Universitas Airlangga Official Website

Tantangan Antarkan Mahasiswa UNAIR Raih Kejuaraan Kompetisi Debat Internasional

Muhammad Ichsanul Aulia (kanan) dan Dinda Tamara Wedari (kiri) bersama para delegasi IIFO 2023. (Sumber: Muhammad Ichsanul Aulia)
Muhammad Ichsanul Aulia (kanan) dan Dinda Tamara Wedari (kiri) bersama para delegasi IIFO 2023. (Sumber: Muhammad Ichsanul Aulia)

UNAIR NEWS – Duo mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) meraih Juara II Kompetisi Debat dalam Internasional Islamic Finance Olympiad (IIFO) 2023. Mereka adalah Muhammad Ichsanul Aulia dan Dinda Tamara Wedari sebagai delegasi yang dipilih oleh Departemen Ekonomi Syariah FEB UNAIR.

“Delegasi peserta dikirim untuk tiga cabang perlombaan yakni esai, debat dan juga olimpiade dengan mekanisme MIG atau Muamalat Interactive Games,” jelas Aulia.

IIFO merupakan kegiatan kolaborasi dari lima kampus, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, KTO Karatay University, dan Universiti Sains Islam Malaysia (USIM). Kegiatan tersebut berlangsung selama sepuluh hari sejak Senin-Rabu (17-26/7/2023).

“Berlangsung di tiga kota berbeda yakni Surabaya di UNAIR, Jogja di UMY dan Jakarta di UI,” tambah Aulia.

Berawal dari Sebuah Tantangan

Aulia menjelaskan bahwa kompetisi multi kampus ini memiliki tantangan yang membuat Aulia terpacu mengikuti IIFO cabang perlombaan debat. Tantangan yang dia maksud adalah penggunaan bahasa Inggris dan topik mengenai keuangan Islam.

“Sebuah tantangan yang membuat saya terpacu untuk mendalami lebih dalam lagi kemampuan bahasa Inggris saya serta pemahaman mengenai keuangan Islam secara lebih kompleks,” jelasnya.

Mahasiswa Ekonomi Islam itu bersaing secara tim dengan tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Türkiye. Namun karena banyaknya mahasiswa yang sedang mengikuti program pertukaran mahasiswa di USIM dan UMY, Aulia juga bersaing dengan dua negara lain.

Potret situasi saat kompetisi debat berlangsung. (Sumber: Muhammad Ichsanul Aulia)

“Terhitung ada warga negara lain seperti Somalia dan Bangladesh dan untuk kompetisi sendiri tentunya menggunakan bahasa Inggris,” tambahnya.

Prosesi Perdebatan

Aulia bercerita bahwa terdapat dua ronde mosi debat dengan format british parliamentary. Mosi pertama adalah “apakah sistem keuangan Islam juga dapat menyebabkan inflasi atau ketidakstabilan ekonomi.” Dalam mosi tersebut, mereka mendapatkan posisi sebagai oposisi penutup.

“Tentunya bertugas untuk membuat audience dan pihak pro yakin akan seberapa konkritnya sistem keuangan Islam yang sudah ada,” katanya.

Mosi kedua adalah “apakah mekanisme pembiayaan musyarakah lebih baik dari pada mudharabah dalam usaha pengembangan ekonomi nasional.” Mosi tersebut membuat dia berperan sebagai pihak pro penutup.

“Jadi kami tentunya meyakini akan seberapa efektifnya sistem musyarakah dalam usaha pembiayaan untuk menbangun ekonomi negeri,” jelas mahasiswa Ekis itu.

Strategi Meraih Juara

Dalam meraih juara, Aulia bersama anggota tim melakukan riset untuk pro dan kontra terkait instrumen keuangan syariah karena mosi tidak akan jauh berbicara dari topik tersebut. Selain itu, mereka juga memberikan argumennya melalui fakta yang didukung dengan artikel ilmiah yang sebelumnya mereka baca bersama.

Aulia berharap agar kegiatan ini dapat terselenggara kembali di tahun depan. Menurutnya, IIFO memberikan materi dengan kemasan yang menarik melalui acara summer course selama sepuluh hari.

Selain itu, IIFO dapat menjadi ajang diskusi terkait implementasi keuangan Islam di mancanegara. Hal tersebut tentunya bermanfaat untuk menjadi bahan studi banding dan bahan ajar untuk semua pihak.

“Satu-satunya informasi tambahan yang saya ingin sampaikan, kalau break the limit itu ga cuman kata-kata manis dan harus dicoba di dalam kesempatan apapun yang sama-sama kita temui,” tutupnya. (*)

Penulis: Muhammad Fachrizal Hamdani

Editor: Binti Q. Masruroh