UNAIR NEWS – Dalam rangka perayaan Dies Natalis Universitas Airlangga (UNAIR) ke 69, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga (FKM UNAIR) menggelar seminar dan edukasi bertajuk “Diseminasi dan Screening Darah Thalassemia” di Aula Soemitro Lantai 1, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Kampus MERR-C pada Selasa (14/11/2023).
Gelaran tersebut merupakan bentuk kerja sama FKM UNAIR dengan Rotary Club Surabaya Persada, Laboratorium Klinik Cito, dan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) untuk menciptakan Indonesia dengan nol kasus thalassemia.
“Gelaran ini merupakan wujud tekat dari FKM UNAIR untuk mendukung Indonesia dengan kasus nol kasus thalassemia. Salah satu cara pencegahan thalasemia dengan cara screening yang saat ini kami berikan secara gratis. Harapannya, angka kepedulian masyarakat Indonesia terhadap thalassemia meningkat,” papar Dr Santi Martini MD MKes, Dekan FKM UNAIR dalam sambutannya.
Kenali Thalassemia
Turut hadir dalam webinar tersebut, dr Pradana Zaky Romadhon SpPD FINASIM sebagai narasumber. Dr Pradana menjelaskan, thalassemia merupakan penyakit genetik yang berasal dari keturunan orang tua yang terdiagnosis thalassemia. Umumnya, ditandai dengan kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan kurangnya jumlah sel darah merah dalam batas normal pada tubuh manusia.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam itu melanjutkan, thalassemia dikategorikan menjadi dua tipe yaitu thalassemia alfa dan thalassemia beta. Seseorang dengan thalassemia alfa ditandai dengan silent carrier, trait (minor), HbH disease (intermediate), trait (minor) HbH disease (intermediate), dan Hb Bart’s (Mayor).
Sedangkan, seseorang dengan thalassemia beta ditandai dengan trait (minor), intermedia, cooley’s anemia (major). Dr Pradana menambahkan,untuk dapat mendiagnosa seseorang dengan kedua kategori tersebut memerlukan adanya pemeriksaan lebih lanjut kepada tenaga professional.
“Pemeriksaan lebih lanjut dengan melakukan investigasi laboratorium lanjutan dan screening kepada seluruh anggota keluarga. Dengan tujuan, menghasilkan diagnosa yang akurat, dan menentukan langkah selanjutnya setelah pendiagnosaan,” jelasnya.
Cegah Thalassemia
Bian Shabri menuturkan, penyakit thalassemia ini tidak dapat kita hindari namun kita dapat melakukan pencegahan untuk anak dan cucu kita agar terhindar dari thalassemia. Dengan cara, melakukan pemeriksaan dan screening sedari dini mungkin.
Alumni UNAIR tersebut memaparkan, pencegahan thalassemia terbagi menjadi tiga yaitu primer, sekunder dan tersier. Pada pencegahan primer dapat dilakukan dengan konseling genetik pranikah yang bertujuan untuk mencegah adanya perkawinan sesama thalassemia serta promosi dan komunikasi edukasi kepada lapisan masyarakat.
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan melakukan diagnosa prenatal untuk memastikan bayi atau janin dalam kandungan tidak memiliki risiko thalassemia. Selanjutnya, screening pada seluruh anggota keluarga diperlukan untuk mendeteksi adanya risiko dari gen bawaan keluarga.
Pencegahan tersier berupa mengonsumsi obat dan makanan suportif yang kaya akan asam folat, vitamin E sebagai antioksidan dan kalsium. Pencegahan terakhir dengan transplantasi sumsum tulang belakang.
“Dengan gelaran yang diadakan oleh FKM UNAIR dengan berbagai pihak akan menjadi langkah awal untuk memutuskan angka thalassemia di Indonesia serta menciptakan generasi bangsa yang sehat,” ujarnya.
Penulis: Satrio Dwi Naryo
Editor: Khefti Al Mawalia