Universitas Airlangga Official Website

Tekan Stunting, Tim Pengmas FKp Gelar Pengmas Berbahasa Khas Suroboyoan

Tim pengmas bersama kader posyandu (Foto: Istimewa)
Tim pengmas bersama kader posyandu (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Tim pengabdian masyarakat di bawah pimpinan Ferry Efendi S Kep Ns M Sc PhD dari Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan kegiatan edukasi stunting. Kegiatan tersebut berlangsung di wilayah RW 5, Kelurahan Pacar Kembang, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya, pada Minggu (11/8/2024). Kegiatan yang berlangsung dari pukul 15.00 hingga 17.00 WIB ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat sebagai langkah promotif dan preventif dalam upaya menurunkan angka kejadian stunting.

Gagasan program ini berawal dari temuan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Surabaya masih berada pada level yang memprihatinkan. Tim pengabdian melihat bahwa kendala pemahaman masyarakat tentang stunting menjadi salah satu penyebab utama kurang efektifnya program pencegahan yang telah terlaksana.

Ferry Efendi dan tim memutuskan untuk merancang edukasi menggunakan pendekatan bahasa lokal Suroboyoan. Tujuannya adalah untuk menciptakan komunikasi yang lebih dekat dan akrab dengan masyarakat setempat. Sehingga informasi tentang stunting dapat tersampaikan dengan efektif.

Persiapan kegiatan ini melibatkan diskusi dan survei dengan warga setempat untuk memahami bahasa yang sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Selain itu, tim juga menyusun buku saku informasi kesehatan yang rancangan bahasa Suroboyoan serta ilustrasi menarik untuk membantu memudahkan pemahaman. Tim pengabdian juga memberikan pelatihan kepada kader posyandu, untuk memastikan mereka mampu menyampaikan materi dengan cara yang efektif dan mudah masyarakat pahami.

Pada hari pelaksanaan, Dr Hanik Endang Nihayati, S Kep Ns M Kep dosen FKp UNAIR membuka acara tersebut. Dalam sambutannya, Dr Hanik menyampaikan pentingnya peran serta masyarakat, terutama ibu hamil dan kader posyandu, dalam pencegahan stunting di tingkat komunitas.

Materi edukasi kemudian disampaikan oleh Rifky Octavia Pradipta S Kep Ns M Kep dosen FKp. Dalam penyampaiannya, Rifky menggunakan bahasa khas Suroboyoan untuk meningkatkan pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan. Peserta yang hadir sebanyak 30 orang, terdiri dari kader posyandu, ibu hamil, serta ibu yang memiliki anak balita. Rifky menekankan pentingnya pemberian gizi seimbang kepada anak, khususnya pada masa 1000 hari pertama kehidupan.

“Bahasa adalah jembatan untuk menyampaikan pesan secara efektif. Dengan menggunakan bahasa Suroboyoan, kami berharap masyarakat dapat lebih memahami informasi penting tentang pencegahan stunting, terutama dalam hal asupan gizi anak,” ujar Rifky.

Salah satu luaran yang menjadi harapan dari program ini adalah meningkatnya pemahaman masyarakat. Terhadap pentingnya pencegahan stunting melalui pola asuh dan pemberian gizi seimbang kepada anak-anak. Buku saku yang telah tim bagikan kepada kader posyandu juga harapannya dapat bermanfaat secara berkelanjutan untuk mengedukasi masyarakat.

Salah satu kader posyandu, Endang, mengaku sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. “Ini bukan program sekali jalan, kami berkomitmen untuk tetap menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk pemberdayaan masyarakat dalam upaya penanggulangan kasus stunting di desa kami,” katanya.

Kegiatan ini berakhir dengan pembagian buku saku edukasi stunting kepada para peserta serta diskusi interaktif mengenai pencegahan stunting. Tim pengabdian mengungkapkan harapannya agar melalui kegiatan ini, masyarakat Pacar Kembang semakin menyadari pentingnya peran mereka dalam menjaga kesehatan dan masa depan anak-anak, dengan memberikan perhatian lebih pada pola asuh dan asupan gizi yang seimbang. “Kami berharap kesadaran ini akan mendorong perubahan positif dan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” tutup Hanik.

Penulis: Tim Pengmas FKp