Universitas Airlangga Official Website

Tasyakuran Masjid Ulul Azmi: Umat Islam Berperan Capai Kemerdekaan

UNAIR NEWS – Dalam memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, Masjid Ulul Azmi UNAIR mengadakan Tasyakuran Hari Peringatan Kemerdekaan Indonesia di Masjid Ulul Azmi Kampus MERR-C UNAIR. Topik kajian yang bertajuk Spiritualitas dalam Perjuangan: Peran Doa dan Kedekatan dengan Allah dalam Mencapai Kemerdekaan itu berlangsung pada Jumat (18/8/2023).

Pemateri kajian tersebut adalah Gus Rizal Mumazziq Z MHI Rektor Universitas Al-Falah As-Sunniyah Jember. Dalam materinya, Gus Rizal menjelaskan bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak dapat lepas dari peran umat Islam termasuk ulama.

Resolusi dan Fatwa Jihad KH Hasyim Asy’ari

Misalnya, peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. Selain semangat mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari Inggris, Gus Rizal mengatakan bahwa alasan lain yang membuat masyarakat luar Surabaya datang ke Surabaya adalah adanya semangat resolusi jihad. Resolusi tersebut dikeluarkan pada 22 Oktober 1945 oleh KH Hasyim Asy’ari.

“Resolusi jihad, kebulatan tekad untuk melaksanakan jihad. Pengaruhnya berasal dari fatwa jihad KH Hasyim Asy’ari. Fatwa jihad itu muncul tanggal 17 September 1945,” tambahnya.

Pemateri kajian itu menjelaskan bahwa terdapat tiga poin pada fatwa jihad. Pertama adalah wajib hukumnya bagi umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kedua adalah siapapun yang gugur mempertahankan kemerdekaan Indonesia, hukumnya mati syahid.

“Yang ketiga, siapapun yang merintangi kemerdekaan Indonesia dan juga berkomplot dengan NICA, antek-antek Belanda itu, maka hukumnya wajib dibunuh,” tegas Gus Rizal.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa ada seorang sejarawan yang menjelaskan alasan fatwa jihad tersebut muncul. Alasannya adalah munculnya kegundahan para tokoh nasional termasuk Soekarno terkait hukum negara Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan.

“Kebingungan ini yang menyebabkan Presiden Soekarno mengirim seorang kurir untuk bertanya, bagaimana hukum mempertahankan Indonesia,” lengkapnya.

Keunikan Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Gus Rizal mengatakan bahwa penetapan tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 memiliki keunikan sendiri. Dia menjelaskan bahwa tanggal tersebut bertepatan pada hari Jumat Legi dan 9 Ramadan 1364 H. “Ini angka yang sakral jika diutak-atik,” singkatnya.

“Jum’at itu Sayyidul Ayyam. Legi itu hitungan Jawa, menandakan komposisi manis yang indah untuk menjalani sebuah pekerjaan pada hari itu. Ramadan, Sayyidusy Syuhur,” tambahnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa ada seorang wartawan Amerika yang mewawancarai Soekarno untuk menanyakan alasan penetapan tanggal 17 Agustus 1945 sebagai hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Soekarno percaya bahwa penetapan tanggal tersebut tidak secara kebetulan.

“Tanggal 17 adalah – otak atiknya versi Pak Karno – turunnya Al Qur’an atau Nuzulul Qur’an. 17 itu juga merupakan jumlah raka’at dalam salat lima waktu,” ucap Gus Rizal.

Tugas Warga Indonesia Setelah Proklamasi Kemerdekaan

Setelah mencapai kemerdekaan Indonesia, Gus Rizal menyampaikan bahwa tugas warga Indonesia adalah mewujudkan impian doa Nabi Ibrahim AS. Hal tersebut terkandung dalam surat Al Baqarah ayat 126 yang menekankan pada tiga poin, yaitu keamanan, kesejahteraan, dan keimanan.

“Kita jangan lupa bahwa di antara misi kita saat ini adalah mewujudkan impian doa Nabi Ibrahim AS yang berpondasikan pada tiga hal, yaitu keamanan, kesejahteraan, dan keimanan,” tutupnya. (*)

Penulis: Muhammad Fachrizal Hamdani

Editor: Binti Q. Masruroh