UNAIR NEWS – PT Lentera Alam Nusantara (LAN), startup besutan alumni di bidang budidaya sarang walet binaan Inkubator Bisnis dan Teknologi Universitas Airlangga (UNAIR) terus berinovasi. Menurut CEO PT LAN, Muhammad Fairuzzuddin Zuhair, mengatakan peran teknologi dapat menjadi solusi yang membantu usaha ternak walet.
Oleh karena itu, Fairuz membangun sistem monitoring iklim rumah walet berbasis Internet of Things (IoT). Dalam prosesnya, ia berkolaborasi dengan mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) UNAIR yang tergabung dalam komunitas Instrumentation and Energy Research Community (IMERCY).
“Budidaya burung walet ini sebenarnya sulit-sulit mudah. Pengetahuan masyarakat akan budidaya walet juga masih minim, khususnya terkait teknologi IoT guna optimalisasi rumah sarang burung walet,” ujar Fairuz, Rabu (26/7/2023).
Pemanfaatan IoT pada Gedung Walet
Alumnus Matematika itu mengungkap, adanya IoT memberikan banyak manfaat untuk budidaya sarang walet. Sistem yang terdiri dari komponen sensor, aktuator, mikrokontroler, dan database server tersebut dapat memantau parameter iklim pada gedung walet.
Dengan begitu, sambung Fairuz, penggunaan IoT dapat meningkatkan kualitas ataupun kuantitas perkembangbiakan burung walet. Selain itu, proses pemantauan juga dari jarak jauh sehingga mengurangi biaya dan waktu tenaga kerja.
“Pemanfaatan alat monitoring iklim jarak jauh memungkinkan petani walet dalam mendeteksi kondisi abnormal burung walet. Sistem ini sangat penting untuk pengelolaan dan penelitian budidaya sarang walet,” terang mantan wakil Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNAIR 2018 itu.
Selanjutnya, sistem IoT pada gedung walet telah terintegrasi dengan aplikasi Markas Walet yang tersedia di Google Play Store. Aplikasi itu, tutur Fairuz, menyediakan data historis parameter iklim yang memudahkan pengguna untuk melacak melalui smartphone atau komputer.
“Perangkat mengirimkan data ke cloud untuk diproses dan dianalisis. Data tersebut kemudian tersambung pada aplikasi Android menampilkan suhu, kelembaban, intensitas cahaya. Juga kadar amonia dalam gedung walet secara real time,” jelasnya.
Harapan bagi Industri Sarang Walet
Saat ini, Fairuz terus melakukan pelatihan terkait penerapan IoT kepada sekitar 3000 anggota petani binaan Markas Walet yang tersebar merata di seluruh indonesia. Bahkan, ia berharap teknologi itu nantinya dapat dipasarkan secara masif.
Lebih lanjut, PT LAN berupaya mendukung berbagai riset inovatif mengenai pengelolaan dan budidaya walet. “Markas walet di sini ingin menjadi pelopor dan inisiator yang menggebrak ekosistem budidaya walet menjadi lebih dekat dengan dunia riset,” pungkas Fairuz.
Penulis: Sela Septi Dwi Arista
Editor: Nuri Hermawan