Universitas Airlangga Official Website

Tanggapi Maraknya Tindak Kriminal di Dating Apps, BEM FPsi Gelar Forum Diskusi

Diskusi oleh Widyanti Arioka koordinator @AwasKBOG dan Anisa Ifana S Psi M Sc founder @cyberpsycology.id. dalam webinar (Foto: Screenshoot Zoom Meeting)
Diskusi oleh Widyanti Arioka koordinator @AwasKBOG dan Anisa Ifana S Psi M Sc founder @cyberpsycology.id. dalam webinar (Foto: Screenshoot Zoom Meeting)

UNAIR NEWS – Kemajuan teknologi membawa manusia untuk dapat bertemu dengan orang tanpa tatap muka secara langsung. Namun, hal ini justru memantik timbulnya bahaya apalagi ketika mencari pasangan dengan aplikasi kencan online (dating apps). Banyaknya kasus tindak kriminal dalam dating apps membuat kita harus dapat memiliki kesadaran akan bahayanya.

Menyikapi hal tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan sebuah forum diskusi online pada Minggu (26/5/2024). Forum tersebut mengulas tentang kejahatan pada dunia maya. Hadir dalam forum, pemateri yakni Widyanti Arioka koordinator @AwasKBOG dan Anisa Ifana S Psi M Sc founder @cyberpsycology.id. 

Anisa membuka forum mengatakan bahwa manusia dapat menjadi apa pun ketika mereka berada pada dunia maya. “Kita tahu jika di internet kita dapat menjadi apa pun. Selain itu, dating apps seperti pisau bermata dua. Kita bisa menjadi diri yang diharapkan tetapi juga bisa memiliki dampak yang negatif,” terangnya.

Anisa meneruskan bahwa menurut teori dari John Suler tentang teori disinhibition effect, dijelaskan bahwa setiap orang memiliki perilaku yang cenderung berbeda. “Orang biasanya memiliki perilaku yang berbeda di dunia nyata dengan dunia maya,” lanjutnya.

Selain itu, ia meneruskan bahwa ada faktor invisibility yang akan membuat orang dengan kepribadian introvert menyukai bersosialisasi di dunia maya. “Pembicaraan di dunia maya bisa di-delay sehingga membuat seseorang bisa melakukan ghosting dan eksplorasi dalam membuka diri,” ujarnya.

Menurut Anisa, orang yang menggunakan dating apps memiliki gambaran terhadap seseorang dengan ideal self. Hal itu akan membuat adanya bayangan ideal dari diri seseorang yang ketika diketahui tidak sesuai harapan, sehingga akan menimbulkan kekecewaan. “Sehingga dating apps akan memengaruhi konsep diri yang dilihat dari likes, dan followers,” ungkapnya.

Sementara itu, Wida menambahkan bahwa menurut survei dari Populix tentang perilaku keamanan digital pada dating apps di Indonesia, terdapat seperempat tindak kejahatan seperti profil palsu, kata kasar, penipuan, kekerasan seksual, dan doxing. “Kemudian sebagian besar di antara mereka menggunakan dating apps hanya karena adanya rasa penasaran saja,” imbuhnya.

Wida menegaskan bahwa melakukan pencarian jodoh secara online melalui aplikasi kencan tidak disarankan. ”Dating apps lebih cocok apabila menjadi tempat untuk mencari kenalan ataupun mencari pengalaman. Sehingga, tidak disarankan untuk mencari jodoh secara instan,” tuturnya.

Penulis : Ahmad Hanif Musthafa

Editor : Yulia Rochmawati