Universitas Airlangga Official Website

Tiga Ksatria Airlangga Juara II Ajang Debat Nasional UCTC 2023

DARI KIRI: Reno Afriano, Yulia Mega P., dan Wendy Belinda T. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) tak henti-hentinya melahirkan insan berprestasi. Seperti halnya ketiga ksatria Airlangga ini, yakni Reno Afriano (Bahasa dan Sastra Inggris ‘19), Wendy Belinda Tiantini (Magister Kajian Sastra dan Budaya ‘22), dan Yulia Mega Puspita (Bahasa dan Sastra Inggris ‘19). Mereka berhasil mengantongi gelar juara II nasional dalam ajang debat UCTC (Universitas Ciputra Debate Competition) 2023.

Melalui wawancara dengan UNAIR NEWS Rabu (29/3/2023), Reno Afriano mewakili tim menjelaskan tahap-tahap seleksi yang dilalui. Pertama, ia dan tim harus mengikuti babak penyisihan sebagai penentu tim yang lolos ke babak selanjutnya berdasarkan scoring tertinggi. Tahapan dilanjutkan dengan babak semifinal dan babak final sebagai penentu kemenangan.

Perbedaan Latar Belakang

Dalam ajang debat tersebut, topik yang diangkat adalah terkait pariwisata berkelanjutan. Menariknya, ketiga mahasiswa ini tidak memiliki latar belakang studi pariwisata. Kendati demikian, Reno mengatakan bahwa ajang ini justru menjadi wadah baginya untuk belajar sekaligus mengukur kemampuan dan pengetahuan umum yang ia miliki.

“Sebenarnya kami dari latar belakang berbeda. Lombanya ini kan dari pariwisata, sementara kami dari bahasa dan sastra Inggris. Namun, tetap ada sedikit banyak pengetahuan yang bisa dipakai untuk debat. Lagipula dalam debat ini, kan tidak melulu harus linear karena berbagai disiplin ilmu juga perlu dikuasai untuk mendukung argumentasi,” ujarnya. 

Meski telah berkali-kali menjuarai kompetisi debat, Reno mengaku capaiannya itu tidak terlepas dari kendala maupun tantangan. Seperti halnya dalam ajang ini, ia dan tim sempat merasa gelisah lantaran mosi yang seringkali diberikan secara acak dan mendadak. 

“Untuk tantangannya saat kita berdebat mungkin terkait mosi, ya. Karena biasanya mosinya itu sifatnya surprise. Kita tidak bisa seketika tahu apakah posisi kita di tim pro atau kontra. Jadi, harus siap setiap saat,” katanya.

“Selain itu, yang menjadi tantangan juga adalah ketika semisal kita dapat mosi yang nggak sesuai dengan pendirian kita, mau nggak mau tetap harus bisa berusaha menerima,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, kompetisi ini juga semakin menantang bagi Reno dan tim sebab pelaksanaannya bertepatan dengan ujian tengah semester (UTS) dan pengerjaan skripsi.

Harapan ke Depan

Bagi Reno, kompetisi debat merupakan ajang yang tepat bagi mahasiswa untuk melatih keberanian serta kemampuan mengungkapkan argumentasi, opini, dan gagasan. Oleh karena itu, ia berharap akan semakin banyak mahasiswa dan pelajar yang memiliki ketertarikan di bidang debat seperti yang ia tekuni.

Tidak hanya itu, Reno juga berharap agar banyak mahasiswa UNAIR yang mampu mengharumkan nama almamater melalui ajang debat, baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Harapannya, semoga banyak dari mahasiswa yang memiliki interest dengan dunia debat karena kompetisi ini bisa melatih kita untuk berpikir kritis dan berani. Selain itu, saya juga berharap semoga banyak mahasiswa UNAIR yang bisa mengharumkan nama UNAIR baik di kancah nasional maupun internasional,” tutupnya. (*)

Penulis: Yulia Rohmawati

Editor: Binti Q. Masruroh