Universitas Airlangga Official Website

Stres Pengaruhi Siklus Menstruasi Karyawan Operator Alat Berat Pertambangan

Siti Fatimah SKeb Bd MKM pada Forum Ilmiah Alumni (FIA) Kebidanan UNAIR, Minggu (23/7/2023).
Siti Fatimah SKeb Bd MKM pada Forum Ilmiah Alumni (FIA) Kebidanan UNAIR, Minggu (23/7/2023).

UNAIR NEWS – Ikatan Alumni Midwifery (IKAWARY) Fakultas Kedokteran UNAIR menyelenggarakan Forum Ilmiah Alumni (FIA) pada Minggu (23/7/2023). Gelaran ini mengundang Siti Fatimah SKeb Bd MKM, alumni Program Studi Pendidikan Bidan (PSPB) FK UNAIR 2010, selaku pembicara. Dalam kesempatan tersebut, Siti memaparkan mengenai tesis yang ia kerjakan sebagai syarat kelulusan program Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Tesis tersebut mengambil judul Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi pada Wanita yang bekerja sebagai Operator Alat Berat di Perusahaan Tambang.”

“Berdasarkan data Sakernas Februari 2021, ada sekitar 92.000 perempuan yang bekerja di perusahaan tambang dari pada laki-laki yang berjumlah 1,2 juta. Wanita yang bekerja di tambang juga melakukan pekerjaan yang sama dengan laki-laki baik dari aspek jadwal maupun tugas,” terang Siti di awal sesi materi.

Penelitian Siti lakukan di salah satu perusahaan tambang multinasional yang menyediakan posisi operator alat berat bagi karyawan wanita.  Perusahaan ini juga telah mengatur kebijakan-kebijakan khusus karyawan wanita seperti cuti menstruasi, cuti melahirkan, serta layanan kesehatan bagi karyawan yang sedang hamil.

Faktor Stes

“Dari penelitian yang saya lakukan, ada bahwa faktor stres dan jenis kontrasepsi memiliki hubungan yang signifikan dengan gangguan menstruasi. Sedangkan, faktor aktivitas fisik, status gizi, umur, umur menarche, dan pemakaian kontrasepsi tidak memiliki hubungan signifikan dengan gangguan menstruasi,” terang Siti.

Stres disebut Siti menjadi faktor dominan yang berpengaruh terhadap gangguan menstruasi. Dari penelitiannya ini, diketahui bahwa operator wanita dengan tingkat stres yang tinggi memiliki risiko 6,3 kali lebih besar mengalami gangguan menstruasi.

“Dari penelitian-penelitian lain yang sejalan, variabel stres ini memang merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling besar dalam siklus menstruasi. Jadi, memang stres merupakan salah satu faktor dominan yang mempengaruhi siklus menstruasi. Namun tidak menutup kemungkinan adanya faktor lain juga,” ungkap Siti.

Terkait dengan hal ini, Siti menyarankan agar perusahaan dapat memberikan dukungan terhadap karyawan wanita. Seperti mengadakan capacity building untuk mempererat hubungan dengan karyawan lain. “Selain itu, perusahaan juga dapat membuat fasilitas baru yaitu adanya sesi konseling dengan ahli psikologi,” pungkas Siti. (*)

Penulis: Agnes Ikandani

Editor: Binti Q. Masruroh