Universitas Airlangga Official Website

Stovit Online Series FKG Ulas Gangguan Tidur dan Terapi Alat Oral

Pengenalan pemateri kedua yaitu Dr Roziana Binti Mohd Razi dari University Malaya (Foto: Istimewa)
Pengenalan pemateri kedua yaitu Dr Roziana Binti Mohd Razi dari University Malaya (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Stovit Online Series (SOS) merupakan program edukatif besutan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR). SOS kembali terlaksana secara daring pada Jumat (26/04/2024) melalui Zoom Meeting dengan mengulas seputar gangguan tidur dan terapi alat oral.

SOS mengundang dua pemateri internasional yang membawakan topik seputar ortodontik. Pemateri pertama yaitu Dr Reginald W Taylor DMD DMSc dari Texas A&M University yang membawakan materi “Benefits of Vertical Control in Orthodontic Treatment”. Lalu, pemateri kedua adalah Dr Roziana Binti Mohd Razi dari University Malaya membawakan materi berjudul “Sleep Disorders & Orthodontics”. 

Dr Roziana sebagai pemateri kedua membahas seputar gangguan tidur dan dampaknya pada perkembangan tulang rahang dan posisi gigi. Menurut penelitiannya, salah satu gangguan tidur yang berdampak secara ortodontik adalah Obstructive Sleep Apnea (OSA). 

“OSA merupakan gangguan tidur yang berkaitan dengan pernapasan (sleep disorder breathing) dan cukup umum terjadi. Kondisi ini terjadi karena adanya obstruksi jalan napas akibat mengendurnya otot-otot tenggorokan. Sehingga dapat menghalangi atau menghambat jalan napas,” papar Dr Roziana. 

Dr Roziana juga mengungkapkan bahwa OSA dapat terjadi berulang kali saat tidur. Jika terlalu sering, OSA dapat menyebabkan penurunan kualitas tidur. “Terdapat beberapa gejala utama dari OSA yaitu mendengkur, mengantuk berlebihan di siang hari, apnea atau tersedak saat tidur, dan masih banyak lagi. Penderita juga mungkin mengalami gejala lain yang berdampak pada kesehatan jantung, mental, dan kualitas hidup,” ungkapnya. 

Pemaparan materi berjudul “Sleep Disorders & Orthodontics” oleh  Dr Roziana Binti Mohd Razi (Foto: Istimewa)

Selanjutnya, Dr Roziana menyebutkan bahwa ada beberapa terapi untuk mengobati OSA. Salah satu yang dianggap efektif, lanjutnya, adalah Continuous Positive Airway Pressure (CPAP). CPAP melibatkan penghembusan udara ke saluran napas agar tetap terbuka selama tidur. 

Namun, Dr Roziana juga mengungkapkan beberapa orang kesulitan untuk menoleransi terapi itu walau dinilai cukup efektif mengatasi OSA. Sehingga, ada yang memilih alternatif lain seperti Oral Appliance Therapy atau terapi alat oral. Ia kemudian menjelaskan, praktik terapi alat oral dilakukan dengan memasukkan perangkat ke dalam mulut untuk membantu menjaga jalan napas tetap terbuka saat tidur. 

“Terdapat beberapa jenis peralatan untuk terapi alat oral, yaitu boil and bite appliance, tongue retainer, mandibular advancement device (MAD). Penelitian menunjukkan bahwa MAD efektif mengobati OSA. Selain mengurangi jumlah kesalahan pernapasan per malam, perangkat ini mengurangi volume dengkuran, frekuensi mendengkur, dan rasa kantuk di siang hari,” pungkas Dr Roziana. 

Penulis: Adinda Aulia Pratiwi

Editor: Yulia Rohmawati