Universitas Airlangga Official Website

Terapi Kombinasi Nanopartikel Fraksi Buah Syzygium cumini dengan Kloroquine Memberi Perbaikan pada Malaria Rodent

Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Plasmodium yang banyak terjadi terutama di negara tropis. Setiap tahunn ada sekitar 300-500 juta orang di dunia terinfeksi malaria, dan 1-3 juta orang meninggal. Jumlah kematian terbesar terjadi di Afrika dan Sahara 90% kematian terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Diperkirakan rata-rata penurunan pertumbuhan ekonomi terjadi sekitar 1,3% di negara-negara yang berisiko tinggi terkena malaria.

Perkembangan pengobatan, pencegahan, dan pengendalian malaria merupakan masalah besar di dunia. Penyakit  malaria masih bergantung pada penggunaan obat antimalaria. Saat ini telah terjadi penurunan efikasi obat anti malaria dan banyak parasit yang sudah resisten terhadap beberapa obat anti malaria. Juga belum ada vaksin yang efektif untuk mengendalikan infeksi malaria karena siklus hidup parasit Plasmodium yang kompleks.

Adanya penyebaran parasit malaria yang resistan terhadap berbagai obat perlu pengembangan obat antimalaria baru dengan menemukan target obat baru. Kelemahan obat yang berasal dari bahan alam adalah rendahnya stabilitas, kelarutan, dan penyerapan, sehingga mengurangi bioavailabilitas dan efikasi. Obat yang berasal dari bahan  alam juga tidak memiliki  mekanisme kerja yang spesifik terhadap target organ. Pengembangan obat baru yang berasal dari  bahan alam dengan sistem penghantaran senyawa aktif dengan teknologi nanopartikel akan mampu meningkatkan stabilitas, kelarutan, dan penyerapan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan aktivitas antimalaria fraksi nanofitomedisin buah Syzygium cumini pada hewan rodent malaria. Pembuatan formulasi nanopartikel menggunakan metode gelasi ionik. Penelitian ini menggunakan 80 ekor mencit yang dibagi menjadi 8 kelompok. K: tidak diinfeksi, K-: diinfeksi, P1: diinfeksi+klorokuin 25mg/kgBB, P2: diinfeksi+fraksi 400mg/kgBB,  P3: diinfeksi+nanopartikel100 mg/kgBB,  P4: diinfeksi + nanopartikel 200 mg/KgBB,  P5 diinfeksi + nanopartikel 400 mg/KgBB, dan P6 terinfeksi+nanopartikel 400mg/kgBB + klorokuin 25 mg/kgBB. Mencit diinfeksi dengan sel darah merah yang mengandung 1×106  P . berghei dalam  0,2 ml eritrosit. Pengobatan diberikan selama 4 hari 24 jam setelah infeksi.

Pada hari ke 8 setelah infeksi dilakukan pengambilan darah dan organ. Hasil penelitian menunjukkan berat badan mencit menunjukkan penurunan kecuali pada kelompok P1 dan P6. Peningkatan % parasitemia dan penurunan penghambatan pertumbuhan parasit pada kelompok K- dibandingkan dengan P1, P6, dan P5. Indeks limpa kelompok K berbeda signifikan dengan kelompok lainnya. Indeks hati kelompok K tidak berbeda nyata dengan kelompok P1 dan P6, namun berbeda nyata dengan kelompok lainnya.

Perubahan hematologi hemoglobin dan hematokrit pada kelompok K- dan P3 menunjukkan penurunan. Leukosit, monosit, dan granulosit pada semua kelompok berada dalam kisaran normal. Kesimpulan dari penelitian ini  adalah fraksi nanopartikel Syzygium cumini dengan dosis 400 mg/kg BB dan terapi kombinasi dengan klorokuin mempunyai potensi yang lebih baik sebagai antimalaria dilihat dari penurunan parasitemia, peningkatan penghambatan pertumbuhan parasit, peningkatan berat badan, indeks limpa, indeks hati dan perubahan hematologi mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei.

Penulis: Lilik Maslachah

Link Artikel: https://www.rjptonline.org/AbstractView.aspx?PID=2023-16-9-46

DOI: 10.52711/0974-360X.2023.00702