Universitas Airlangga Official Website

Tekanan Akademis Bukan Satu-satunya Pemicu Bunuh Diri: Psikolog Soroti Faktor Respons Individu

UNAIR NEWS – Berkembangnya kasus bunuh diri menjadi isu serius yang meresahkan masyarakat dalam beberapa waktu terakhir. Kasus itu  tidak hanya mengenai kalangan usia tua, namun juga semakin merayap ke kalangan remaja. Pertanyaanya, apa pemicu bunuh diri?

Fenomena tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan ahli kesehatan mental dan masyarakat umum. Ditemua UNAIR News, seorang dosen Psikologi Universitas Airlangga Dr Achmad Chusairi MA memberikan perspektifnya terkait penyebab dan faktor yang mungkin memicu tindakan bunuh diri.

Dalam pembahasannya, Dr Achmad  menyoroti pentingnya memahami bahwa kasus bunuh diri tidak selalu berkaitan dengan tekanan akademis secara langsung.

“Sebelum dilaksanakannya kegiatan belajar atau sebelum dibangun lembaga belajar, pastinya lembaga tersebut sudah melakukan riset pengelolaan risiko. Karena, lembaga tidak mungkin menerima sumber daya manusia sembarangan, dan tugas yang diberikan tidak mungkin diluar batas kemampuan mahasiswa,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dr. Achmad Chusairi menjelaskan bahwa tekanan akademis tidak selalu menjadi pemicu tindakan bunuh diri.

“Penerimaan terhadap metode ini bervariasi setiap individu. Ada yang mengalami tekanan namun perilakunya malah semakin positif, sementara ada yang mengalami kebalikan,” tambahnya.

Pemahaman akan kompleksitas faktor-faktor yang dapat memicu tindakan bunuh diri menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan.

Riwayat anxiety disorder atau gangguan kecemasan dapat menjadi faktor yang signifikan pada individu yang cenderung melakukan bunuh diri. Kondisi gangguan kecemasan dijelaskan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan dalam mengendalikan pikiran, ucapan, dan perilakunya. Hal ini menciptakan ketidaksejajaran antara berbagai aspek kehidupan mereka, menimbulkan beban mental yang berat.

“Gangguan kecemasan dapat memberikan beban emosional yang signifikan pada individu, menghambat kemampuan mereka untuk berpikir jernih dan membuat keputusan rasional. Hal ini, pada gilirannya, dapat meningkatkan risiko tindakan bunuh diri,” jelas Dr. Achmad Chusairi.

Dalam menghadapi tekanan atau masalah, Dr. Achmad Chusairi memberikan pesan khusus kepada masyarakat. Ia mendorong untuk segera berkonsultasi jika mengalami tekanan atau masalah, tidak hanya dengan profesional seperti psikolog, tetapi juga dengan teman atau kerabat. Ia menekankan pentingnya untuk tidak menyimpan sendiri perasaan dan masalah yang dihadapi.

Penulis: Rosali Elvira Nurdiansyarani

Editor: Feri Fenoria