Universitas Airlangga Official Website

Temporary Anchorage Device untuk Perawatan Maloklusi

Ilustrasi Maloklusi (foto: Zahara)

Maloklusi dapat menimbulkan berbagai dampak, salah satunya dapat dilihat dari segi fungsi. Misalnya, maloklusi berupa gigi berjejal akan mengakibatkan kesulitan membersihkan gigi saat menggosok gigi. Dari segi nyeri, maloklusi yang parah dapat menyebabkan kesulitan menggerakkan rahang. Maloklusi merupakan kondisi gigi yang tidak serasi atau hubungan rahang yang menyimpang dari normal. Maloklusi dapat mengakibatkan penampilan wajah yang buruk, risiko karies, penyakit periodontal, perubahan bicara, pengunyahan, disfungsi sendi temporomandibular, dan nyeri orofasial. Maloklusi akan mempengaruhi profil wajah, terutama bibir. Inklinasi gigi anterior maksila dan mandibula akan mempengaruhi posisi bibir. Pergerakan titik servikal gigi seri maksila atau retraksi gigi seri dengan gerakan translasi akan mempengaruhi perubahan posisi bibir atas pada bidang horizontal. Pada maloklusi skeletal kelas I, posisi bibir atas dan bawah akan lebih protrusif dibandingkan normal. Pada maloklusi skeletal kelas II, posisi bibir atas akan lebih protrusif, dan bibir bawah akan lebih retrusif dibandingkan dengan kelas I dan kelas III. Dibandingkan dengan maloklusi skeletal kelas III, posisi bibir bawah pada kelas III akan lebih protrusif dibandingkan dengan kelas I dan kelas II. Namun, setiap ras memiliki karakteristik wajah yang berbeda, sehingga diperlukan diagnosis lebih lanjut.

Bidang oklusal adalah garis yang mengikuti gigitan gigi dan dianggap penting untuk mencapai keseimbangan fungsional. Faktor-faktor yang mempengaruhi morfologi dan bidang oklusal meliputi pertumbuhan, otot kepala dan leher, rotasi mandibula selama pertumbuhan, dan kebiasaan buruk. Bidang oklusal penting dalam menentukan diagnosis ortodontik dan rencana perawatan. Kontrol yang efektif dan lebih memperhatikan bidang oklusal dalam terapi dapat menghindari rotasi mandibula yang tidak menguntungkan dan mencapai profil wajah yang baik. Terdapat korelasi antara bidang oklusal dengan profil jaringan lunak dan keseimbangan wajah pada pasien maloklusi etnis Jawa. Moyers menyatakan bahwa diagnosis ortodontik merupakan suatu estimasi yang sistematis, sementara, akurat, dan ditujukan pada dua hal yaitu klasifikasi dan rencana perawatan. Diagnosis yang tepat akan menghasilkan rencana perawatan yang tepat. Dalam perawatan ortodontik, tujuan yang diharapkan adalah memperoleh oklusi gigi yang optimal dengan fungsi yang normal, estetika yang baik, hasil perawatan yang stabil, dan profil jaringan lunak wajah yang harmonis. Profil jaringan lunak wajah yang harmonis terkadang sulit dicapai karena tinggi dan tebal bibir yang berbeda-beda, serta respon adaptif jaringan pada setiap individu berbeda-beda. Dalam sefalometri, akan dianalisis pola atau ciri jaringan rangka, gigi, dan jaringan lunak, yang tidak dapat diperoleh kecuali dengan menggunakan metode ini. Sefalometri telah distandarisasi baik secara langsung dengan radiografi maupun dengan menumpangkan penelusuran landmark anatomi yang dihasilkan dari radiografi untuk memperoleh perbandingan dan pengukuran struktur mulut atau kraniofasial.

Analisis profil jaringan lunak Ricketts menggunakan garis estetik yang disebut garis E. Analisis sefalometri Ricketts menyarankan analisis bibir, yang terdiri dari garis estetik atau garis e yang ditarik dari ujung hidung ke jaringan lunak pogonion. Dengan mengevaluasi posisi anteroposterior bibir menggunakan garis e, penilaian posisi bibir akan diperoleh, yang menunjukkan bahwa bibir atas berada 4 mm di belakang garis estetik sedangkan bibir bawah berada 2 mm di belakang garis estetik. Alat Penahan Sementara (TAD), seperti implan mini, adalah alat sementara yang dipasang pada tulang untuk meningkatkan penahan dengan menopang gigi jangkar atau mengurangi kebutuhan akan unit penahan. Implan mini diketahui memberikan efek perpindahan gigi yang lebih fleksibel ke segala arah, dan jangkauan gigi yang dapat digerakkan juga meningkat secara signifikan. Hal ini karena implan mini dapat memberikan penahan absolut dalam perawatan ortodontik sehingga dapat menjadi pilihan perawatan untuk kasus yang kompleks. Mini implant dapat digunakan secara luas untuk berbagai kasus, yaitu untuk koreksi dimensi anteroposterior seperti mesialisasi atau distalisasi gigi tunggal/ganda bahkan untuk satu rahang, koreksi dimensi vertikal untuk kasus open bite dental/skeletal dan deep bite dental/skeletal, serta untuk koreksi dimensi transversal yaitu ekspansi palatal, koreksi gigi impaksi.

Penggunaan mini implant dapat membantu dokter gigi ortodontis mengubah profil wajah dengan mengubah bidang oklusal sehingga posisi bibir akan berubah setelahnya. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis korelasi maloklusi skeletal dengan posisi bibir bawah pada garis estetik Ricketts untuk pertimbangan pemasangan Temporary Anchorage Device (TADs). Korelasi antara posisi bibir bawah dengan garis estetik Ricketts pada pasien maloklusi skeletal telah dianalisis menggunakan analisis sefalometri pada pasien maloklusi kelas I, II, dan III. Ada korelasi signifikan antara beberapa variabel dan maloklusi, yang dapat digunakan oleh dokter gigi ortodontis untuk memanipulasi sudut yang berkorelasi dengan maloklusi. Implan mini dapat membantu dokter gigi ortodontis merawat pasien dengan mendekati profil ideal melalui analisis Ricketts estetika.

Penulis: I Gusti Aju Wahju Ardani

Link: http://www.jidmr.com/journal/wp-content/uploads/2024/06/40-D24_3071_Alexander_Patera_Nugraha_I-Gusti_Aju_Wahju_Ardani_Indonesia-Clin.pdf

Baca juga: Nanopartikel Liquid Smoke Sekam Padi sebagai Terapi Alternatif