UNAIR NEWS – Berangkat dari kecemasannya terhadap pencemaran mikroplastik yang terjadi di sungai-sungai Pulau Jawa seperti Brantas, Bengawan Solo, dan Ciliwung, Prigi Arisandi alumnus Biologi Universitas Airlangga (UNAIR) menginisiasi perjalanan Ekspedisi Sungai Nusantara. Rencanaya, selama 2022 Prigi akan mendeteksi kesehatan sebanyak 68 sungai di Indonesia.
“Hasil deteksi kesehatan sungai nantinya akan dijadikan masukan bagi pemerintah agar lebih memperhatikan kualitas sungai,” tuturnya pada UNAIR NEWS, Selasa (31/5/2022).
Sebelumnya, Prigi telah banyak melakukan penelitian terkait pencemaran mikroplastik di sungai-sungai di Pulau Jawa. Ia melakukan penelitian bersama LSM yang didirikannya yaitu Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON).
“Mikroplastik adalah serpihan plastik berukuran kurang dari lima milimeter. Karena bentuknya yang mikroskopis, bisa dengan mudah termakan oleh makhluk hidup,” jelas Prigi.
Hasil penelitian yang telah dilakukan Prigi menemukan sebanyak 97 partikel mikroplastik dalam 100 liter air di Sungai Bengawan Solo. Sedangkan di Sungai Citarum, ditemukan sebanyak 121 partikel per 100 liter air, Sungai Ciliwung 198 partikel per 100 liter air, serta Sungai Brantas 107 partikel per 100 liter air.
Sumber Mikroplastik
Prigi menjelaskan, mikroplastik bisa berasal dari sampah plastik yang dihasilkan oleh masyarakat. “Sampah plastik yang berakhir di lingkungan, yang terpapar sinar matahari, dan terendam air dalam jangka waktu yang lama, lama-kelamaan akan terpecah menjadi serpihan-serpihan mikroplastik,” jelas alumnus Biologi UNAIR tahun 1994 itu.
Selain itu, mikroplastik juga bisa berasal dari limbah industri yang sengaja diproduksi dalam bentuk mikroskopis seperti scrub dalam pasta gigi, maupun produk perawatan diri lainnya. “Kalau buang sampah jangan ke sungai. Kasihan makhluk hidup di dalamnya, kasihan juga yang memanfaatkan air sungai,” terang Prigi.
Ekspedisi sebagai Solusi
Ekspedisi Sungai Nusantara adalah perjalanan mengunjungi sungai-sungai di Indonesia yang merupakan kolaborasi antara peneliti, jurnalis, dan komunitas. Ekspedisi ini dilakukan untuk memeriksa kesehatan sungai di Indonesia.
“Saya harap Ekspedisi Sungai Nusantara bisa menjadi masukan dan dasar kebijakan bagi pemerintah di masa mendatang. Agar dalam pembangunan yang dilakukan tetap berorientasi pada keselamatan lingkungan,” ujarnya.
Sepanjang tahun 2022, Prigi akan menginventarisasi, mengabarkan, dan mengajak masyarakat untuk peduli terhadap sungai. “Selanjutnya kita akan kabarkan ekspedisi ini melalui film dokumenter, kita juga akan terbitkan buku, dan kita akan membentuk 68 komunitas sungai,” ungkapnya. (*)
Penulis: Thara Bening
Editor: Binti Q. Masruroh