UNAIR NEWS – Indonesia memiliki potensi sumber ikan berlimpah dan berbagai hasil laut yang kaya akan manfaat. Bahkan negara maritim ini menempati peringkat kedua negara penghasil produk perikanan terbesar di dunia. Namun, masih banyak problematika yang terjadi dalam bidang tersebut. Salah satunya adalah masalah penanganan hasil produksi.
Berdirinya Podi S1 Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga berupaya melakukan pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang teknologi hasil perikanan. Khususnya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi agroindustri serta sebagai pelopor pengembangan dalam bidang pendidikan dan penelitian ilmu perikanan.
Pada tahun 2012 hingga di tahun 2014, prodi ini bernama Peminatan Teknologi Industri Hasil Perikanan. Kemudian pada tahun 2014 hingga 2017 berganti nama menjadi Teknologi Industri Hasil Perikanan. Dan pada tahun 2018 hingga saat ini berganti kembali menjadi Teknologi Hasil Perikanan. Perubahan itu tertuang dalam Surat Keputusan Rektor Nomor 898/UN/2018 tentang Penataan Penamaan Program Studi di Universitas Airlangga.
Dr RR Juni Triastuti SPi M SI selaku Koordinator Program Studi Teknologi Hasil Perikanan UNAIR menuturkan, fokus utama prodi pada biota farmasi dengan didukung empat pilar bidang ilmu yaitu bioactive compounds, functional food and nutraceuticals, fishery product processing and safety dan industrial management. Selain itu, biota farmasi dikembangkan menjadi produk yang unggul dengan mengembangkan sisi nutrisikal dan nilai jual produk.
Kolaborasi Lintas Ilmu
Juni Triastuti menambahkan, pada pembelajaran prodi THP ada beberapa mata kuliah yang berkolaborasi dengan Fakultas Farmasi UNAIR yang mana terdapat hubungan keterikatan ilmu. Selain itu, mahasiswa juga dilatih dengan jiwa wirausaha agar bisa meraba ilmu yang dipelajari di bangku kuliah hingga mampu menginovasi dan mengembangkan potensi hasil perikanan terhadap perusahaan industri perikanan ke depan.
Track record Prodi Teknologi hasil Perikanan UNAIR tidak perlu diragukan lagi. Fasilitas pengajaran yang baik serta mata kuliah dengan dosen praktisi dan capaian gemilang. Hal itu ditunjukkan dengan prestasi tenaga pendidik atau dosen diikuti oleh mahasiswa yang mencapai taraf nasional maupun internasional. Internasiolisasi kampus terus digagas oleh prodi dengan program summer course, outbound full time dan part time oleh beberapa kampus luar negeri.
“Mahasiswa di prodi ini diberi paket lengkap hingga tercapainya Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dengan harapan tercapainya tujuan serta memberikan eksistensi bagi prodi ini,” ucap Juni Triastuti. (*)
Penulis: Mutiara Rachmi Karenina
Editor: Binti Q Masruroh