Universitas Airlangga Official Website

Terlalu Humble Itu Bayang-Bayang Kolonial

Laura Lapinske Menjelaskan Tipe-Tipe Kolonisasi (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Laura Lapinske Menjelaskan Tipe-Tipe Kolonisasi (Foto: Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (UNAIR) kembali selenggarakan kuliah tamu bersama Laura Lapinske, dosen Vytautas Magnus University, Lithuania. Kuliah tamu itu bertajuk “Introduction to Decolonization” atau soal kolonial yang berlangsung pada Rabu (25/10/2023) di Ruang PBB, Gedung C FISIP, Kampus Dharmawangsa B, Universitas Airlangga. 

“Kalian (orang Indonesia) itu humble bahkan terlalu humble. Dan itu merupakan hasil dari kolonialisme yang terjadi,” ujar dosen sosiologi dan ilmu budaya tersebut. 

Menurutnya, sifat ramah yang berlebihan itu tidak baik. Karena hal tersebut dapat membuat kita dianggap remeh atau dianggap lebih rendah oleh lawan bicara kita, khususnya orang-orang barat. 

Pembukaan Kuliah Tamu Introduction to Decolonization (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Mengenal Dekolonialisasi

Melanjutkan pernyataan diatas, menjadi terlalu humble itu merupakan bentuk dari kolonisasi mandiri (self colonization). Oleh karena itu, kita harus meng-dekolonisasi pemikiran-pemikiran tersebut. Lalu, apa itu dekolonisasi? 

“Dekolonisasi merupakan cara berpikir yang berbeda dari pemikiran mainstream, kita melihat sesuatu dengan sudut pandang lain dari apa yang lazim,” jelasnya. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bagaimana cara untuk menerapkan dekolonisasi ini. Yakni, learning to unlearn (atau belajar untuk melihat sesuatu dari cara yang tidak mainstream), embracing multiplicity (cara pandang yang tidak mainstream secara kolektif dapat menyingkirkan pandangan mainstream), no need for permission (tidak perlu meminta izin, artinya bicaralah secara bebas semau anda, tidak perlu meminta izin untuk berbicara. Karena dengan begitu, posisi anda terlihat tegas di mata lawan bicara). 

Selanjutnya ada going beyond dichotomy (buatlah pusat-pusat pemikiran yang terbebas dari paradigma mainstream), decolonial knowledge production (membuat, menciptakan pemikiran baru, serta cara-cara lainnya. 

Langkah-langkah Dekolonisasi

Laura memaparkan tiga langkah mencapai dekolonisasi, yaitu mengembangkan niat atau tujuan komunitas, karena komunitas lebih kuat dibandingkan dengan individu seorang. Yang kedua, mengeliminasi kekuatan kolonial. Diperlukan tekad yang kuat dalam langkah ini, rekonstruksi, unlearning, dan memutus hubungan dengan kolonialisme. 

“Lalu, having our eyes in each other’s eyes. Kenali, rasakan, peduli, menghargai perbedaan diantara kita. Punya pengetahuan tentang satu sama lain sehingga saling mengerti,” tambahnya. 

Namun terdapat bahaya di dalam dekolonisasi ini, yakni munculnya sifat radikal dan ekstrimis apabila tidak dibatasi secara konsensus. “Sangat bahaya apabila kita memutus hubungan (delink) dengan hal-hal penting seperti transportasi, meskipun itu milik kolonial. Oleh karena itu dibutuhkan edukasi atau pengetahuan untuk memperkuat pengambilan keputusan,” tutupnya. (*)

Penulis: Muhammad Naqsya Riwansia

Editor: Feri Fenoria