UNAIR NEWS – Tiga Dokter Spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) yang dilantik Selasa (31/52022), menciptakan manekin pembedahan obgyn. Mereka antara lain Riska Wahyuningtyas dr SpOG MKedKlin, Citra Aulia Bachtiar dr SpOG MKedKlin, dan Dara Dasawulansari Syamsuri, dr SpOG MKedKlin. Ketiga dokter ini menciptakan manekin robekan jalan lahir, operasi bedah sesar, dan angkat rahim.
Manekin itu dibuat mendetail mengikuti anatomi tubuh manusia asli. Sehingga bisa dijadikan sebagai sarana penunjang pembelajaran PPDS obgyn yang selama ini hanya menggunakan objek dua dimensi.
Manekin tersebut berbahan silikon dan lateks. Produksinya sendiri memakan biaya 70 juta rupiah untuk tiga manekin. Nominal tersebut tergolong kecil dibandingkan dengan manekin yang serupa buatan luar negeri yang per unitnya bisa mencapai nominal dua milyar rupiah.
“Kami mendapatkan dana hibah dari Universitas Airlangga untuk melakukan riset hingga eksekusi ini,” terang dokter Riska.
Untuk menghasilkan manekin yang memiliki kualitas baik, ketiga dokter itu melakukan trial dan error bahan. Mereka sendiri menggandeng dua tim ahli dari ITS, Dimas Dwi Rizkiyanto dan Surya Pusparina.
“Tantangan kami adalah menemukan material yang memiliki tekstur semirip mungkin dengan tubuh manusia dan tepat kualitasnya sehingga tidak gampang rusak saat dijahit dan bisa awet digunakan berulang-ulang,” tambah Dokter Citra.
Dalam mengerjakan proyek ini, ketiga dokter ini dibimbing oleh Dr. Eighty Mardiyan Kurniawati, SpOG(K), Dr Brahmana Askandar, SpOG(K) dan Dr Hermanto Tri Joewono dr SpOG(K).
Membantu Proses Pembelajaran
Manekin buatan ketiga dokter itu tentunya sangat membantu. Khususnya dalam proses pembelajaran mahasiswa obgyn. Salah satunya adalah memberikan gambaran yang lebih jelas karena menggunakan alat pembelajaran berbasis 3D. Apalagi, di situasi pandemi paparan terhadap pasien makin sedikit.
“Ini membantu mahasiswa lebih terampil dan percaya diri ya. Karena mereka punya alat untuk praktik,” terang Dokter Brahmana Askandar, salah satu supervisor.
Hal itu karena selama ini mahasiswa PPDS Obgyn hanya berkesempatan belajar saat menjadi asistensi operasi saat melakukan pembedahan langsung. Selebihnya mereka belajar dari objek dua dimensi baik dari gambar dan video.
Keuntungan lain dari manekin itu adalah dari segi pembiayaan. Dokter Eighty bersyukur, karya mahasiswa bimbingannya ini sudah mendapatkan hak cipta. Ia berharap ke depannya, mereka mendapatkan bantuan untuk memproduksi secara massal.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Dekan FK UNAIR, Prof Dr Budi Santoso, dr SpOG(K). Dokter juga dituntut kreatif tidak hanya dalam melakukan pelayanan kesehatan saja melainkan juga diharapkan menciptakan alat yang bisa bermanfaat salah satunya bagi dunia pendidikan kesehatan.
“Apalagi ini eranya kolaborasi di mana dokter diharapkan mampu menciptakan inovasi yang menjawab kebutuhan dalam pembelajaran di dunia kesehatan. Salah satunya dengan menggandeng ahli di bidang lain seperti ini,” tukasnya.
Penulis: Tim FK UNAIR