dinilai orang lain, tidak paham situasi dan kondisi, serta insecure. Begitulah yang dikatakan oleh Miss Glamour International. Menurut Imelda, kendala-kendala tersebut akan berdampak pada speaking kita. Gugup akan mengakibatkan slip tongue dan belibet. Kurang persiapan akan mengakibatkan blank atau tidak tau ingin berkata apa dan pemborosan kata saat berbicara. Kurang pengalaman akan mengakibatkan gugup dan panik. 

“Takut ngomong karena takut dinilai, kalau kita terus takut. Ya kapan majunya? Ketakutan ini nanti akan membuat kita tidak percaya diri sehingga kurang menonjolkan potensi kita,” jelas Imelda.

Tidak paham situasi dan kondisi mengakibatkan attitude yang kurang dalam berbicara, dan insecure mengakibatkan kita tidak fokus terhadap materi. Namun insecure ini penting menurut Imelda, karena insecure membuat kita ingin meng-upgrade diri kita menjadi versi yang lebih baik. (*)

Penulis: Muhammad Naqsya Riwansia

Editor: Feri Fenoria