Universitas Airlangga Official Website

Tiga Mahasiswa UNAIR Raih Juara Lomba SUSINNCO

Poster Digital Karya Tiga Mahasiswi UNAIR (Foto: Diaz Tulus Anandri)

UNAIR NEWS – Tiga mahasiswa harumkan nama UNAIR dengan raih juara lomba Sustainability Invention and Innovation Competition (SUSINNCO). Ketiga mahasiswa itu meraih kategori Star Innovator, Bronze Award pada Minggu (17/09/2023). SUSINNCO merupakan virtual competition yang diselenggarakan oleh Center for Sustainable Process Technology Research (CESPRO).

Tiga mahasiswa yang mengikuti kompetisi itu, bekerja sama dalam satu tim meskipun berasal dari jurusan yang berbeda-beda. Tiga di antaranya adalah Ivone Pinasthika Prawesti (Sastra Indonesia 21), Primanita Nur Maulidah Setianingsih (Biologi 20), dan Diaz Tulus Anandri (Ekonomi Islam 21).

Pada kompetisi itu, semua tim wajib mengirimkan abstrak dan poster digital. Tim yang diketuai oleh Ivone mengirimkan abstrak dan poster digital dengan tema renewable energy and environment.

Inovasi Untuk Polusi Jakarta

Kepada UNAIR NEWS (26/9/2023), Diaz menjelaskan alasan timnya memilih tema tersebut. Awalnya, mereka teringat dengan polusi di Jakarta, kemudian mereka mencari tahu solusi tentang itu. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mengajukan inovasi berupa daun buatan yang bisa mengkonversi CO2 dan cahaya menjadi energi lainnya dengan proses photocatalyst.

“Prinsip dari PhotosynTech adalah merekayasa fotokatalis yang digunakan untuk mempercepat konversi cahaya dan karbon dioksida menjadi energi listrik dan oksigen yang ramah lingkungan dengan metode yang disebut reaksi fotokatalitik,” papar Diaz.

Dia juga menjelaskan bahwa reaksi fotokatalitik yang terjadi meliputi penyerapan sinar matahari. Selain itu, tambahnya, juga transformasi sinar matahari yang diserap menjadi elektron dan holes.

“Dan transformasi muatan ini menjadi energi kimia karena penataan ulang senyawa H2O,” lanjutnya.

Lika-liku dan Harapan

Selama proses mengikuti kompetisi, ia dan tim sempat mengalami kendala. Terlebih dalam mengoordinasikan waktu untuk bertemu membahas proyek bersama-sama. Hal itu, jelasnya, mengingat ia dan tim berasal dari jurusan yang berbeda-beda. 

“Kami juga sempat mengalami kendala dalam mencari literatur yang tepat sehingga menghabiskan waktu yang cukup lama,” ujarnya.

Walaupun sempat mengalami kendala, mereka berusaha untuk aktif dan inisiatif mengajak koordinasi bersama-sama. “Meskipun kita sempat bingung terkait literatur, kita nggak menyerah untuk cari dan akhirnya kita dapat paper Scopus sebagai rujukan,” ungkap Diaz.

Diaz turut menuturkan harapannya di akhir sesi wawancara. Dari kegiatan itu, ia berharap dapat menambah pengetahuan dan perhatian terhadap isu-isu kontemporer. Selain itu, juga komitmen-komitmen internasional, termasuk SDGs. 

“Selain itu, aku sendiri juga berharap bisa menjadi Ksatria Airlangga yang mampu membawa Universitas Airlangga di kancah internasional,” pungkasnya.

Penulis: Fath Tazkya Ernest Jamila

Editor: Nuri Hermawan