Universitas Airlangga Official Website

Tekan Angka Hipertensi di Bojonegoro, PKL-FKM UNAIR Gelar ‘Si Gesit’

UNAIR NEWS – Tingginya angka kematian akibat hipertensi dapat terus diperparah dengan kondisi masyarakat yang kurang awas dengan gejala serta tindakan preventif pada penyakit ini. Untuk menekan angka hipertensi sekaligus menyadarkan masyarakat akan bahaya penyakit hipertensi, kelompok 17 Praktik Kerja Lapangan Fakultas Kesehatan Masyarakat (PKL-FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan program kesehatan bernama “Si Gesit”.

Usung Tiga Program Unggulan

Si Gesit merupakan singkatan dari Sinergikan Gerakan Anti Hipertensi, yang menjadi tema utama dalam melahirkan program-program kesehatan di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro. Di bawah bimbingan Dr Shrimarti Rukmini Devy Dra MKes, kelompok PKL ini menggelar tiga kegiatan utama yaitu Gelas, Isi Piringku Asik, dan Peka.

“Gelas” atau Gerakan Lansia Sehat merupakan penyuluhan dan praktik langsung kepada para lansia, kader, dan kepala dusun setempat untuk dapat melakukan gerakan ringan anti hipertensi yang nantinya dapat dilakukan secara mandiri. Sementara Isi Piringku Asik merupakan kegiatan lomba sekaligus penyuluhan tentang pengolahan makanan sehat anti hipertensi sekunder dengan bahan utama singkong.

Untuk mengawasi kegiatan dan kesehatan warga, PKL FKM UNAIR juga mengadakan pembentukan kader, peluncuran kartu, dan pemeriksaan kesehatan dalam program ‘Peka’.

“Selain itu, kartu kontrol untuk penderita Penyakit Tidak Menular (PTM) juga diluncurkan untuk dapat mengontrol pasien dengan lebih baik. Selanjutnya kami mencanangkan adanya pemeriksaan rutin setiap tiga bulan sekali bagi para pasien PTM di desa ini,” sebut Rikha Aulia Anjani selaku wakil ketua kelompok PKL.

Tingkatkan Kualitas Hidup, Turunkan Angka Hipertensi

Terlaksana pada tanggal 20-21 Januari 2023, program itu diharapkan dapat terus dilakukan warga secara berkelanjutan agar dapat membawa manfaat yang optimal bagi masyarakat.

“Kami berharap program ini dapat meningkatkan kualitas hidup penderita hipertensi, karena penderita PTM tidak dapat sembuh sehingga harus melakukan pengobatan secara teratur. Selain itu, diharapkan warga lain yang berstatus sebagai pra-hipertensi dapat memperbaiki pola hidup dan dapat terhindar dari penyakit PTM seperti hipertensi,” harap Rikha.

Peningkatan pengetahuan dan kontrol kesehatan kepada masyarakat diharap dapat membawa hasil yang lebih baik bagi penurunan angka penderita penyakit PTM. Program ini juga turut mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) point ke-3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. (*)

Penulis : Stefanny Elly

Editor : Binti Q. Masruroh